MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Prodi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan (TRP) PoltekMu Makassar membuktikan visi Unggul dan Berkemajuan tidak hanya isapan jempol belaka.
Bagaimana tidak, mahasiswa Prodi Sarjana Terapan TRP yang baru tingkat satu dan dua, sudah diperkenalkan teknologi X-Ray teranyar, yang bahkan di Indonesia saja masih jarang teraplikasikan.
Prodi D4 TRP Politeknik Muhammadiyah Makassar menggelar seminar bertema “The Power Sight: Peran Pencitraan Sinar X-Ray Advance dalam Dunia Radiologi” pada Kamis, 16 Oktober 2025. Seminar ini merupakan implementasi kerja sama antara PoltekMu, khususnya Prodi Sarjana Terapan TRP dan Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI) Pengurus Daerah Sulawesi Selatan.
Para mahasiswa, dosen, dan praktisi kesehatan memadati Ruang Aula I Gitf Gedung Iqra Unismuh Makassar. Mereka menyimak dengan khidmat pemaparan materi para radiografer kawakan, terlebih para mahasiswa yang tampak serius menyimak sambil mencatat.
Dalam seminar itu, hadir juga Ketua PARI Pengda Sulsel, Herdiansyah beserta jajarannya. Hadir pula Ketua BPH PoltekMu, Arifuddin Ahmad dan Wakil Direktur 1 A.M. Fadhil Hayat yang bahkan mengikuti seminar sampai akhir.
Seminar ini menghadirkan, Giovana Nopa Prancisca, narasumber berkompeten yang membahas perkembangan terbaru teknologi pencitraan sinar-X dalam menunjang diagnosis dan pelayanan medis.
Anggota European Society of Radiology itu memperkenalkan sejumlah teknologi sinar X yang saat ini sedang dikembangkan di dunia.
Giovana memperkenalkan teknologi Dynamic Digital Radiology (DDR) di dunia radiologi yang kini dapat mencitra objek dengan gerakan. Teknologi ini sudah menghasilkan pencitraan tiga dimensi dan tingkat akurasi yang lebih tinggi.
Giovana juga memperkenalkan teknologi tomosintesis, alat radiografi yang sangat detail mencitra, biasanya digunakan pada payudara. "Lihat, dengan tomosintesis yang mengambil irisan-irisan pencitraan objek, kuning-kuningnya itu kelihatan jelas, nah kuning-kuning itulah sel kanker itu," jelas dia sambil menampilkan hasil pencitraan dengan tomosintesis.
Mahasiswa D4 TRP dan hadirin seminar lainnya semakin bersemangat ketika Giovana menunjukkan hasil citraan Dual Energy X-Ray. Canggihnya, alat yang menggunakan dua spektrum sinar X ini dapat membedakan material di dalam tubuh sangat detail, bahkan
mencitrakan jaringan dan tulang dalam satu waktu.
Gio juga menyebut, pencitraan ini masih baru dan masih dikembangkan di Indonesia, sehingga membuka peluang bagi mahasiswa untuk meneliti hal ini lebih mendalam. "Semoga dari TRP lahir penelitian baru terkait perkembangan pencitraan sinar-x semacam ini," ujar dia.
Tidak hanya Giovana, seminar semakin membuat peserta menegakkan punggung dan menyungging senyum ketika Radiografer Kawakan, Juanda memaparkan materinya.
Tidak mengherankan, Juanda adalah gurunya para guru Radiologi. Juanda adalah salah satu dosen pertama ATRO Muhammadiyah Makassar yang berdiri pada 1994 dan kini melebur menjadi Prodi Radiologi PoltekMu.
Juanda menyaksikan perkembangan teknologi X-Ray. Ia menekankan, hal yang harus dimiliki seorang radiografer adalah ketekunan untuk terus belajar dan selalu siap menghadapi tantangan meski tetap menikmati zona nyaman. Semangat belajar harus terus digelorakan.
Ia menegaskan, para mahasiswa Radiologi harus selalu praktik, terjun ke lapangan.
"Dan, kalian, mahasiswa-mahasiswa D4 TRP sudah memilih tempat yang tepat dengan kuliah di sini!," tegas dia.
Radiografer sejak era 80-an ini juga menekankan bahwa senior-senior juga harus terus menjadi mentor yang tidak berhenti mendampingi radiografer muda. "Sama-sama belajar, lah. Saya, waktu lajut kuliah, tidak malu-malu untuk belajar ke Bu Nurul Jannah yang notabene, dahulunya, mahasiswa saya."
Hal yang tidak kalah penting, kata dia, radiografer harus menjunjung tinggi etika dan komunikasi efektif. Ia menegaskan, radiografer memberikan pelayanan kepada pasien, karena itu komunikasi efektif, sikap yang baik merupakan kunci pelayanan prima.
"Waktu saya masih mengajar di ATRO ini, etika, komunikasi, dan attitude inilah yang selalu saya tekankan ke mahasiswa," kata dia.
Sementara itu, Ketua Program Studi TRP Nurul Jannah Jamal menyampaikan bahwa seminar ini menjadi upaya prodi dalam memperkuat kompetensi civitas akademika, tidak hanya mahasiswa, tetapi juga staf pengajar, bahkan alumni sekaligus mempertemukan teori dengan praktik.
“Melalui seminar ini, kami ingin membuka wawasan kami, terlebih lagi mahasiswa, agar siap menghadapi tantangan dunia usaha, dunia industri, dan dan dunia kerja di bidang radiologi. Terlebih lagi, teknologi memang selalu bergerak cepat," ungkap dia.
Tidak hanya itu, untuk pengetahuan dan aplikasi lebih mendalam, pihaknya akan menerjunkan mahasiswa langsung untuk mempraktikkan alat-alat X-Ray terbaru itu di wahana pendidikan yang telah menyediakan.
"Kurikulum kami memang seperti itu, teori-praktik, dan tidak hanya alat-alat lama, tetapi kita terus pantau yang terbaru, dan sebisa mungkin, minimal kita kenali," kata dia.
Ia bersyukur karena antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif yang berlangsung aktif. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Prodi Teknologi Radiologi Pencitraan menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi di bidang kesehatan.
