Membangun Tanpa Merusak
Muhammadiyah hadir untuk mewujudkan kehidupan berkemajuan berdasarkan ajaran Islam. Misi dakwah dan tajdid adalah fungsi kerisalahan mewujudkan Islam sebagai ajaran agama yang menebar rahmat bagi semesta alam. Bergerak dalam bidang apapun seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan bisnis bagi Muhammadiyah tujuannya untuk kemaslahatan umum.
Muhammadiyah sebagaimana terkandung dalam Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup (MKCHM) mengurus urusan “Muammalat Duniawiyah, yaitu “dengan bekerja untuk terlaksananya muammalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.”. Bersamaan dengan itu, “Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.”.
Di antara peran Muhammadiyah yang tercantum dalam Kepribadian Muhammadiyah ialah “Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”, “Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam”, serta “Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.”. Artinya, Muhammadiyah harus menjadi kekuatan Islam yang proaktif di garis depan dalam memajukan kehidupan di seluruh aspek untuk terwujudnya Indonesia yang adil makmur diridhai Allah.
Muhammadiyah dengan pandangan Islam berkemajuan niscaya terus proaktif dalam membangun kehidupan di segala bidang dalam kerangka “ishlah” yakni “membangun yang membawa maslahat tanpa merusak”. Muhammadiyah menjadi penggerak umat Islam sebagai mayoritas untuk maju di seluruh aspek kehidupan. Umat Islam tidak cukup hanya kokoh dalam nilai-nilai keislaman di bidang akidah, ibadah, dan akhlak semata. Kaum muslimin harus bergerak maju di seluruh ranah muamalah-keduniaan seperti ekonomi, politik, pendidikan, iptek, pengelolaan sumberdaya alam, dan kualitas sumberdaya manusia yang unggul. Berakidah, beribadah, dan berakhlak justru menjadi fondasi, bingkai, dan kerangka nilai mendasar secara transformasional dalam bermuamalah yang membedakan dengan pihak lain yang pandangan kehidupannya sekular, agnostik, dan ateistik.
Karenanya Muhammadiyah harus terus bergerak di garda depan dalam memajukan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta sebagaimana perjuangannya lebih dari satu abad hingga saat ini. Sebaliknya menjadi paradoks dan surut ke belakang jika Muhammadiyah pasif dan tidak mengambil bagian dalam memajukan kehidupan di segala aspek kehidupan. Menggarap sumberdaya alam dengan asas ishlah atau membangun tanpa merusak sama pentingnya dengan memajukan pendidikan, kesehatan, sosial, dan aspek gerakan yang selama ini telah dilakukan Muhammadiyah.
Muhammadiyah dengan seluruh usahanya niscaya proaktif dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, merekat persatuan nasional, mengatasi kesenjangan sosial, serta terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur sebagai manifestasi dari misi dakwah dan tajdid berbasis pandangan Islam berkemajuan. Jika ada praktik buruk yang dilakukan pihak lain dalam mengurus kehidupan, bukan berarti Muhammadiyah lari menghindar. Muhammadiyah justru harus tampil memberi alternatif dan model membangun kehidupan bangsa yang bermaslahat tanpa mafsadat!
Sumber: Majalah SM Edisi 15 Tahun 2024