Dakwah Digital dan Tanggung Jawab Sosial Akademisi UAD di MBS Yogyakarta

Publish

28 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
86
Dakwah Digital

Dakwah Digital

Dakwah Digital dan Tanggung Jawab Sosial Akademisi Universitas Ahmad Dahlan di Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta

Oleh: Aris Rakhmadi, Dosen UMS, S3 DIFA-UAD

Perkembangan teknologi informasi telah menghadirkan tantangan baru dalam kehidupan umat manusia. Dunia digital kini menjadi ruang dakwah yang sangat luas, di mana pesan kebaikan dapat disebarkan tanpa batas ruang dan waktu. Di era modern ini, dakwah tidak lagi hanya dilakukan melalui mimbar, pengajian, atau majelis taklim, tetapi juga melalui berbagai kanal teknologi dan media sosial yang sarat nilai interaktif. Kesadaran akan perubahan tersebut mendorong para akademisi Muhammadiyah untuk memperluas medan dakwah dengan pendekatan yang kontekstual dan berorientasi pada literasi digital yang beretika.

Program Doktor Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi salah satu contoh nyata dari semangat amal ilmiah yang berpijak pada nilai-nilai dakwah dan kemaslahatan sosial. Para civitas akademika memaknai dakwah bukan hanya sebagai penyampaian ajaran agama, tetapi juga sebagai tanggung jawab moral untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Teknologi tidak sekadar dilihat sebagai alat bantu modern, melainkan juga sebagai sarana untuk menegakkan nilai amanah, tanggung jawab, dan pencerahan. Melalui integrasi ilmu pengetahuan, iman, dan akhlak, teknologi digunakan untuk menebarkan kebaikan sekaligus melindungi umat dari dampak negatif dunia maya.

Sebagai wujud implementasi nilai-nilai tersebut, mahasiswa Program Doktor Informatika UAD melaksanakan kegiatan PRODAMAT (Program Pemberdayaan Umat) bertema “Cara Mengamankan Akun di Smartphone.” Kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadi bagian dari usaha kolektif untuk mengedukasi masyarakat dalam hal keamanan digital yang beretika dan bertanggung jawab. Acara ini berlangsung di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta pada hari Senin, 27 Oktober 2025, dan diikuti oleh para ustadz serta ustadzah yang berperan penting dalam bidang pendidikan, laboratorium, jaringan internet, dan administrasi digital di lingkungan pesantren. Melalui kegiatan ini, semangat dakwah digital diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Kegiatan PRODAMAT ini dilaksanakan oleh empat mahasiswa doktoral, yaitu Hero Wintolo, S.T., M.Kom.; Esi Putri Silmina, S.Kom., M.Cs.; Dewi Soyusiawaty, S.T., M.T.; dan Aris Rakhmadi, S.T., M.Eng., di bawah bimbingan dan koordinasi Prof. Ir. Sunardi, S.T., M.T., Ph.D. serta Prof. Drs. Ir. Abdul Fadlil, M.T., Ph.D., selaku pengelola Program Doktor Informatika UAD. Keempat mahasiswa ini tidak hanya menyampaikan materi teknis, tetapi juga menghadirkan pendekatan dakwah yang mengedepankan nilai amanah dan tanggung jawab sosial dalam penggunaan teknologi. Kolaborasi ini memperlihatkan bagaimana perguruan tinggi Muhammadiyah menjadikan pengabdian sebagai jalan dakwah berbasis ilmu pengetahuan. Sinergi antara akademisi dan pesantren menjadi bentuk nyata peran Muhammadiyah dalam membangun masyarakat yang cerdas, beriman, dan melek teknologi secara berkeadaban.

Tanggung Jawab Sosial Akademisi

Dalam sambutannya, Prof. Sunardi menegaskan bahwa kegiatan ini tidak sekadar rutinitas administratif atau formalitas akademik, melainkan merupakan bagian integral dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Sebagai akademisi, tanggung jawab terhadap lingkungan sosial tidak terbatas pada penyampaian ilmu di ruang kuliah atau laboratorium, tetapi juga diwujudkan melalui penerapan keahlian untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat modern. Di era digital saat ini, masyarakat menghadapi risiko yang kompleks, seperti peretasan akun, pencurian data pribadi, penyebaran informasi palsu, hingga penyalahgunaan teknologi yang dapat merugikan banyak pihak. Oleh karena itu, pengabdian akademik menjadi sarana strategis untuk memberikan perlindungan, edukasi, dan literasi digital yang bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. 

Akademisi memiliki peran ganda: selain menjadi penghasil ilmu pengetahuan, mereka juga berfungsi sebagai pengawal moral dan etika penggunaan teknologi. Ilmu tanpa penerapan yang membawa manfaat sosial akan kehilangan maknanya. Dalam konteks ini, setiap penelitian, inovasi, maupun program pengembangan teknologi harus diarahkan tidak hanya pada pencapaian akademik, tetapi juga pada kebaikan dan kesejahteraan umat. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan bahwa ilmu adalah amanah yang harus digunakan untuk kemaslahatan manusia, bukan sekadar pencapaian pribadi atau prestise semata.

Semangat pengabdian dan tanggung jawab sosial ini mendapat dukungan langsung dari firman Allah Swt. yang menegaskan pentingnya ilmu sebagai jalan menuju ketinggian derajat dan keberkahan:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujādilah [58]: 11)

Ayat ini menegaskan bahwa keimanan dan ilmu tidak dapat dipisahkan; keduanya menjadi fondasi moral dan spiritual bagi seorang akademisi. Dengan memiliki ilmu dan keahlian, seorang akademisi tidak hanya berkewajiban untuk mengembangkan pengetahuan, tetapi juga untuk menyalurkan manfaatnya kepada masyarakat luas. Penerapan ilmu dalam pengabdian sosial, termasuk dalam bidang teknologi informasi dan keamanan digital, merupakan manifestasi konkret dari derajat tinggi yang dijanjikan Allah bagi mereka yang memadukan iman dan ilmu.

Selain itu, tanggung jawab sosial akademisi juga mencakup upaya membangun kesadaran masyarakat tentang etika dan penggunaan teknologi yang benar. Akademisi diharapkan menjadi teladan dalam pemanfaatan teknologi untuk tujuan yang bermanfaat, sehingga masyarakat dapat terhindar dari praktik-praktik yang merugikan, baik secara material maupun spiritual. Dengan demikian, pengabdian kepada masyarakat bukan sekadar kewajiban formal, melainkan perwujudan nyata dari amanah ilmu yang mengintegrasikan nilai-nilai agama, moral, dan profesionalisme.

MBS Yogyakarta sebagai Mitra Dakwah dan Literasi Digital

Kegiatan ini diikuti oleh 15 ustadz dan ustadzah dari MBS Yogyakarta, yang memiliki beragam peran strategis di institusi tersebut. Peserta terdiri atas kepala laboratorium, guru mata pelajaran Matematika dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), penanggung jawab jaringan internet, serta tenaga administrasi yang aktif menggunakan aplikasi daring untuk mendukung proses belajar-mengajar. Keberagaman peran ini menunjukkan bahwa pengelolaan teknologi di lingkungan pendidikan tidak hanya terkait aspek teknis, tetapi juga membutuhkan kolaborasi lintas bidang agar literasi digital dapat diterapkan secara menyeluruh. Setiap peserta memiliki tanggung jawab langsung terhadap keamanan data, akses informasi, dan efektivitas pemanfaatan teknologi digital, sehingga kegiatan ini menjadi sangat relevan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola risiko dan memanfaatkan teknologi secara optimal.

Dalam sambutannya, Ustadz Rahmat Susanto, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Pimpinan Bidang Pendidikan MBS Yogyakarta, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan kegiatan ini. Beliau menekankan bahwa literasi digital dan pengelolaan keamanan akun merupakan aspek yang semakin penting dalam era pendidikan modern, terutama di lingkungan pesantren yang memanfaatkan berbagai platform daring untuk dakwah, pembelajaran, dan komunikasi internal maupun eksternal. Ustadz Rahmat menyoroti pengalaman nyata yang pernah terjadi di lingkungan MBS, di mana akun media sosial MBS-TV yang memiliki sekitar 6.000 pengikut sempat diambil alih oleh pihak luar. Insiden ini menjadi pelajaran berharga bahwa pengelolaan media digital membutuhkan kewaspadaan, keterampilan teknis, dan disiplin dalam menjaga keamanan akun serta data institusi. 

Kejadian tersebut menegaskan perlunya peningkatan kesadaran terhadap risiko digital dan penguatan kemampuan teknis bagi seluruh civitas MBS Yogyakarta. Mitra dakwah seperti MBS memiliki tanggung jawab ganda: tidak hanya menyampaikan pesan keagamaan secara efektif, tetapi juga memastikan bahwa pesan tersebut tersalurkan dengan aman melalui media digital. Hal ini mencakup pengaturan kata sandi yang aman, pengelolaan hak akses, pemantauan aktivitas akun, serta pengetahuan dasar mengenai potensi ancaman siber. Dengan demikian, literasi digital 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Merawat Muhammadiyah Oleh: Saidun Derani Mukaddimah Tulisan ini diinspirasi oleh Pidato Sambutan ....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Wawasan

Menelisik Makna "Mata Ganti Mata": Keadilan dalam Perspektif Al-Qur'an Oleh: Donny Syofyan/Dosen Fa....

Suara Muhammadiyah

2 May 2025

Wawasan

Trade-Off antara Utang dan Dana Sendiri dalam Mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah ....

Suara Muhammadiyah

11 October 2023

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas   Sekitar 1400 tahun sila....

Suara Muhammadiyah

16 September 2024

Wawasan

Dahlan dan Kennedy Oleh: Abdul Hafiz, Wakil Ketua PWM Bengkulu Kedua tokoh ini bisa dipastikan tid....

Suara Muhammadiyah

29 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah