BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode 149 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit I.D.4 memberikan pembekalan hardskill kepada siswa-siswi SMA Muhammadiyah 3 Genteng. Program yang berlangsung selama Agustus 2025 ini bertujuan untuk membekali lulusan dengan keterampilan praktis seperti penguasaan Microsoft Office, editing video, dan manajemen keuangan, sebagai modal kepercayaan diri untuk terjun ke dunia kerja maupun melanjutkan ke jenjang perkuliahan.
Program ini dirancang sebagai respons terhadap kondisi unik yang dihadapi sekolah. SMA Muhammadiyah 3 Genteng, yang dikenal memiliki dedikasi tinggi dalam menjangkau siswa dari berbagai latar belakang, menghadapi tantangan dalam pengembangan fasilitas fisik karena kendala status lahan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN memfokuskan program pada investasi sumber daya manusia, yakni membekali siswa dengan keahlian yang relevan dan aplikatif.
“Kami ingin memberikan kail, bukan hanya ikan. Keterampilan ini adalah bekal nyata yang bisa langsung mereka manfaatkan, baik untuk membantu pekerjaan sehari-hari, memulai usaha kecil, atau sekadar menambah kepercayaan diri mereka dalam menghadapi tantangan setelah lulus,” ungkap Dian Ari Mahiza, Ketua KKN Unit I.D.4.
Rangkaian program kerja utama dikemas dalam bentuk lokakarya yang menyenangkan dan interaktif. Para siswa tidak hanya belajar teori, tetapi langsung mempraktikkan materi seperti mengelola dokumen menggunakan Microsoft Office, teknik dasar editing video untuk kebutuhan kreatif, serta strategi praktis manajemen keuangan pribadi. Selain itu, diadakan pula sesi praktik fisika yang dirancang untuk membuat pelajaran eksak menjadi lebih mudah dipahami.
Para siswa pun terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Suasana lokakarya yang interaktif membuat materi yang kompleks seperti manajemen keuangan dan praktik fisika menjadi lebih mudah dipahami dan relevan bagi kehidupan mereka sehari-hari.
Mahasiswa KKN berharap, program ini tidak berhenti sebagai kegiatan sesaat. Harapannya, keterampilan yang telah diajarkan dapat terus diasah oleh para siswa dan menjadi nilai tambah yang membedakan mereka. Inisiatif ini membuktikan bahwa pengabdian dapat diwujudkan dengan berbagai cara, terutama dengan memperkuat potensi generasi muda saat pembangunan fisik terhambat. *
