JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Konsolidasi Nasional #2 di Sofyan Hotel Cut Meutia Cikini, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (23-24/7). Dengan mengusung tema “Penguatan Strategi Dakwah, Kaderisasi, dan Sistem Informasi Tabligh.”
Hadir dalam pembukaan Ketua PP Muhammadiyah Dr KH Muhammad Saad Ibrahim, MA, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah H Fathurrahman Kamal, Lc., MSI, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sekaligus Direktur Quantum Akhyar Institute Dr (HC) Adi Hidayat, Lc., MA, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Menurut Saad, dakwah bukan hanya kewenangan pemuka agama semata, tetapi segenap umat Islam wajib melakukan dakwah. Sebagaimana diseru Allah melalui Qs an-Nahl [16]: 125, bahwa menyampaikan ajaran Islam untuk mengajak umat berbuat kebaikan (ma’ruf) dan menjauhi keburukan (mungkar). Ini sebagai bentuk perintah Allah SwT agar bisa dilaksanakan sebagaimana semestinya.
“Tentu dalam konteks berdakwah, kita diperintahkan untuk menjelaskan wahyu Allah baik yang terdapat di Al-Qur’an maupun hadis-hadis Nabi. Bagi Muhammadiyah, ini menjelaskan Islam sendiri. Karena bagi Muhammadiyah yang dimaksud Islam pada periode Muhammad sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah,” ujarnya.
Saad melanjutkan, dalam konteks dakwah kelindan dengan menyemai nilai-nilai Islam. Tentu dikemas secara lebih menarik agar orang tertarik dan menerima Islam. Yakni dimulai dari memahami ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah secara setahap demi setahap, sampai benar-benar memahaminya dengan utuh. “Bahkan kadang-kadang, satu-dua ayat bisa menjadikan seseorang memeluk Islam,” ungkapnya.
Sementara, ada juga orang menerima Islam karena menyaksikan pancaran keteladanan (uswah hasanah) umat Islam. Yakni melakukan perbuatan baik, sehingga orang akan melihat dan merasakan sendiri kebaikan yang diajarkan oleh Islam.
“Ada orang memeluk Islam karena melihat kaum muslimin adalah umat yang begitu bersih. Karena setidak-tidaknya setiap satu hari satu malam itu mereka harus salat dan juga dengan berwudhu,” tuturnya.
Banyak paradigma orang menerima Islam seperti diberikan hidayah oleh Allah. Ini merupakan ilham seseorang dengan terbukanya nurani agar mengikuti jalan baik dan menerima kebenaran. “Tidak jarang orang-orang memeluk Islam melalui cara seperti itu. Sekali lagi, kita ditolong oleh Allah untuk meninggikan agama dengan mengajak orang dengan hal-hal seperti itu,” paparnya.
Di sinilah dakwah memberikan pengayaan kepada orang yang diseru sehingga memberikan pencerahan dan pengetahuan secara komprehensif ihwal nilai-nilai Islam. “Tugas kita sebagai warga Muhammadiyah sekaligus juga bangsa itu bagian dari mencerdaskan bangsa,” tegasnya. (Cris)