BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Prof Dr KH Ahmad Dahlan MAg mengajak warga masyarakat yang memiliki hak pilih untuk menyukseskan pemilihan kepala daerah (Pilkada) dengan riang gembira dan meniatkan beribadah ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Prof Ahmad Dahlan pun menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya kepada seluruh warga Jawa Barat, Pj Gubernur beserta seluruh jajarannya, Kepolisian Daerah Jawa Barat dan seluruh jajarannya, aparat keamanan, juga para pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur, Calon Bupati-Wakil Bupati, Calon Wali Kota-Calon Wali Kota, serta para tim suksesnya yang telah menjaga kondusivitas proses tahapan kampanye Pilkada di Jawa Barat.
“Saat ini sudah masa tenang. KPUD dan Bawaslu Jabar sebagai penyelenggara telah melaksanakan tugas dengan baik. Para tokoh agama dan tokoh masyarakat serta seluruh pihak terkait telah menyadari pentingnya menjaga suasana kondusif. Kami berharap proses ini berlangsung hingga tahapan pemungutan suara tanggal 27 November besok dan proses lanjutannya, yaitu penghitungan dan penetapan siapa yang terpilih,” tegasnya di Bandung pada Selasa (26/11/2024).
Kondusivitas ini harus dijaga karena menyangkut stabilitas politik dan optimalisasi kualitas layanan publik serta keberlangsungan pembangunan daerah. Kepada seluruh warga masyarakat, khususnya anggota Muhammadiyah Jawa Barat, Prof Ahmad Dahlan mengajak senang hati ke TPS dan menentukan pilihan sesuai dengan aspirasinya. “Jauhi politik uang dan hoaks,” ajaknya.
Terkait siapa calon Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati, Wali Kota-Wakil Wali Kota, warga Muhammadiyah tidak diarahkan kepada siapa pun secara institusi. Hanya saja, dengan kecerdasannya, diyakini memilih kandidat terbaik. ”Warga Muhammadiyah itu cerdas, sudah paham mana kandidat terbaik dan yang masih belum layak,” katanya.
Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), lanjut Prof Ahmad Dahlan, tentang kehidupan dalam berbangsa dan bernegara, warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh apatis (masa bodoh) dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif. Hal itu sebagai wujud bermuamalah sebagaimana dalam bidang kehidupan lain dengan prinsip etika/ akhlak Islam yang sebaik-baiknya dengan tujuan membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Secara khusus, Prof Ahmad Dahlan juga mengingatkan para kader yang berkiprah di arena kebangsaan penyelenggara, baik itu di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) hingga level Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hingga level pengawas TPS, untuk bekerja secara profesional.
Sehingga tahapan krusial pencoblosan dan penghitungan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan aturan, jujur, dan adil. “Kepada para penyelenggara, khususnya yang merupakan kader Muhammadiyah, pegang benar aturan kepemiluan dan nilai-nilai kemuhammadiyahan,” katanya.***