MEDAN, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 5363 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mengikuti kegiatan Baitul Arqam Mahasiswa sebagai bagian dari pendidikan karakter.
BAM yang mulai digelar Sabtu,15/10 dibuka langsung oleh Wakil Rektor III, Dr.Rudianto, MSi di gedung P4 TK, Medan. BAM dilaksaanakan sebanyak 25 sesi dan untuk pertama diikuti sebanyak 270 mahasiswa fakuktas kedokteran. Pembukaan ditandai dengan penyerahan dokumen dan tanda peserta oleh Badan Pembina Harian UMSU yang diwakili Bendahara, Drs. Mutholib, M.M. kepada Ketua Badan Al Islam Kemuhammadiyahan, Dr Nur Rahmah Amini.
Wakil Rektor III UMSU, Dr.Rudianto, MSi menjelaskan, BAM merupakan perubahan dari Kajian Intensif Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai kegiatan wajib bagi setiap mahasiswa UMSU.
“BAM merupakan perubahan dari KIAM yang dilaksanakan sejak 2015, dan wajib diikuti setiap mahasiswa baru,
Dijelaskan, BAM sesungguhnya merupakan bentuk pelatihan dan pengkaderan awal yg akan dilanjutkan dengan program lain dalam.program pendidikan karakter. Kegiatan wajib bagi mahasiswa baru UMSU ini merupakan wujud dalam pelaksanaan visi sebagai unibersitas yang berlandaskan pada nilai-nilai islam dan kemuhammadiyaan.
Perubahan KIAM menjadi BAM dalam rangka menjawab ketentuan Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 yang berisi aspirasi pengembangan dan akselerasi menuju perguruan tinggi berkelas dunia serta dalam rangka menyikapi perkembangan IPTEK
“Ini.program resmi yang diakui muhammadiyah yang diharapkan menjadi pondasi yang melahirkan generasi berkarakter karena dala..kegiatan diajarkan nilai-nilai al Islam dan kemuhammadiyah ,” kata Rudianto.
Menyinggung para peserta BAM sesi 1 berasal dari mahasiswa Fakultas Kedokteran, Rudianto mengingatkan, jika bicara tentang sains dan teknologi yang jika tidak dipandu dengan nilai-nilai agama bisa menyesatkan. FK UMSU yang memiliki visi melahirkan dokter Islami tentunya bisa menyesuaikan dengan sains dan teknologi
Semenrara Ketua BIM, Dr. Nur Rahmah Amini menjelaskan, BAM merupakan implememtasi dari gagasan dan konsep pendiri Muhammdiyah KH Ahmad Dahlan. Tokoh yang meletakan pondasi Muhammadiyah pada pendidikan karakter. “Bagaimana menuntun generasi untuk berprilaku sesuai dengan pedoman dan tuntunan yang akhlakul karimah,” katanya. (Syaifulh/Riz)