YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah -Di balik sorot matahari yang tak kenal ampun, keluarga PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah menjalani ziarah yang istimewa. Agenda ini untuk menghormati para pendiri Muhammadiyah, termasuk tokoh Suara Muhammadiyah sendiri seperti makam KH Ahmad Dahlan di Karangkajen, Nyai Ahmad Dahlan di Kauman, Ki Bagus Hadikusumo dan Haji Fachrodin di Pakuncen, hingga Buya Ahmad Syafii Maarif di Kulonprogo. Jajaran Direksi lengkap termasuk Direktur Utama, Deni Asy'ari, MA Dt Marajo.
Saat kita membicarakan seorang Direktur Utama, kita mungkin membayangkan seseorang yang mewah dan gemerlap. Namun, Deni Asy'ari mengajarkan kepada kita bahwa kesederhanaan adalah kunci kebesaran. Saat ziarah menyambut Milad 108 Suara Muhammadiyah pada Agustus lalu, ia tak segan-segan memakai sepatu yang jebol atau lemnya lepas, mengingatkan kita bahwa kerendahan hati adalah aspek penting dalam kepemimpinan.
Seringkali, kita melihatnya mengenakan pakaian yang sederhana, bahkan mungkin sering kali mengenakan pakaian yang sama beberapa kali. Penampilan Deni Asy'ari yang tidak memakan busana branded juga dapat memberikan inspirasi kepada banyak orang, terutama mereka yang mungkin merasa tertekan oleh tekanan sosial untuk selalu tampil dalam pakaian yang mahal atau bermerk. Ia membuktikan bahwa kesederhanaan dalam berpakaian bukanlah kelemahan, melainkan tanda keteguhan hati dan kesadaran akan nilai-nilai yang lebih besar dalam hidup.
Apa yang kita kenakan bukanlah yang paling penting dalam hidup ini. Lebih penting lagi adalah bagaimana kita berkontribusi pada masyarakat, bagaimana kita memperlakukan sesama, dan bagaimana kita menghargai nilai-nilai moral dan etika.
Kesederhanaan Deni Asy'ari juga terlihat dalam pilihannya untuk bepergian ke luar kota. Meskipun ia memiliki akses ke berbagai fasilitas mewah, ia memilih menggunakan kereta ekonomi. Tindakan ini tidak hanya mencerminkan hematnya, tetapi juga kesadaran akan kebutuhan masyarakat yang berangkat dalam kondisi ekonomi yang berbeda.
Deni Asy'ari juga telah diakui dengan gelar Datuak Marajo, sebuah penghargaan yang menegaskan kontribusinya yang luar biasa. Layaknya urang awak yang memiliki tradisi merantau. Sukses di Kota Pelajar diakui di kampung halaman. Namun, penghargaan ini tidak membuatnya menyombongkan diri atau berubah menjadi pribadi yang angkuh. Sebaliknya, ia terus menjaga kesederhanaannya.
Salah satu tindakan nyata kesederhanaan Deni Asy'ari adalah ketika ia membagikan baju lungsuran kepada rekan-rekan di kantornya. Tindakan kecil ini menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteraan dan kenyamanan orang-orang di sekitarnya, tanpa memandang posisi atau jabatan.
Selain itu, kesederhanaan Deni Asy'ari terlihat ketika ia ikut membantu tim Bulogmu dalam mengangkat barang saat pindah ke gudang terpadu di Bodeh, Gamping. Ia tidak hanya berperan sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai seorang rekan yang turun tangan dan peduli terhadap tugas-tugas sehari-hari.
Kesuksesan Suara Muhammadiyah tidak bisa terlepas dari tangan dingin Deni Asy’ari yang sejak 2014 menahkodai legacy KH Ahmad Dahlan ini. Suara Muhammadiyah menjadi pijakan penting dalam menjalankan tugasnya sebagai media berbasis organisasi Islam terbesar di Indonesia, tetapi juga memiliki potensi untuk berkontribusi dalam pembangunan puluhan bahkan ratusan SM Corner, Logmart, dan bahkan hotel SM Tower.
Untuk mencapai semua ini, Suara Muhammadiyah harus memastikan bahwa bisnis-bisnis yang dijalankan tetap konsisten dengan nilai-nilai dan visi organisasi. Selain itu, juga harus memastikan bahwa ekspansi bisnis tidak mengabaikan tanggung jawab sosial dan moral yang dimiliki terhadap masyarakat dan umat Islam secara keseluruhan.
Kesederhanaan Deni Asy'ari adalah pelajaran berharga bagi kita semua. Ia mengajarkan bahwa kesuksesan tidak selalu diukur dari kemewahan materi, tetapi dari sikap rendah hati, empati terhadap sesama, dan tekad untuk selalu berkontribusi pada kemajuan yang lebih besar. Deni Asy'ari, seorang Direktur Utama, telah membuktikan bahwa kesederhanaan adalah pilar utama dalam membangun keberhasilan dan menjalani kehidupan yang berarti. (rpd)