Haedar Nashir Ingatkan Pers Harus Jaga Objektivitas dan Nilai Luhur

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
523
Haedar Nashir. Foto: Cris

Haedar Nashir. Foto: Cris

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap 9 Februari. Pada tahun ini, tema besar HPN yang diusung yaitu “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa.”

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, peringatan HPN mempunyai makna sebagai wujud penghargaan atas peran pers dalam misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjaga demokrasi Indonesia.

“Kemerdekaan Pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum,” katanya pada Sabtu (8/2).

Haedar juga menyampaikan beberapa point yang perlu direfleksikan. Pertama, pers nasional saat ini diharapkan betul-betul menjalankan fungsinya secara untuh dan komprehensif bukan semata-mata fungsi kontrol sosial tetapi juga edukasi dan menyajikan informasi yang objektif, adil, mencerahkan, dan mencerdaskan bangsa.

Dengan makin bebasnya ekosistem pers maka diharapkan tetap menjunjungtinggi kebenaran, kebaikan, dan nilai-nilai luhur kehidupan. Seraya menjauhi hoaks, provokasi, menebar kebencian dan permusuhan, serta hal-hal yang meluruhkan martabat, kebaikan, dan persatuan bangsa. 

“Azas cover both side mesti dipegang teguh seraya dikembangkan penyajian informasi yang memberi banyak pandangan agar tidak bersifat tendensius dan monolitik,” ujarnya.

Kedua, pers nasional dalam usaha mencerdaskan bangsa diharapkan memberikan edukasi yang objektif, berbasis pengetahuan, dan memberi kesempatan kepada seluruh warga untuk menyerap informasi secara demokratis. 

“Berilah rakyat informasi yang lengkap dan sudut pandang dari berbagai aspek, sehingga tidak menimbulkan bias dan opini yang monolitik di hadapan rakyat. Rakyat berhak untuk memilah dan memilih informasi yang disajikan secara objektif, berimbang, dan demokratis,” tegasnya.

Ketiga, pers nasional sebagai pilar demokrasi diharapkan tetap menjadi penjaga demokrasi dan berperan aktif dalam proses konsolidasi demokrasi Indonesia. Selain tetap konstruktif dan kritis dalam menyikapi kebijakan-kebijakan negara, diharapkan pers nasional ikut menciptakan budaya demokrasi yang moderat serta berbasis pada nilai-nilai luhur Pancasila, Agama, dan Kebudayaan Bangsa. 

“Demokrasi yang menjadi rujukan adalah Pancasila khususnya pasal 4 yakni “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Bukan demokrasi liberal yang sebebas-bebasnya tanpa keterikatan pada nilai dan sistem kehidupan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucapnya.

Keempat, khusus media sosial dan digital sebagai media baru dalam kehidupan pers dan ekosistem nasional diharapkan tetap menjunjungtinggi nilai dan etika luhur yang hidup di tubuh bangsa yaitu Pancasila, Agama, dan Kebudayaan Bangsa.

“Media digital dan teknologi Artificial Intelligence (AI) tidak disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan yang merugikan kepentingan umum termasuk untuk menebar keresahan, penipuan, pemerasan, dan merusak martabat orang lain,” bebernya.

Kelima, dengan semakin masifnya perkembangan media digital dan media sosial maka meda cetak dan media konvensional lainnya semakin terancam keberadaannya. Seluruh pihak diharapkan tetap menjaga keberadaan dan keberlangsungan media cetak dan media konvensional sebagai bagian dari menjaga kebudayaan universal.

“Manusia dengan segala relasinya tidak dapat sepenuhnya dibentuk secara instrumental serta digantikan oleh teknologi digital, AI, dan alat mesin lainnya karena kedudukannya sebagai insan ciptaan Tuhan yang terbaik (fi ahsan at-taqwim) dan khalifah di muka bumi (khalifat fi al-ardl) yang melekat dengan sunatullah kehidupan,” urainya.

Keenam, Haedar berpesan pers sebagai media massa merupakan media kebudayaan yang berbasis dan berorientasi pada pengembangan sistem pengetahuan kolektif manusia dalam kehidupan bersama, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan antarbangsa.

“Apalagi bila kebenaran yang disajikan bersifat parsial dan memuat kepentingan-kepentingan pragmatis tertentu. Manusia memerlukan nilai-nilai luhur kehidupan yang bersifat Ilahiah yang niscaya dihormati dalam sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan ranah kemanusiaan universal,” tandasnya. (Adam/Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - PC IMM Djazman al-Kindi Kota Yogyakarta melaksanakan Seminar Kebija....

Suara Muhammadiyah

25 June 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Agus Subiyanto,....

Suara Muhammadiyah

25 April 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Rombongan Pesantren Lansia “Miftahul Jannah” Pimpinan D....

Suara Muhammadiyah

30 October 2023

Berita

SM Akan Launching dan Bedah 70 Tahun Syafiq Mughni: Cendikiawan Melintas Batas  SIDOARJO, Suar....

Suara Muhammadiyah

13 June 2024

Berita

BLITAR, Suara Muhammadiyah - Siswa-siswi SD Islam Aisyiyah Kalipang berhasil meraih prestasi gemilan....

Suara Muhammadiyah

19 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah