YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Tema besar Suara Muhammadiyah selama bulan Ramadhan 1446 H/2025 adalah "Ramadhan Momentum Membangun Ekonomi Umat". Dalam rangka ini, PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah menggelar pengajian dengan narasumber Deni Asy’ari, MA, Datuak Marajo, yang juga merupakan Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah. Acara ini diselenggarakan di Grha Suara Muhammadiyah pada Jumat, (14/3). Pengajian ini berkolaborasi dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah – ‘Aisyiyah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah di sekitar kompleks Suara Muhammadiyah, seperti PRM Notoprajan, PRA Notoprajan, PCM Ngampilan, dan PCA Ngampilan.
Sebelum dimulai pengajian, PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah melakukan penandatanganan kerjasama secara resmi dengan beberapa agen Bulog Muhammadiyah (Bulogmu).
Deni Asy’ari menekankan bahwa Ramadhan bukan hanya tentang menahan haus dan lapar, tetapi juga tentang spirit perjuangan untuk mencapai kemenangan. "Ramadhan ternyata bukan faktor dan bukan sekadar cerita menahan haus dan lapar. Ramadhan ini bagian dari ujian kita bagaimana energi umat hadir untuk mewujudkan kemenangan," ujarnya. Ia mengajak jamaah untuk merenungkan mengapa peristiwa-peristiwa besar seperti Perang Badar dan Fathul Makkah terjadi pada bulan Ramadhan, saat umat Islam sedang menahan haus dan lapar. "Kalau kita renungkan kembali, secara substansi, Ramadhan yang dinilai tidak semata-mata haus dan lapar, tetapi bagaimana Ramadhan memberikan spirit perjuangan untuk menjadi orang-orang menang," tegasnya.
Ia juga mengajak jamaah untuk mengambil spirit perjuangan dari peristiwa-peristiwa tersebut. "Kita tidak akan melakukan Perang Badar atau Fathul Makkah pada Ramadhan kali ini. Tetapi yang kita ambil adalah spirit perjuangannya, spirit untuk kita menjadi pemenang. Apa itu spiritnya? Bagaimana kita menjadikan kekuatan umat ini, bagaimana kita ingin menjadikan kekuatan berjamaah ini tidak hanya untuk melaksanakan ibadah-ibadah mahdah, tetapi juga untuk membangun ekonomi umat," ujarnya.
Deni Asy’ari mencontohkan potensi ekonomi umat yang bisa dikembangkan melalui tradisi Ramadhan, seperti takjil. "Hari ini, hampir semua masjid dan musala menyediakan takjil. Ini sebenarnya potensi ekonomi umat yang luar biasa. Tetapi kita perlu mengubah kesadaran ini menjadi kekuatan jamaah. Kita tidak hanya berkumpul untuk sholat atau pengajian, tetapi juga untuk membangun ekonomi umat," ujarnya. Ia menambahkan bahwa membangun ekonomi umat tidak mungkin dilakukan sendiri, tetapi harus dilakukan secara berjamaah, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Kita di dalam membangun ekonomi umat itu tidak mungkin sendiri, tetapi harus berjamaah. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, kekuatan umat Islam ada dalam kebersamaan. Mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai momentum untuk membangun solidaritas dan ekonomi umat secara bersama-sama," pungkas Deni Asy’ari.
Aliza Fitriani, perwakilan dari Masyarakat Wirausaha (Mas Wira), membagikan pengalamannya tentang perkembangan UMKM yang ia wakili. Dalam testimoni tersebut, Aliza menyampaikan rasa syukur atas berbagai kemajuan yang telah dicapai oleh UMKM Mas Wira melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk SM Tower, Lokmar, dan Muluk Muhammadullah.
“Alhamdulillah, banyak sekali manfaat yang kami rasakan, terutama bagi kami para pelaku UMKM. Kolaborasi ini membantu kami berkembang, memperluas jaringan, dan menambah relasi,” ujar Aliza.
Menurutnya, kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga sejalan dengan visi membangun ekonomi umat. “Kami memiliki visi yang sama dalam membangun ekonomi umat, dan alhamdulillah semuanya berjalan klop. Ini mendorong kami untuk terus meningkatkan kualitas produk, baik dari segi produk itu sendiri maupun kemasannya,” tambahnya.
Aliza juga menjelaskan bahwa UMKM yang tergabung dalam Mas Wira telah memiliki perizinan lengkap, mulai dari sertifikat halal hingga PIRT. Mas Wira tidak hanya beroperasi di Yogyakarta, tetapi juga mencakup wilayah lain seperti Kulon Progo, Gunung Kidul, Sleman, dan Bantul. Di Sleman, misalnya, Mas Wira bekerja sama dengan agen Bulog Muhammadiyah untuk memenuhi kebutuhan sembako sehari-hari.
“Kenapa tidak kita saling membantu sesama umat? Alhamdulillah, dari ide-ide seperti inilah kami semakin terarah dan tidak berjalan sendiri. Kami terus berkolaborasi, dan semuanya semakin baik,” ucap Aliza.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pak Deni, yang telah memberikan kepercayaan kepada UMKM Mas Wira. “Kerjasama seperti ini sangat berarti bagi kami yang berasal dari kalangan bawah. Ternyata, Muhammadiyah sangat peduli terhadap kami. Mereka tidak memandang status atau kelas, justru dari bawahlah ekonomi umat ini bisa diangkat,” ungkapnya.
Aliza mengungkapkan kebanggaannya atas kehadiran Wirausaha Sahabat Muhammadiyah (WSM) di berbagai lokasi, termasuk di SM Tower. “Ini adalah kebanggaan dan penghargaan bagi kami. Sekali lagi, terima kasih kepada Bapak. Semoga segala nilai dan niat baik Bapak serta Muhammadiyah diberkahi oleh Allah,” tuturnya.
Di akhir testimoni, Aliza mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun ekonomi umat. “Bismillah, mari kita bersama-sama berjuang untuk membangun ekonomi umat. Aamiin,” pungkasnya.
Kolaborasi antara UMKM Mas Wira dan Muhammadiyah ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antarlembaga dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Diharapkan, kerja sama seperti ini dapat terus dilanjutkan dan diperluas ke daerah-daerah lain di Indonesia. (Riz)