BLORA, Suara Muhammadiyah – Dalam kajian bertema "Da'i Muhammadiyah di Era Kecerdasan Buatan (AI)" yang diadakan di Masjid Al Hikmah Muhammadiyah, Ahad (6/10), Ustaz Gunawan Trihantoro, SPdI, menyampaikan pandangannya tentang peran penting teknologi dalam perkembangan dakwah masa kini. Acara yang berlangsung pada Ahad pagi ini dimoderatori oleh Ustaz Zaenal Arifin, MM., dan dihadiri oleh jamaah dari berbagai kalangan.
Menurut Ustaz Gunawan, kemajuan teknologi, khususnya AI, menghadirkan berbagai peluang sekaligus tantangan bagi para Da'i Muhammadiyah. “Era Kecerdasan Buatan membuka banyak peluang bagi Da'i Muhammadiyah, salah satunya dalam automasi konten dakwah,” jelasnya di hadapan jamaah. Ia menyampaikan bahwa dengan adanya teknologi ini, para Da'i dapat lebih mudah menyebarkan materi dakwah melalui media sosial, situs web, dan aplikasi digital. AI memungkinkan penyebaran konten secara terjadwal dan terstruktur, yang dapat menjangkau khalayak lebih luas.
Selain itu, Ustaz Gunawan juga membahas peran teknologi dalam meningkatkan interaksi virtual antara Da'i dan jamaah. "Dengan bantuan chatbot atau asisten virtual berbasis AI, pertanyaan-pertanyaan dari jamaah bisa dijawab secara cepat dan tepat waktu. Ini tentunya membantu pelayanan dakwah kita menjadi lebih responsif dan efektif," ujar Ustaz Gunawan, yang mendapatkan perhatian penuh dari para peserta kajian.
Melalui teknologi AI, lanjut Ustaz Gunawan, para Da'i juga dapat melakukan analisis data untuk memahami kebutuhan jamaah. "AI bisa menganalisis data minat jamaah, sehingga kita bisa menyusun program-program dakwah yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," tambahnya. Dalam paparan tersebut, ia menekankan bahwa pemanfaatan data ini dapat membantu para Da'i untuk lebih fokus dalam merancang materi dakwah yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan jamaah.
Namun, Ustaz Gunawan tidak hanya membahas sisi positif teknologi AI. Ia juga memperingatkan jamaah akan tantangan yang mungkin timbul, seperti penyalahgunaan teknologi untuk menyebarkan informasi yang keliru atau tidak sesuai dengan ajaran Islam. "AI juga bisa disalahgunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau konten yang bertentangan dengan ajaran agama. Di sinilah peran kita sebagai Da'i Muhammadiyah untuk lebih bijak dalam memilah dan mengelola informasi yang disebarkan," tuturnya.
Ustaz Gunawan juga mengingatkan adanya risiko dehumanisasi dakwah. Menurutnya, teknologi tidak boleh menggantikan kehadiran fisik dan interaksi langsung antara Da'i dan jamaah. "Meskipun teknologi mempermudah, hubungan langsung tetap penting dalam dakwah. Jangan sampai kita terlalu bergantung pada teknologi hingga kehilangan esensi dakwah yang humanis," tegasnya.
Di akhir kajian, Ustaz Gunawan menyampaikan pentingnya meningkatkan literasi digital di kalangan para Da'i Muhammadiyah agar lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi. "Para Da'i harus memahami cara kerja AI dan menggunakan teknologi ini secara bijaksana. Pelatihan literasi digital sangat penting agar kita bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dakwah yang berlandaskan kemanusiaan," ujarnya, yang diamini oleh moderator Ustaz Zaenal Arifin.
Sebagai penutup, Ustaz Gunawan mengajak para Da'i Muhammadiyah untuk terus berinovasi dalam metode dakwah dengan memanfaatkan AI untuk menciptakan program-program kreatif. "Aplikasi edukasi, ceramah virtual, dan video interaktif adalah cara-cara efektif untuk menjangkau generasi muda di era digital ini. Kita harus tetap berinovasi agar pesan Islam bisa diterima dengan baik," tutupnya.
Kajian tersebut diakhiri dengan tanya jawab yang dipandu oleh Ustaz Zaenal Arifin, MM., di mana para jamaah berkesempatan mengajukan pertanyaan mengenai strategi dakwah di era teknologi ini. (Lika)