SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Resepsi Milad Muhammadiyah ke-113 yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman, pada Selasa, 18 November, di Sleman City Hall. Mengusung tema "Memajukan Kesejahteraan Bangsa", acara ini dihadiri ratusan Pengurus PDM, PCM, PRM, Ortom dan Amal Usaha Muhammadiyah se-Sleman. Rangkaian kegiatan seni hingga peluncuran program Muhammadiyah Sleman Expo #1 (MSE #1) turut memeriahkan acara.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, H Cahyono, SAg, hadir menyampaikan tausiyah tentang pentingnya penguatan ideologi persyarikatan di tengah derasnya arus informasi. Ia mengajak warga Muhammadiyah mensyukuri usia persyarikatan yang telah mencapai 113 tahun. Menurutnya sebuah angka yang membuktikan kekuatan dan daya tahan persyarikatan.
"Semakin tua kok semakin dadi, semakin tua kok semakin kuat, semakin sepuh bukan semakin rapuh tapi semakin ampuh. Inilah Muhammadiyah," tegasnya.
H Cahyono juga menyinggung bagaimana Muhammadiyah, meskipun kerap disalahpahami atau bahkan dibenci oleh sebagian masyarakat yang belum mengenalinya, mampu berkembang berkat kebijaksanaan para ulama.
Ia mengutip kisah legendaris KH AR Fachruddin yang diminta panitia pengajian di Temanggung agar tidak menyebut nama Muhammadiyah karena adanya kebencian di kalangan jemaah. Namun dengan kebijaksanaan, Kiai AR Fachruddin justru menggunakan separuh waktu penyajiannya untuk menjelaskan tentang Muhammadiyah.
"Loh, Bapak Ibu pun pirso Muhammadiyah dereng? Loh, Muhammadiyah meniko sae loh," tutur
H Cahyono menirukan Kiai AR Hasilnya luar biasa, jemaah semakin memahami dan menerima. Kiai AR Fachruddin menjadi rutin mengisi pengajian di sana, dan kini jumlah warga Muhammadiyah di daerah tersebut justru melampaui organisasi lain.
Kisah ini menjadi teladan bahwa syiar dan dakwah harus dilakukan dengan cara yang santun. H Cahyono menyebut acara Muhammadiyah Sleman Expo disebut sebagai bentuk "pamer" dalam arti syiar, memamerkan kebaikan dan manfaat amal usaha Muhammadiyah.
Dalam tausiyahnya, H Cahyono mengkritisi survei yang menyebut jumlah warga Muhammadiyah hanya (5% hingga 9%). Menurutnya, jika dihitung seluruh lulusan dari lembaga pendidikan Muhammadiyah, kekuatan riil Muhammadiyah jauh lebih besar.
"Kalau kemudian kita bisa menghitung berapa lulusan Muhammadiyah dari TK sampai kemudian perguruan tinggi itu kan yo Muhammadiyah," ujarnya.
Kekuatan ini terbukti dalam ranah politik, di mana kontestan yang didukung Muhammadiyah, seperti dalam pemilihan DPD RI, berhasil menempati posisi unggul. Ia menegaskan bahwa kekuatan Muhammadiyah digerakkan oleh kekuatan hati, bukan materi.
"Pimpinan-pimpinan persyarikatan Muhammadiyah digerakkan oleh hati, bukan oleh materi. Maka alhamdulillah dari pusat sampai ranting semua pimpinan-pimpinan Muhammadiyah itu tidak ada yang digaji dan itulah ciri khas dari persyarikatan Muhammadiyah."
Inti dari tausiyah H Cahyono adalah penguatan ideologi persyarikatan, yang menjadi amanat prioritas Muktamar. Hal ini menjadi benteng penting, terutama bagi generasi muda yang terpapar arus informasi dan ideologi lain melalui media sosial. Ia mencontohkan kasus ledakan bom yang melibatkan pelajar, yang menunjukkan bahaya pengaruh ideologi negatif.
"Pengaruh ideologi seperti inilah yang kemudian harus dibentengi oleh ideologi persyarikatan Muhammadiyah," tegasnya.
Sebagai benteng, Ia menekankan Paham Keagamaan menurut Muhammadiyah, yang terumuskan dalam Risalah Islam Berkemajuan, yang memiliki lima ciri utama, yaitu Al-Mabniu ‘ala at-Tauhid (Landasan Tauhid), Ar-Ruju' ila Qur'an wa Sunnah (Rujukan Al-Qur'an dan As-Sunnah), Ihya’u al-Ijtihad wa at-Tajdid (Menghidupkan Ijtihad dan Tajdid), Tanmiyatu al-Wasathiyah (Mengembangkan Islam Wasathiyah/Garis Tengah), Islam Rahmatan lil Alamin (Wujud Islam sebagai Rahmat bagi Seluruh Alam).
Sebagai penutup, H Cahyono mencontohkan implementasi Islam Rahmatan lil Alamin, PWM DIY mendapat amanat mendampingi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di Papua Pegunungan dengan rencana pembukaan klinik atau rumah sakit.
"Bagaimana ketika Islam dikembangkan di sana oleh persyarikatan Muhammadiyah? Diharapkan mudah-mudahan bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam," tutupnya. (Arief/Anggi)


