YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Gelaran wisuda Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) periode II tahun ajaran 2023/2024 menyisakan cerita menarik dari salah satu wisudawan terbaik, Aida Nur Fathiyah. Aida yang berasal dari program studi D3 Teknologi Elektro-Medis yang diwisuda pada hari Rabu (6/12) berkisah mengenai perjuangan dan ketekunannya dalam mengasah bakat dan mencurahkan segenap kemampuannya. Selama 3 tahun 1 bulan masa perkuliahannya ia pun berhasil meraih segudang prestasi baik di bidang akademik dan non-akademik. Puncaknya, ia berhasil menjadi wisudawan terbaik program Vokasi UMY periode II tahun ajaran 2023/2024.
Aida yang lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.76 telah aktif berkegiatan khususnya di bidang pemrograman, yang sekaligus membuka jalannya untuk mengikuti Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres). Aida percaya, semua capaian yang telah ia raih tidak semata-mata karena bakat, namun juga hasil dari kerja keras dan ketekunannya dalam usaha meraih impian.
“Dulu saat masih berkuliah, saya masih berkeyakinan bahwa bakat merupakan kunci dari kesuksesan seseorang. Namun kenyataannya, bakat bukanlah satu-satunya kunci, jika tidak ditambah dengan usaha dan kerja keras. Masa perkuliahan saya di UMY telah mengajarkan saya bahwa menjadi yang terbaik memerlukan komitmen, kerja keras dan tekad untuk selalu berjuang,” ujar Aida saat berpidato di hadapan ratusan wisudawan lainnya.
Komitmen serta ketekunan Aida telah terlihat sejak awal mula ia berkuliah, di saat ia memutuskan untuk mengambil setiap peluang berharga yang ia temukan. Aida mengaku tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tidak memanfaatkan setiap kesempatan dan melewatkannya begitu saja.
“Saya terinspirasi dari keadaan di masa awal perkuliahan saya, yang pada saat itu masih dilanda pandemi Covid-19. Bagaimana seluruh civitas academica di UMY yang tidak menyerah kepada keadaan bahkan semakin gencar dan bersemangat untuk menghasilkan karya, hingga berhasil mempertahankan reputasinya dengan menghasilkan berbagai pengetahuan, inovasi dan pengalaman baru,” imbuh Aida.
Semua kerja keras yang telah Aida lakukan pun berbuah hasil yang manis baginya. Sebelum akhirnya menjadi wisudawan terbaik, semasa kuliah ia telah menjadi mahasiswa berprestasi baik di tingkat universitas maupun wilayah. Aida merupakan Juara 1 Liga Diploma Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) tahun 2022. Kemudian maju ke tingkat wilayah dan menjadi Juara 5 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Perguruan Tinggi Program Diploma Tingkat Wilayah V di tahun berikutnya. Aida juga berhasil meraih predikat 5th Indonesia’s Best Programmer di Kompetisi Pemrograman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Seakan belum cukup, ia pun berhasil mempublikasikan tulisan ilmiahnya di jurnal yang terindeks Scopus, dengan judul “Transcranial Photobiomodulation (tPBM) as Alzheimer Therapy”.
Di era yang semakin berkembang pesat, Aida percaya bahwa sudah bukan saatnya bagi anak muda untuk tidak berani bermimpi dan menggali potensi. Lebih jauh, ia menekankan bahwa perjalanan mahasiswa hingga akhirnya lulus tidak semata untuk mencari gelar, melainkan juga bentuk pertumbuhan, pembelajaran dan penemuan diri. “Definisi terbaik dari setiap individu itu pasti berbeda, sehingga tidak perlu selalu membandingkan pencapaian diri dengan orang lain. Yang terpenting adalah mencapai potensi maksimal dan memberikan dampak positif sesuai dengan nilai dan tujuan pribadi,” tutup Aida. (ID)