Arabic Stories for Language Learners

Publish

3 January 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
372
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Arabic Stories for Language Learners: Kumpulan Cerita Seru untuk Belajar Bahasa Arab (dan Tertawa!)

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Kali ini, saya akan mengulas buku yang berjudul Arabic Stories for Language Learners (2013) karya Hezi Brosh dan Lutfi Mansur. Buku ini sangat menarik, baik bagi Anda yang sedang belajar bahasa Arab maupun yang tidak. Kumpulan cerita di dalamnya mengisahkan situasi kehidupan masyarakat Muslim di Abad Pertengahan, sehingga memberikan wawasan tersendiri tentang sejarah dan budaya Islam. Meskipun teks aslinya berbahasa Arab, Anda tidak perlu khawatir karena buku ini dilengkapi dengan terjemahan bahasa Inggris.

Uniknya, buku ini menyajikan teks Arab dan Inggris secara berdampingan, sehingga memudahkan Anda untuk membaca dan membandingkan kedua bahasa tersebut. Selain itu, dulu buku ini juga dilengkapi dengan CD audio gratis yang berisi rekaman cerita-cerita di dalamnya. Sayangnya, saya sudah tidak tahu di mana CD saya sekarang, hehe. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena sekarang penerbit telah menyediakan konten audio tersebut secara online, bahkan mungkin versi PDF dari bukunya juga ada. Jadi, Anda dapat mengaksesnya dengan mudah dan gratis.

Selama ini, saya lebih sering mengulas buku-buku yang berisi pembahasan serius. Namun, kali ini saya ingin menunjukkan sisi humoris saya dengan mengulas buku yang penuh dengan cerita lucu. Saya menemukan banyak cerita humor yang menarik di dalam buku ini. Selain menghibur, cerita-cerita tersebut juga dapat membantu kita dalam mempelajari bahasa Arab dan menjaga semangat belajar. Penasaran dengan cerita-ceritanya? Mari kita bahas bersama!

Ada sebuah cerita menarik tentang seorang penjual ikan. Ia memasang plang bertuliskan "Ikan dijual di sini." Lalu, datanglah seseorang yang berkomentar, "Tidak perlu menulis 'di sini', cukup 'Ikan dijual' saja. Orang-orang pasti tahu ikan itu dijual di tempatmu." Penjual ikan itu pun menuruti sarannya. Tak lama kemudian, orang lain datang dan berkata, "Untuk apa menulis 'dijual'? Semua orang juga tahu kamu tidak akan memberikan ikan itu secara cuma-cuma!" Penjual ikan itu kembali mengubah plangnya menjadi "Ikan" saja. 

Ada lagi orang yang usil, "Tulis 'Ikan' pun tidak perlu! Orang bisa melihat dan mencium bau ikan itu dari jauh, kok!" Akhirnya, penjual ikan itu menyadari bahwa ia tidak mungkin bisa memuaskan semua orang. Jika terus mengikuti saran orang lain, plangnya bisa-bisa kosong melompong! Cerita ini mengajarkan kita untuk bijak dalam menerima kritik. Kritik memang penting untuk evaluasi diri, namun kita tidak perlu menerima semua kritik mentah-mentah. Terkadang, kita harus tetap pada pendirian kita dan melakukan apa yang kita yakini benar.

Selain cerita di atas, ada juga kumpulan cerita lucu tentang Joha, seorang karakter fiktif yang populer di abad pertengahan. Meskipun tidak ada yang tahu pasti apakah Joha benar-benar ada, namun banyak sekali cerita dan lelucon yang mengisahkan tentang dirinya. Joha dikenal sebagai sosok yang cerdik dan humoris. Salah satu cerita tentang Joha yang cukup terkenal juga ada di dalam buku ini.

Suatu hari, Joha dan putranya pergi bersama dengan mengendarai seekor keledai. Melihat hal itu, ada orang yang berkomentar, "Lihat! Tega sekali mereka berdua menunggangi seekor keledai kecil!" Mendengar itu, Joha pun turun dan membiarkan putranya saja yang naik.

Namun, tak lama kemudian mereka bertemu orang lain yang berkata, "Anak macam apa ini? Seenaknya naik keledai sementara ayahnya disuruh jalan kaki!" Joha pun kembali mengubah strategi. Ia naik ke atas keledai dan menyuruh putranya turun. Lagi-lagi, ada orang yang mencibir, "Dasar ayah tidak tahu diri! Enak-enakan naik keledai sementara anaknya dibiarkan jalan kaki!" Karena bingung, akhirnya Joha dan putranya memutuskan untuk jalan kaki bersama-sama.

Tapi rupanya, masih ada saja orang yang mengomentari mereka, "Aneh sekali! Punya keledai kok tidak ditunggangi? Buat apa dipelihara?" Joha dan putranya pun tersadar bahwa mereka tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang. Dari kisah ini, kita belajar bahwa kritik itu wajar, tapi kita tidak perlu terlalu memusingkannya. Yang terpenting adalah kita sudah berusaha melakukan yang terbaik menurut kita. Kadang-kadang, kita harus berani mengambil keputusan dan tetap pada pendirian kita, meskipun tidak semua orang setuju.

Joha memang jago bikin ngakak! Ada lagi nih cerita tentang dia dan keledainya. Suatu ketika, Joha kehilangan keledai kesayangannya. Saat sedang mencari-cari, ia bertemu dengan tetangganya. Bukannya sedih, Joha malah berkata, "Alhamdulillah!". Tetangganya pun heran, "Lho, keledaimu hilang kok malah bersyukur?" Dengan santai Joha menjawab, "Ya ialah, coba bayangkan kalau tadi aku sedang naik keledai itu, pasti sekarang aku juga ikut hilang!"

Masih seputar Joha, ada lagi nih cerita lucunya. Di suatu malam, Joha keluar rumah dan berkeliaran di jalan. Seorang polisi yang berpatroli pun menemuinya dan bertanya, "Joha, sedang apa kau berjalan-jalan di tengah malam begini?" Wajar saja jika polisi itu heran, karena pada zaman dahulu, orang-orang biasanya sudah tidur lelap di malam hari. Dengan enteng Joha menjawab, "Tidurku hilang, Pak! Jadi aku sedang mencarinya." 

Ada juga cerita ketika Joha sedang berada di rumah dan mendengar ada pencuri yang masuk. Alih-alih melawan atau berteriak minta tolong, Joha malah bersembunyi di dalam lemari. Sang pencuri mencari-cari barang berharga di seluruh ruangan, namun tak menemukan apa pun. Ia pun membuka lemari, dan betapa terkejutnya ia ketika menemukan Joha bersembunyi di dalamnya. Dengan gugup, pencuri itu bertanya “Ya syekh, apa yang kau lakukan di dalam lemari?" Joha pun menjawab dengan polosnya, "Maaf, aku malu karena tidak punya barang berharga untuk kau curi. Makanya aku bersembunyi." 

Ada-ada saja tingkah Joha. Jelas sekali Joha adalah karakter fiktif yang diciptakan untuk menghibur. Meskipun ceritanya terkadang terkesan lebay, namun justru di situlah letak kelucuannya. Meskipun buku ini berisi banyak cerita lucu, ada juga beberapa cerita serius yang sarat makna dan hikmah. Salah satunya mengisahkan seorang pria yang datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk meminta bantuan karena keluarganya sedang kelaparan. Rasulullah SAW tidak memberinya ikan, melainkan kapak dan mengarahkannya untuk menebang kayu, kemudian menjualnya agar ia bisa membeli makanan.

Pria itu pun menuruti nasihat Rasulullah SAW. Ia bekerja keras menebang kayu dan menjualnya. Hasilnya, ia bisa menghidupi keluarganya dan tidak perlu lagi mengemis. Kisah ini mengajarkan kita bahwa memberi keterampilan jauh lebih bermanfaat daripada hanya memberi bantuan sesaat. Seperti kata pepatah, "Beri seseorang ikan, Anda memberinya makan sehari. Ajari seseorang cara memancing, Anda memberinya makan seumur hidup."

Selain cerita tersebut, masih banyak cerita lain yang mengandung nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip hidup yang luhur. Bahkan, ada juga beberapa dongeng binatang yang mengajarkan pesan-pesan kebaikan. Buku Arabic Stories for Language Learners ini sangat cocok dibaca oleh siapa saja, terutama kaum muda dan anak-anak. Melalui cerita-cerita yang menarik, mereka dapat belajar tentang nilai-nilai moral, etika, dan hikmah kehidupan. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Khazanah

Begini Cara Pak Kasman Memahami Perempuan dalam Islam Oleh Mu’arif Sebenarnya, Kasman Singod....

Suara Muhammadiyah

25 September 2023

Khazanah

Masjid Kobe dan Fajar Islam di Jepang Oleh: Azhar Rasyid, Penilik sejarah Islam Kobe kini dikenal ....

Suara Muhammadiyah

28 September 2024

Khazanah

Cita-cita Haji Hisyam Terwujud Setelah 43 Tahun: Inilah Universitas Muhammadiyah Pertama Oleh: Mu&r....

Suara Muhammadiyah

11 October 2023

Khazanah

Menilik Relasi Bung Karno Dan Muhammadiyah Bengkulu Berdasarkan Arsip Koran Lokal “Penaboer&....

Suara Muhammadiyah

11 October 2023

Khazanah

Pendidikan Etika dan Fikih Lalu Lintas Oleh: Mukhlis Rahmanto, Dosen Fakultas Agama Islam Universit....

Suara Muhammadiyah

28 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah