SORONG, Suara Muhammadiyah - Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Muhammadiyah Kabupaten Sorong terus berperan aktif dalam mempersiapkan anak didik menjadi individu mandiri yang memiliki berbagai keterampilan.
Komitmen Panti Asuhan Muhammadiyah Kabupaten Sorong ini salah satunya diwujudkan dalam program Eco-pesantren yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan serta melatih anak didik dalam kemandirian pangan. Berbagai jenis pangan telah dibudidayakan oleh anak panti, seperti sayur sawi, kangkung, ikan nilai, hingga ayam kampung.
Ketua LKSA Panti Asuhan Muhammadiyah Kabupaten Sorong, Muhammad Kartono, S.Kom., yang ditemui saat memberikan pelatihan penanaman bibit sayur sawi bagi anak panti pada Ahad (24/09/2023), menjelaskan program Eco-pesantren ini.
“Program ini untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendasar bagi kami di Panti, yaitu kebutuhan konsumsi harian terutama di sayur dan lauk pauk. Kita usahakan untuk mereka bisa mandiri agar tidak mengandalkan beli di luar.” Jelas Kartono.
Kartono juga menambahkan, untuk saat ini budidaya tanaman pangan masih untuk memenuhi kebutuhan internal penghuni panti. Pengembangan ke depannya diharapkan hasil budidaya dapat dipasarkan sehingga bisa dijadikan unit usaha milik panti.
“Kami di sini melatih anak panti dari mulai pembibitan hingga perawatan, mereka kerjakan mandiri sendiri. Selain pemberdayaan di bidang pertanian, kami juga punya kolam di belakang panti yang kita isi dengan ikan nila, ada juga ayam kampung. Jadi anak panti yang mau ambil silakan” kata Kartono.
Program ini terbukti sukses dalam mengajarkan anak-anak tentang pertanian berkelanjutan, teknik budidaya, perawatan tanaman, dan manajemen sumber daya. Anak-anak di panti asuhan terlibat langsung dalam setiap tahap dari budidaya, dari menyiapkan tanah hingga merawat tanaman dan panen hasilnya. Proses ini telah membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian yang kuat pada anak panti.
Panti Asuhan Muhammadiyah Kabupaten Sorong saat ini memiliki anak asuh yang terdiri atas 24 putri dan 15 putra. 80% anak-anak ini merupakan orang asli Papua yang berasal dari Teluk Bintuni, Saigun, Sausapor, dan wilayah sekitar Sorong Raya. Selain program kemandirian pangan, anak panti juga diberikan bekal hafalan Al-Qur’an Juz 30, keterampilan produk kerajinan tangan, hingga didorong untuk aktif di kegiatan ortom seperti Tapak Suci dan Hizbul Wathan. (EPR)