Belajar Makna “Sang Pencerah” dari Dr. Winai Dahlan
Oleh: Vritta Amroini Wahyudi, S.Si, M.Si, Mahasiswa PhD Biotechnology Chulalongkorn University, Dosen Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang
Menjadi mahasiswa doktoral bioteknologi program di Chulalongkorn University merupakan salah satu kesempatan berharga yang saya dapatkan dari Allah SWT. Latar belakang sains dan keinginan memperdalam ilmu sebagai hamba Allah SWT, membuat saya bertemu dengan tim Assoc. Prof. Dr. Winai Dahlan, pendiri Halal Science Center Chulalongkorn University. Tim HSC CU sudah menjadi bagian dari “keluarga” di Bangkok. Pertama kali menginjakkan kaki di Bangkok, keluarga dari HSC CU yang menyambut kedatangan saya di Suvarnabhumi Airport.
Saya dijemput, dicarikan tempat tinggal, dibuatkan acara welcome lunch, diundang di beberapa acara HSC CU seperti Halal Run Fest 2024, bahkan terbuka untuk hadir di acara Thailand Halal Assembly 2024. Pada kesempatan tengah semester kemarin pun, keluarga dari Universitas Muhammadiyah Malang bersilahturahmi ke HSC CU, dan Dr. Winai yang saat itu baru saja kembali dari perjalanan dari Turki, menyempatkan langsung hadir menyapa. Beliau di usia 72 tahun, sangat nampak segar, bugar, dan tentunya sangat hangat, menemui kami dan membagi kisah bersama kami.
Kami menyebutnya sebagai karomah. Dr Winai Dahlan yang merupakan cucu dari KH. Ahmad Dahlan (ayah Dr Winai Dahlan bernama Irfan Dahlan), memiliki perjalanan kisah hidup yang luar biasa. Komitmen yang kuat, dedikasi yang luhur, dan hati yang tulus sangat nampak dari pribadi beliau. Dr. Winai Dahlan dengan kesuksesan dari HSC CU, menjadikan beliau termasuk ke dalam “500 Muslim Berpengaruh”. Kesan bersahaja (sederhana, tidak berlebihan), begitu melekat ketika kami berinteraksi dengan beliau. Hal ini sangat nampak dengan begitu terbuka dan welcome nya beliau terhadap semua visitor yang ingin belajar di HSC.
“Every student who wants to learn in our lab; is free. Like you.”
Itu yang disampaikan kepada saya secara langsung dan juga dilanjutkan dengan anggukan dari advisor II saya, Dr. Najwa, yang merupakan researcher HSC CU. Mahasiswa yang ingin belajar melalui internship bisa datang ke Halal Science Center secara gratis. Perguruan tinggi hanya perlu mengurus administrasi untuk perizinan dan penyediaan akomodasi untuk mahasiswa.
Besarnya komitmen Dr Winai Dahlan sebagai muslim sejati juga nampak dalam program-program kerja yang dibuat. Tim HSC selalu menyebut bahwa Ajarn Winai (ajarn adalah panggilan murid ke guru dalam bahasa Thailand), selalu meneladani Rasulullah SAW dalam keseharian. Bersama tim HSC, Dr Winai berperan dalam regulasi dan validasi halal di Thailand (bersama dengan The Central Islamic Council of Thailand). Edukasi kepada masyarakat juga nampak di kegiatan kajian rutin di masjid, ataupun live streaming di youtube dan juga facebook. Kajian ini tentu dengan bahasa Thailand.
Kajian dalam bahasa internasional, nampak pada proker Thailand Halal Assembly yang diselenggarakan tiap akhir tahun. Bahkan pada tahun 2024 ini, Thailand Halal Assembly diadakan dengan menyertakan AI sebagai interest scope sebagai bukti bahwa Dr Winai selalu uptodate untuk keilmuan. Sisi entertain nampak pada proker Halal Run Fest, seperti yang telah saya sebutkan di awal. Proker ini juga tiap tahun. Sesuai dengan culture sehat masyarakat Thailand, acara ini adalah program lari bersama. Tentunya sisi entertain nampak dari halal food bazaar dan cosmetic yang diselenggarakan.
Lalu apalagi yang bisa kita pelajari dari Halal Science Center Chula? Banyak orang tidak tahu bahwa HSC CU sesungguhnya bukan hanya tentang wet lab namun juga sangat aplikatif di berbagai bidang multidisiplin. HSC memiliki empat cabang seperti yang nampak pada gambar di bawah ini.
Ya, HSC CU memiliki empat cabang antara lain:
HABIDAH (The Halal Big Data House) di Chiangmai. Cabang ini berjalan untuk pengembangan teknologi termasuk platform dan AI untuk halal.
HICOLEC (The Halal Innovation Community Learning Center & Thinking School) di Nakhon Nayok. Cabang ini bergerak untuk edukasi.
Hafana (The Halal Food and Nutrition Awareness), bekerjasama dengan IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) di Pattani. IMT-GT merupakan network kerjasama nyata antara tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Lokasi Pattani merujuk pada Thailand Selatan sebagai pusat wilayah muslim di Thailand.
HAFOLAB (Halal Forensic Laboratory) dan BIHAP (The Business Incubator of Halal Products) di Bangkok. Ini merupakan kantor utama yang biasa dikunjungi di Chulalongkorn University.
Ada yang menarik di sini, bukti komitmen Dr Winai Dahlan di bidang halal sains sangat nampak bagaimana pemikiran visioner yang terealisasi dari beberapa program kerja dan juga kolaborasi secara profesional. Muhammadiyah dengan Islam Berkemajuan, adalah ghiroh yang membutuhkan komitmen, kerja keras, ilmu, wawasan, dan ketulusan dalam bekerja dan berelasi. Nampaknya inilah yang membuat saya sangat antusias berbagi sedikit pengalaman saya yang ada di sini. Makna “Sang Pencerah” dari pribadi Dr Winai Dahlan, semoga bisa kita pelajari di sini. Halal bukanlah milik seseorang dan golongan tertentu.
Halal merupakan basic aplikasi syariah dan fiqih yang bisa kita pelajari bersama. Multidisiplin ilmu dibutuhkan dan tentunya bukan sekedar politik, namun juga kontribusi sains dan teknologi juga penting. Semua berfungsi untuk memberikan bukti nyata atas kebesaran Allah SWT. Seperti yang nampak pada Al Baqarah 168 tentang Halal dan Thayyib. Halal akan selalu bersanding dengan yang Thayyib (baik). Bersama dengan ilmu, adab sebagai muslim otomatis akan terjalin dan hal ini semakin menguatkan bahwa Islam merupakan “Islam Rahmatan lil 'Alamin”, Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta. Sangat manis, sangat indah. Ya, begitulah Islam sesungguhnya.