Harmoni Tarik-Ulur

Publish

19 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
48
Istimewa

Istimewa

Harmoni Tarik-Ulur

Oleh: Iu Rusliana, Dosen Program Magister Manajemen Uhamka Jakarta, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat

Pada kekuasaan pemimpin, melekat otoritas dan pengaruh. Hanya saja, dalam praktiknya, saat menggunakan otoritas itu, karena terbatasnya anggaran, kuota, slot kewenangan, tidak semua terlayani dan terpuaskan. Anda bukan penjual es krim yang harus membuat senang semuanya. Maka, salah satu strategi paling mungkin dilakukan untuk menciptakan harmoni dan soliditas internal organisasi adalah tarik ulur dan menari dalam beragam kepentingan. Tentu saja prinsip tarik ulur ini juga tidak mengurangi prinsip tegas yang harus dimiliki.

Seimbangkan dua sisi berlawanan, Yin dan Yang. Harmonikan antara kelembutan dan kekerasan. Mendiamkan akan disangka pengecut. Sekali-kali main kayu, walau tetap terukur. Unjuk kekuatan kadang diperlukan. Tidak ada penghormatan tanpa kekuatan. Kedamaian ditegakkan di bawah moncong senjata pemimpin cinta damai dan bijaksana. Untuk hidup tenang, kita harus siap berperang. 

Pada hal yang bersifat prinsip, bersikaplah tegas. Tapi menyampaikannya dengan selingan humor, santai dan penuh kelembutan. Menolak tapi tak membuat sesak. Hal tersebut menjadi penting sebagai metode komunikasi. Tunjukkan bahwa kita sangat ingin membantu, namun sistem, aturan tidak boleh diganggu. Bantu agar memenuhi aturan, juga mendapatkan kepastian. Ini lah pentingnya SOP (Standar Operasional Prosedur) ditegakkan, namun luwes dalam tahapan proses pelaksanaan. Ada fase sosialisasi, bertahap hingga implementasi seratus persen. Bijaklah dalam proses, sehingga pastikan semuanya paham untuk menjalankan SOP tersebut.

Jangan memberikan janji palsu yang menjadikan kepuasan semu. Tegas, namun memberi kepastian. Beri jalan keluar dan lakukan komunikasi dengan baik dengan semangat melayani. Jangan ketus apalagi mengunci, seolah tak ada solusi. Tugas kita sebagai pimpinan adalah mencarikan cara untuk memberikan layanan prima kepada pemangku kepentingan. 

Dalam permainan otoritas pun demikian. Ada saat dimana kita menarik, mempertontonkan otoritas dan menolak aspirasi dan masukan sekiranya membahayakan, tidak masuk akal dan berpotensi melanggar hukum. Merugikan diri kita, menguntungkan pimpinan lain. Namun ada momen, mengulur, mengetujui aspirasi dan keinginan pimpinan lain. Dengan demikian, tidak selamanya kaku, ada fleksibilitas. Jadilah pribadi mudah diajak bicara, bukan yang bikin sebel, karena selalu mengunci apa yang perlu dinegosiasikan. Jangan mau menang terus, enak sendiri dong, sekali kali mengalah, boleh lah. Bukankah tidak ada yang tak selesai tanpa dibicarakan. Sering-seringlah ngopi, agar segalanya terkomunikasi dari hati ke hati. 

Tidak selalu harus Anda yang mendominasi, sekali-kali berikan teman kita keleluasaan. Rasa berkuasa itu penting. Jika hilang, biasanya motivasi mengabdi dan berkontribusi menjadi hilang pula. Bukankah kita juga tidak selamanya berkuasa? Berbagilah, agar semuanya merasa terayomi. 

Dengan demikian, ada saat kita menerima dan mendukung. Ada saat kita menolak dan mengabaikan. Semuanya harus dikombinasikan menjadi tarian indah di antara sekian kepentingan. Jaga keseimbangan, jangan terlalu dominan, pun terlalu kendor. Tidak mudah, Anda yang harus punya catatan dan membangun momen mengkomunikasikan. Makanya, tidak semua rapat itu di ruangan. Sekali-kali lakukanlah di Café, Restoran atau tempat liburan. Buat suasana hati senang, apalagi kalau bonus atau insentif bulanan dibagikan 

Bagaimanapun manusia itu tidak akan ingat kebaikan yang rutin diberikan. Tapi satu kekecewaan yang diberikan oleh kita, akan menjadikan mereka catatan kesedihan. Seolah selalu Anda sang penjahat menyebalkan. Kompensasilah segera dengan memberi ruang kemudahan, menerima aspirasi dan dukungan. 

Selain itu, fleksibel dengan data informasi yang dinilai valid. Jangan malu untuk mengakomodir gagasan brilian yang boleh jadi tidak sempat terpikirkan. Jadilah pribadi terbuka, berlapang dada. Jika itu kebaikan dan kebenaran bersama, hendaknya kita bersedia menerima. Setelah disepakati, tegas pada komitmen hasil rapat atau pembicaraan. Namun bersedia fleksibel pada siapa saja yang bisa melaksanakan. Misalnya, disepakati untuk agenda A, akan dikirimkan lima orang. Siapa saja namanya, tidak usah kaku harus si dia.  

Orkestra tarik-ulur, tegas-fleksibel adalah irama indah pada karakter seorang pemimpin. Jika tidak proporsional, hanya akan menjadikan wajah kepemimpinan Anda, menjadi otoriter, suka-suka atau sebaliknya, lemah dan mudah dipermainkan anak buah. Jagalah keseimbangan, itu memberikan gambaran tentang Anda yang piawai, kuat, ulet, tangguh, matang dan tak mudah dikalahkan. Wallaahu’alam  

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Rusydi Umar, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Anggota MPI PP Muhammadiyah (2015-2022) Nasyiatu....

Suara Muhammadiyah

21 May 2025

Wawasan

Ketika Asumsi Menggeser Fakta Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta Kita sedang berada dalam ....

Suara Muhammadiyah

5 August 2025

Wawasan

Kerja Sehat, Kerja Selamat di Lab Radiologi Unisa Yogyakarta  Oleh: Fisnandya Meita Astari, Do....

Suara Muhammadiyah

5 March 2025

Wawasan

Oleh: Miqdam Awwali Hashri, SE Kesehatan adalah hal yang paling utama. Orang yang sehat dapat berib....

Suara Muhammadiyah

24 July 2023

Wawasan

Ibu Cinta Terbaik untuk Semesta Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, Dosen IAIN Pontianak/Sekretaris LPP ....

Suara Muhammadiyah

23 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah