KLATEN, Suara Muhammadiyah - Jam menunjukkan pukul 23.00, Mbah Komariyah masih berada di area yang esok paginya akan dilangsungkan ground breaking pembangunan Aisyi Tower, sebuah bangunan 4 lantai yang akan difungsikan sebagai hotel dan penginapan. Dengan tongkat yang menopang tubuhnya, ia mengecek satu per satu segala persiapan. Memastikan acara esok pagi berjalan lancar tanpa hambatan, dan diberkahi Tuhan.
Mbah Komariyah adalah sosok legenda bagi Aisyiyah Klaten. Meski usianya tak lagi muda, semangatnya dalam memajukan dakwah Aisyiyah di Klaten patut diacungi jempol. Tenaganya seperti tak pernah habis. Ia mendorong yang muda-muda menjadi lebih baik dalam menghadirkan dakwah pencerahan.
Lokasi Aisyi Tower tak jauh dari stasiun Klaten. Kira-kira hanya berjarak 500 meter. Bangunan 4 lantai yang masih dalam rencana pembangunan itu diinisiasi oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah Klaten menggandeng Suara Muhammadiyah yang telah sukses dengan SM Towernya.
Seperti nama menteri keuangan yang saat ini masih menjabat, Sri Mulyani, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Klaten dalam sambutannya menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada para tamu undangan yang berkenan hadir meski berada di tengah kesibukan.
Ia bersama seluruh jajarannya mengaku berkuat hati dan memberanikan diri melakukan revitalisasi gedung RSU Aisyiyah Klaten yang lama terbengkalai. Berpegang pada prinsip anti kemubaziran, Pimpinan Daerah Aisyiyah Klaten sepakat mendirikan amal usaha baru di sektor ekonomi, yang tak lain adalah sebuah hotel.
Aset besar dan sangat potensial ini menurut Sri Mulyani sarat dengan perjuangan dan pengorbanan dalam proses kepemilikannya. "Proses kepemilikan yang tidak mudah dan menguras keringat," ujarnya.
Oleh sebab itu Aisyiyah Klaten memberanikan diri mengambil langkah visioner, guna menunjang program Aisyiyah dan Muhammadiyah Klaten di penguatan sektor ekonomi. Ini menjadi keputusan yang diakuinya tidak mudah dan penuh tantangan.
Kerjasama yang harmonis antara PDA Klaten dengan SM Tower Malioboro dengan niat jihad di bidang ekonomi membuat visi ini kian jelas. Menghadiahkan sebuah kesungguhan di Milad ke-112 Muhammadiyah, Aisyi Tower diharapkan dapat menjadi icon kebanggaan bagi Aisyiyah dan Muhammadiyah Klaten.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten Iskak Sulistya menegaskan sudah saatnya warga Muhammadiyah mulai berdamai dengan cerita-cerita masa lalu yang meninabobokan. Dan menyambut dinamika kehidupan dengan semangat berkemajuan. "Cerita cerita yang meninabobokan harus berdamai dengan semangat kemajuan Muhammadiyah," tegasnya.
Berdialektika dengan semangat kemajuan adalah yang Islam perintahkan. Iskak pun mendorong agar semangat ini bisa terus dipupuk dan ditularkan kepada generasi mendatang. "Semangat dan niatan baik ini semoga bisa dipupuk sampai generasi mendatang," ujarnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah Eny Winaryati mengapresiasi terobosan yang dilakukan Pimpinan Daerah Aisyiyah Klaten. Kegiatan sangat fenomenal dan menjadi percontohan bagi seluruh PDA di Jawa Tengah. Menurutnya, penguatan pilar ekonomi menjadi program yang harus dijalankan di abad kedua bagi organisasi perempuan Muslim terbesar itu.
"Ini menjadi yang pertama pengelolaan dalam bidang perhotelan. Saya ucapkan selamat kepada ketua dan jajarannya, mudah mudahan ini menjadi yang pertama dan diikuti oleh PDA-PDA di Jawa Tengah," harapnya.
Direktur Utama Suara Muhammadiyah Deni Asy'ari MA Dt. Marajo menegaskan bahwa keberada Aisyi Tower sudah berdasarkan analisa yang akurat dan mendalam, yang secara bisnis sangat strategis dan menguntungkan.
Setidaknya ada tiga alasan mengapa bisnis perhotelan, khususnya Aisyi Tower di Klaten sangat strategis. Pertama, Muhammadiyah maupun Aisyiyah memiliki segmen yang sangat ideologis. Kedua, belum banyak kompetitor di ranah bisnis perhotelan di wilayah Klaten. Ketiga, kekuatan jejaring Muhammadiyah dan Aisyiyah yang sangat luas.
"Secara jejaring kita sudah mengawalinya dengan hadirnya SM Tower Malioboro," ungkap Deni (16/11).
Deni pun mengapresiasi PDA Klaten yang menurutnya telah melakukan lompatan besar dalam mewujudkan pilar ekonomi persyarikatan. (diko)
