YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Ekonomi dan Lembaga Pengembang UMKM sejatinya memiliki peran vital dalam menggerakkan roda perekonomian Persyarikatan. Dengan segala potensi yang luar biasa itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas berharap progres ekonomi Muhammadiyah ke depan bisa merangsek pada skema bisnis yang lebih besar, yaitu masuk ke dalam bisnis tambang. Jalan ini menurut Abbas, mengharuskan Muhammadiyah melakukan kerja sama dengan pemerintah.
Perlunya relasi baik antara Muhammadiyah dengan pemerintah ini, mendorong Anwar Abbas menyampaikan rencana pengunduran dirinya sebagai Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi ekonomi.
Alasan Anwar Abbas tak ingin mengomandoi Majelis Ekonomi disinyalir karena citranya yang kurang baik di mata pemerintah. Hal ini menurut Wakil Ketua Umum MUI itu jika terus dipertahankan, ditakutkan dapat menghambat hubungan diplomatik antara Muhammadiyah dengan pemerintah dalam rencana pengelolaan tambang.
“Saya habis Muktamar menyatakan diri dalam sidang pleno pertama, saya tidak lagi mau menjadi Ketua Majelis Ekonomi. Apa alasan saya tidak mau menjadi Ketua Majelis Ekonomi, karena saya ingin Muhammadiyah juga masuk ke usaha-usaha besar, terutama tambang,” ujarnya.
Dengan enteng Anwar Abbas menyebut nama mantan Menko PMK Muhadjir Effendy saat ditanya siapa yang nanti akan menggantikan posisinya.
“Kalau Muhammadiyah masuk ke tambang berarti Muhammadiyah harus berhubungan dengan pemerintah. Sementara citra saya di kalangan rezim kurang bagus. Makanya saya sadar betul saya mundur. Lalu Pak Haedar tanya sama saya, terus siapa yang gantikan Pak Anwar Abbas, saya minta Prof Muhadjir,” ungkapnya dengan enteng saat memberikan pengantar pada acara Membangun Korporasi Microfinance Muhammadiyah di Hotel Kaliurang Yogyakarta (12/12).
Setelah tidak mengisi posisi sebagai Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi ekonomi, Anwar mengaku ingin menjadi Ketua PP yang mengurus iuran anggota. Namun karena anggota PP yang lain tidak mensetujui hal itu, jadilah Anwar menjadi Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Ekonomi dan UMKM. (diko)