Mahasiswa Asing Eksplorasi Budaya di Kotagede Lewat Fotografi
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Summer Course 2025 yang diselenggarakan oleh International Program of Communication Studies (IPCOS), Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi dimulai pada Senin (28/7). Bertempat di Laboratorium Ilmu Komunikasi Gedung D UMY, kegiatan ini mengusung pendekatan visual storytelling untuk mendalami budaya lokal Kotagede, Yogyakarta.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UMY, Dr. Filosa Gita Sukmono, dan Sekretaris IPCOS UMY, Dr. Muria Endah Sokowati serta dilanjutkan dengan pengalungan ID card kepada peserta dan buddies sebagai simbol dimulainya program. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara, termasuk Filipina, Malaysia, dan Indonesia, yang tergabung dalam lima kelompok tematik eksplorasi budaya.
Dalam sesi perkenalan, peserta diminta menuliskan harapan mereka mengikuti summer course, sekaligus menjawab pertanyaan awal: “Apa yang kamu ketahui tentang Kotagede?” dan “Apa kesan pertamamu setelah membaca literatur tentangnya?” Jawaban peserta dikumpulkan dalam bentuk tulisan, gambar, maupun catatan kreatif dan diunggah ke Google Drive sebagai arsip pembuka perjalanan belajar.
Sesi berikutnya memperkenalkan buddies, supervisor lapangan, serta dosen pembimbing yang akan mendampingi peserta selama 11 hari ke depan. Di antara para dosen dan fasilitator pembimbing yang terlibat adalah Zuhdan Aziz, M.Sn, Dhimas Aryo, M.Sn, Dr. Fajar Junaedi, Erwan Sudiwijaya MA, Nanang Widiyatmoko M.Sn, Dr. Senja Yustitia, dan Aryo Yudanto MA
Usai sesi pengantar, peserta menerima materi perdana bertema *"Visual Method of Documentary Photography"* yang disampaikan oleh Zuhdan Aziz, M.Sn. Materi ini memperkenalkan pendekatan fotografi dokumenter sebagai metode observasi budaya, etnografi visual, dan cara menyampaikan narasi melalui gambar.
"Melalui fotografi dokumenter, kita bisa menangkap bukan hanya peristiwa, tapi juga emosi dan makna di baliknya," ujar Zuhdan dalam paparannya.
Kegiatan hari pertama ditutup dengan sesi *Camera Technique* bersama Zuhdan Aziz dan Dhimas Aryo, diikuti eksplorasi lapangan ke Kotagede. Peserta dibagi menjadi dua kelompok dan menelusuri dua rute berbeda, menyusuri jagang (benteng pertahanan), pasar tradisional, sungai Gajah Wong, dan pemukiman warga. Di lapangan, peserta membuat catatan awal tentang impresi visual dan budaya yang mereka temui.
Salah satu peserta, Isabela Dansel dari Ateneo de Manila University, mengungkapkan antusiasmenya, “Saya baru pertama kali terlibat dalam eksplorasi budaya dengan kamera sebagai media utama. Ini menarik dan membuka perspektif baru.”
Eksplorasi visual dan narasi yang dimulai hari pertama ini akan menjadi dasar proyek akhir berupa pameran foto dan katalog budaya Kotagede yang akan digelar pada 6 Agustus mendatang.