Dari Merauke ke Yogyakarta, untuk Seruan Nyata Muhammadiyah

Publish

30 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

2
851
Rian Adriand, Siswa Kelas XI Broadcasting SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Doc. KMUHITV

Rian Adriand, Siswa Kelas XI Broadcasting SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Doc. KMUHITV

Oleh: Cristoffer Veron Purnomo

Dari ufuk timur Indonesia, tepatnya di Merauke, ada salah satu kader muda Muhammadiyah. Menjalani rentetan kehidupan sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan keberagaman. Tidak ada onggokan sampah kegaduhan, kekerasan, perseteruan, permusuhan, dan kebencian antarwarga kendati Islam menjadi agama minoritas di sana.

Semuanya hidup harmonis, damai, rukun, dan saling mengasihi. Hal itu merepresentasikan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam slogan Merauke tenar dengan istilah, Izakod Bekai Izakod Kai sebagai simbol bersatu dalam perbedaan dan berbeda dalam kesatuan.

Kader itu bernama Rian Adriand (17). Kader ini mempunyai paradigma pemikiran kosmopolitan. Laiknya Kiai Haji Ahmad Dahlan, sang pendiri Persyarikatan Muhammadiyah. Dahlan muda kontemporer, boleh dikatakan demikian.

Awalnya tidak terbersit sama sekali keinginan untuk merantau ke negeri orang. Namun seiring berjalannya waktu, ada secercah gagasan muncul dalam benak pemikirannya. Ia ingin tumbuh menjadi kader muda Muhammadiyah berwawasan global dan memiliki keterampilan tinggi.

Tanpa berpikir panjang, hijrahlah ia ke Yogyakarta. Kota istimewa yang tenar dengan aset pendidikan unggul dan berkemajuan. Meskipun tinggal lama dan besar di Merauke, fasilitas pendidikan di sana dinilai masih minim. “Selamat tinggal kota kelahiranku. Suatu hari nanti, aku pasti kembali,” ucapnya dengan gundah.

Berangkatlah ia menuju Bandar Udara Internasional Mopah. Selama tempo dua belas jam ia terbang mengangkasa ditemani gumpalan awan yang tebal. Menikmati perjalanan dengan suguhan pesona alam Indonesia. Keindahan alam luar biasa, anugerah dari Sang Maha Kuasa. 

Akhirnya, kapal terbang yang ia tumpangi mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Penumpang semringah karena telah menginjakkan kaki di Kota Gudeg. Pun dengan Rian, begitu girangnya ia tatkala pertama kali tiba di kota itu.

Sekelebat pupus rasa kesedihan setelah meninggalkan tanah kelahirannya beberapa hari. Kini, terpancarlah semangat dan optimisme dari jiwanya melangkah di kota baru. Menyaksikan hal-hal baru yang belum pernah dilihat di kota lamanya dulu.

Pada saat bersamaan memulai adaptasi diri terutama unggah-ungguh serta bahasa yang populer dipergunakan oleh masyarakat setempat. Pertama kali tinggal di Kota Yogyakarta, Rian langsung mengenyam pendidikan. Baginya, pendidikan merupakan ujung tombak kejayaan di masa depan.

Dengan tekad tetap membaja, ia bersiap mengenyam bangku pendidikan di tanah Mataram. Di awali dengan menelusuri informasi terkait sekolah-sekolah yang bertebaran di Yogyakarta. Setelah melalui tafakur yang panjang, diputuskanlah masuk ke sekolah Muhammadiyah.

Baginya sekolah Muhammadiyah memberikan sebuah transformasi dalam hidupnya. Laksana Sang Surya berpendar terang benderang menerangi kehidupan. Pendarnya itu dapat mengeluarkan manusia dari lorong kegelapan-kejahiliyahan menuju kecerahan, min al-dhulumat ila al-nur.

“Saya memilih sekolah Muhammadiyah, agar bisa melanjutkan kematangan dan memperkuat hafalan Al-Qur’an. Karena bagi saya sendiri, Al-Qur’an itu sebagai pegangan kita di hari akhir kelak. Jadi, kita manusia agar tidak tergelincir di lubang kesesatan dan kegelapan,” katanya.

Sekolah yang dipilihnya SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Pusat sekolah teknologi informasi, seni, dan bisnis di Daerah Istimewa Yogyakarta. Masuklah ia di Jurusan Broadcasting.

Dikenalnya tatkala tengah berselancar di ruang media sosial. Letaknya membentang di sepanjang Jalan Nitikan, Kemantren Umbulharjo. Situasinya sangat nyaman, fasilitas bersih, lengkap, dan representatif, layak dijadikan sebagai tempat mengenyam pendidikan bagi kawula muda.

Sekolah ini menjadi pelita bagi hidupnya. Ya, kesuksesannya bersumbu dari sekolah yang lahir sejak 1 Agustus 1958 itu. Ia digembleng begitu rupa ibarat dikawah candradimuka, lebih-lebih di Jurusan Broadcasting sebagaimana tengah ia gelutinya sekarang.

Tentu, tidak serampangan ia memilih jurusan itu. Semua orang memiliki talenta sendiri-sendiri. Demikian juga dengan Rian. Memang sejak lama ia menyukai dunia kamera, seni dan perfilman.

Itulah yang mendorong dirinya mengambil jurusan di sekolah tersebut. Awal-awal berkecimpung di Jurusan Broadcasting, pengetahuannya boleh dikatakan masih sangat minim. Tidak percaya diri, jiwanya terbelenggu bayang-bayang pesimisme dan kecemasan, memburamkan nur kemenangan di masa depan.

Namun, bukan Rian namanya kalau tidak mau berusaha dan memaksa diri untuk belajar dan memahami secara tuntas dan komprehensif. Sosoknya pantang menyerah, dengan keberanian dan rasa percaya diri, ia jalani proses pendidikan di jurusan tersebut. 

Setiap pagi, ketika sang surya menyembul dengan pendarnya kuning keemasan di petala langit, bergegaslah menuju ke sekolah. Selama perjalanannya, menikmati sepoi-sepoi bayu berhembus dengan gontai. Memandang lalu lalang kendaraan datang-hilang silih berganti dengan jenis yang pusparagam.

Setibanya di sekolah, Rian begitu semangat mengikuti pembelajaran. Ia menikmati sajian ilmu Broadcasting yang disemai oleh gurunya Anam. Pengetahuannya tumbuh subur laksana tanaman alum yang disiram air jernih. Keinginan yang ia pendam cukup lama akhirnya bisa terwujud.

Broadcasting, baginya sebagai medium untuk syiar dakwah. Dakwah kekinian berbasis digital. Napas dakwahnya dilakukan secara hikmah, edukasi, dan rasionalitas. Hal itu karena, memang dakwah menjadi kebutuhan bagi jamaah, umat, dan masyarakat.

Dakwah menjadi fokus utama yang digarap oleh Rian. Ia berazam hendak menebarkan energi kebajikan kepada sesama manusia lewat kemampuan ia miliki. Lewat dakwah¸ Rian berupaya menyebarluaskan Islam sebagai rahmatan lil-‘alamin untuk seluruh umat manusia di muka bumi. 

“Saya memilih jurusan Broadcasting ini, selain karena sejak lama suka dengan perangkat kamera, saya ingin berperan sebagai kader Muhammadiyah untuk berdakwah. Karena pemahaman saya yang sekolah di Muhammadiyah, organisasi ini sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar. Nah, saya mengambil semangatnya dari situ,” tuturnya.

Rian menghidupkan cahaya dakwah mengikuti seruan Sang Ilahi, waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar (QS. ali-Imran [3]: 104). Tentu, di alam postmodern ini, dakwah tidak lagi dibatasi letak geografis. Semuanya bisa mengakses dengan mudah lewat peranti media sosial.

Rian Adriand menjadi sutradara Film

Rian Adriand menjadi sutradara Film "Ayu dan Plastiknya" Yogyakarta 2023

Metode dakwahnya bil hal, yaitu dakwah melalui perbuatan dan tindakan nyata. Manifestasinya dengan berkarya lewat pembuatan film, video feature, dan iklan layanan masyarakat (ILM). Salah satu karya filmnya “Mangku Batin” dan “Ayu dan Plastiknya”. Lalu, ada video feature pameran Abhinaya bertajuk “Kamala Padma; Laga dalam Hening, Pijar dalam Petang” di Gedung Pameran Temporer Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

Dan, yang paling vital adalah karya ILM. Dakwahnya lewat ILM ini mengajak generasi muda dan masyarakat jangan sampai melakukan tindakan anomali atau penyimpangan dari titah agama. Salah satunya menghindari judi online, yang kini tengah menjadi persoalan pelik di kehidupan.

Di sini, Rian berupaya menyadarkan dan menjernihkan alam pikiran manusia jika judi sebagai salah satu perilaku destruktif yang tidak pantas diikuti. Pada saat bersamaan, ia juga mengajak segenap masyarakat untuk bersama-sama memberantas penyebaran judi online.

Selain itu, Rian juga berdakwah dengan memberitakan kegiatan Persyarikatan Muhammadiyah. Ia tergabung jadi tim KMUHITV, platform siaran digital yang dikelola oleh Muhi Broadcasting Class SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta untuk memproduksi pelbagai konten audio visual lewat kanal media youtube.

Berita yang diproduksi berikut dengan tim antara lain kegiatan Muktamar ke-48 Muhammadiyah tahun 2023, Musyawarah Wilayah Muhammadiyah DIY tahun 2023, dan Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta tahun 2023.

Lalu, ada juga Pengajian Ramadan 1444 H Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Silaturahmi, Syawalan, dan Mangayubagya Calon Jamaah Haji 1444 H/2023 M di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rapat Kerja Nasional Majelis Pendidikan Dasar Menengah-Pendidikan Nonformal Pimpinan Pusat Muhammadiyah di SM Tower and Convention Yogyakarta tahun 2023, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya berita Persyarikatan Muhammadiyah, di waktu yang sama, lewat KMUHITV ia juga memproduksi konten siaran secara berkala. Masing-masing terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu BBM Podcast setiap hari Selasa, siaran news Lensa 48 setiap hari Rabu, Lentera setiap hari Kamis, serta Buletin Ismuba setiap hari Jumat.

Di luar itu, ada juga pantulan dakwah lewat pembuatan ILM maupun film kreatif, inspiratif, edukatif, dan mencerahkan. Berelaborasi dengan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (ISBI Bandung), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Yogyakarta, dan Universitas Amikom Yogyakarta.

Kiprahnya sangat langka. Tak banyak kawula muda era kiwari gesit-melejit tergerak nuraninya menghidupkan dakwah. Tidak banyak yang memiliki kepiawaian di bidang itu. Lebih-lebih memiliki semangat berdakwah berbasis digital di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Banyak generasi muda hari ini disibukkan dengan gawai dan sama sekali tidak melakukan aktivitas produktif. Tetapi berbeda dengan Rian. Kader muda Muhammadiyah berkacamata bulat dan berambut ikal itu dengan kesadaran pribadi justru bergeliat menghidupkan dakwah, yakni dakwah bil hal.

Dakwahnya renyah, gurih, cair, dan bisa ditangkap oleh pemikiran orang awam. Tidak keras, vulgar, otoriter, garang, konservatif, serta konfrontatif. Dakwahnya membawa butiran nilai-nilai cinta kasih, kasih sayang, dan persaudaraan menuju mata air kebahagiaan dan kedamaian hakiki.

Dakwahnya bisa menyambungkan yang renggang, dakwahnya bisa menghadirkan transformasi kehidupan yang makin lebih baik. Dan itu, akan terus ditumbuhkembangkan sebagai manifestasi pengkhidmatan sebagai kader Muhammadiyah.

Itulah perkenalan saya dengan Rian. Saya mengenalnya pertama kali tatkala didapuk menjadi narasumber Podcast KMUHITV Semarak Hari Pers Nasional tahun 2023. Sosoknya humanis, ramah, dan memiliki moralitas luhur buah penggemblengan pendidikan Muhammadiyah.

Tidak lancut jika ia hijrah dari Merauke ke Yogyakarta. Semangatnya luar biasa, pontang-panting bersekolah mencari ilmu untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan nyata. Ia datang dari pagi pulang sore, bahkan malam, hal itu demi menghasilkan karya luhur sebagai sarana menjalankan aktivitas dakwah.

Dari sekian banyak kader muda Muhammadiyah di Indonesia, saya pikir Rian merupakan salah satu kader yang berhasil nyalakan suluh dakwah bil hal di tengah awan kelabu mengepung kehidupan bangsa. Nyalanya memancarkan kilau cahaya benderang, hatta jalan menuju perubahan itu akan tampak semakin terang.

Mari kita ambil celupan 'ibrah dari jejak kehidupan kader muda Muhammadiyah asal Merauke itu. Ia memenuhi seruan nyata Muhammadiyah dengan menghidupkan dakwah, yakni dakwah bil hal. Dakwahnya menerangi batin semesta dan memandu manusia ke jalan yang benar sarat dengan pernak-pernik kilau cahaya, dengan demikian dapat menyinari bumi Indonesia sehingga anugerah Allah tetap terawat subur sampai sekarang.•

Cristoffer Veron Purnomo, Reporter Suara Muhammadiyah. Sekretaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Jetis Kota Yogyakarta


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Humaniora

Oleh: Cristoffer Veron P Hidup ini sarat dengan teka-teki. Tidak ada yang tahu dalam diri setiap in....

Suara Muhammadiyah

20 December 2023

Humaniora

Transformasi Muhammadiyah (Selarik Catatan Perjalanan) Oleh: Herman Oesman, Dosen Sosiologi S1 dan ....

Suara Muhammadiyah

15 December 2024

Humaniora

Oleh: Nur Ngazizah “Saya titipkan Muhammadiyah dan Aisyiyah kepadamu sebagaimana almarhum Kia....

Suara Muhammadiyah

30 November 2023

Humaniora

Cerpen Risen Dhawuh Abdullah Dan untuk yang kesekian kalinya, ayah mengulanginya lagi. Ayah sama se....

Suara Muhammadiyah

16 February 2024

Humaniora

Cerpen Ulfatin Ch Langit masih seperti dulu. Burung-burung masih berkicau merdu. Bunga pukul empat....

Suara Muhammadiyah

19 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah