BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ada banyak cara dalam memakmurkan masjid. Bagi H. Sodik Mahbubi (75), masjid dapat makmur jika memperhatikan tiga aspek. Pertama, masjid ditunjang dengan fasilitas dan progres pembangunan berkelanjutan. Kedua, ramai oleh kegiatan keagamaan. Ketiga, memperhatikan kesejahteraan marbot.
H. Sodik Mahbubi melaksanakan ketiga prinsip tersebut sejak tahun 1980-an yang dimulai dengan mewakafkan sebidang tanah kepada persyarikatan Muhammadiyah. Lahan wakaf yang terletak di Rancaekek, Kabupaten Bandung, tersebut dikelola menjadi sarana dakwah dalam bentuk Masjid Muhajirin.
“Selama proses pembangunan masjid, saya tidak pernah mengasongkan proposal atau membuka donasi. Dana berasal dari keluarga dan infak warga sekitar,” kata H. Sodik saat ditemui tim media di rumahnya, Jalan Cipasir Tengah, Rancaekek, Kabupaten Bandung, pada Senin (25/12/2023).
Beramal untuk pembangunan masjid telah dilaksanakan sejak H. Sodik masih mengabdi sebagai guru PGA, berlanjut mengajar di MTs Muhammadiyah Rancaekek, bahkan di masa pensiunnya, semangat memakmurkan masjid terus terpelihara.
Setelah Muhajirin, kemudian berdiri Masjid As-Shiddiq yang masih dalam wilayah Desa Jelegong, Rancaekek. Pada masa senja, H. Sodik masih berusaha membangun sebuah masjid di wilayah Kertajati, Majalengka.
“Membangun masjid itu adalah karya selama masih hidup. Karena melalui masjid, masyarakat bisa tercerahkan,” kata H. Sodik dengan penuh rasa haru.
Ingatan H. Sodik begitu kuat pada masjid. Meski tubuhnya sudah renta dan penglihatannya terganggu, ia memaksakan salat berjamaah. Memperhatikan progres masjid dengan saksama. Meyakinkan segala rencana bisa terlaksana.
Atas segala upaya dan pengorbanan itulah, H. Sodik Mahbubi mendapat Anugerah untuk Penggerak Masjid Inspiratif yang diberikan pada acara Semarak Milad ke-111 Muhammadiyah Tingkat Jawa Barat yang berlangsung di Gedong Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupatén Bandung, pada Sabtu (16/12/2023).
“Mendapatkan penghargaan itu di luar dugaan saya. Terima kasih kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat. Apa yang telah saya berikan ini masih kecil. Semoga dengan kita berjuang bersama-sama, upaya dalam memakmurkan masjid, bisa menjadi besar manfaatnya untuk umat dan bangsa,” ujar H. Sodik.
H. Sodik Mahbubi memiliki tujuh anak. Semuanya menjadi pengurus Muhammadiyah. Bahkan ada yang menjadi pengurus di Sumedang dan Ciamis.
Muhdiyat, anak sulung H. Sodik, menerangkan bahwa semua anak-anaknya mendukung penuh upaya sang ayah dalam memakmurkan masjid. Dari mulai ikut mewakafkan tanah, mendanai pembangunan, udunan operasional, hingga pengembangan.
“Bagi Bapak, membangun masjid itu tidak hanya cukup sampai ruangan salat, tempat wudu, toilet. Namun, di masjid itu harus ada madrasah, perpustakaan, kantor, rumah marbot, sampai sarana ekonomi,” tegas Kepala MA Muhammadiyah Sumedang ini.
Merujuk pada hal tersebut, tambah Muhdiyat, masjid memiliki konsep pembangunan berkelanjutan. Akan selalu ada yang dibangun untuk mewadahi kepentingan umat, terutama pendidikan.
“Jika ada madrasah dan perpustakaan, masjid akan ramai di luar waktu salat berjamaah. Maka konsep Bapak itu, membangun masjid mesti dua tingkat dan harus dengan material terbaik,” ujar Muhdiyat.
Konsep tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy saat pidato Milad ke-111 Muhammadiyah di Gedong Budaya Sabilulungan, Soreang Kabupaten Bandung, Sabtu (16/12/2023).
Persyarikatan Muhammadiyah sudah banyak membangun, kini di abad kedua, harus sudah banyak mengisi. Membangun masjid, harus juga dengan memakmurkannya.
Muhdiyat mengucapkan terima kasih atas anugerah yang diberikan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat. Baginya, apresiasi dari persyarikatan merupakan wujud dukungan yang sangat berarti dalam upaya memakmurkan masjid demi mencerahkan umat.*