Indonesia Emas 2045 dengan Merawat Generasi Sehat dan Cerdas

Publish

12 February 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
334
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Indonesia Emas 2045 dengan Merawat Generasi Sehat dan Cerdas

Oleh : Dr. dr. H. Andi Sofyan Hasdam, Sp.N

Merencanakan untuk mencetak generasi sehat dan cerdas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah cita-cita bersama,  tetapi persoalan mendasar soal terpenuhinya kecukupan gizi anak bangsa belum bisa teratasi. Harus ada upaya yang konsisten dan terukur untuk atasi kecukupan gizi bagi generasi penerus bangsa

Transformasi kesehatan merupakan satu langkah strategis dalam membangun fondasi yang kokoh bagi kemajuan bangsa. Sebuah bangsa yang sehat adalah fondasi yang tangguh untuk mencapai cita-cita bersama. 

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menargetkan angka stunting turun menjadi sebesar 12,83 persen pada 2024. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 dan 2022 dari Kementerian Kesehatan merilis data prevalensi balita stunting di kabupaten/kota se-Kaltim, kasus stunting di Kalimantan Timur mengalami kenaikan sebesar  21,40 persen sesuai yang ditargetkan pada 2023, 23,9% pada 2022 dari yang sebelumnya pada 2021 sebesar 22,8%. 

Pada ruang yang luas, rencana pemerintah pusat dengan target tingkat stunting secara nasional pada tahun 2024 di bawah 14 persen. Ini harus didukung secara masif dan baik. Kasus stunting juga terjadi di Kalimantan Timur, walau angka kejadiannya dibawah kasus nasional. Pemerintah Kalimantan Timur memiliki tantangan dalam mengatasi masalah gizi pada anak di bawah usia lima tahun, seperti halnya provinsi lain di Indonesia. 

Mengutip tulisan Tri Wahyuni, Ph.D, dalam sebuah media, Stunting merupakan masalah dunia yang berkaitan dengan malnutrisi pada anak. Masalah stunting tidak saja dialami oleh negara berkembang, namun juga pada negara maju, termasuk Indonesia. Lebih dari sepertiga anak usia di bawah lima tahun di Indonesia memiliki tinggi badan di bawah rata-rata.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat prevalensi stunting nasional sebesar 30,8%, artinya sekitar 7 juta penduduk Indonesia, atau setara dengan satu dari tiga anak, mengalami gangguan pertumbuhan (Kementerian Kesehatan RI, 2018). 

Stunting merupakan tantangan bagi seluruh komponen bangsa, mengingat pentingnya periode tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa. 

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai (WHO, 2022). Anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO.

Dengan adanya persoalan mendasar diatas maka kita perlu lebih keras lagi menyuarakan bagaimana merawat generasi cerdas dan sehat menuju generasi emas 2045.

Sebagaimana dimuat dalam, tirto.id, ada beberapa  hal yang perlu diperhatikan, diantaranya; 

1. Peningkatan gizi ibu hamil Mengingat stunting bisa mulai berkembang ketika anak masih di dalam rahim, maka pemerintah menggelar pemeriksaaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil guna mencukupi kandungan gizi dan zat besi pada ibu hamil.

2. Mendorong pemberian ASI eksklusif Pemerintah mendorong ASI eksklusif diberikan kepada bayi demi mencukupi kebutuhan gizi anak. Pengetahuan mengenai pentingnya ASI eksklusif secara langsung ditekankan kepada ibu.

3. Pemantauan tumbuh kembang balita Pemerintah juga melakukan langkah pemantauan terhadap tumbuh kembang balita. Realisasi yang dilakukan adalah dengan melengkapi alat pengukur berat badan dan tinggi badan di seluruh desa.

Apabila berat dan tinggi anak di bawah standar, akan dirujuk langsung ke puskesmas atau rumah sakit. 

4. Vaksinasi lengkap anak Vaksin lengkap anak dipastikan dalam program imunisasi, ini berguna agar tumbuh kembang bayi tidak terhambat karena infeksi virus.

5. Sanitasi berbasis lingkungan Sanitasi berbasis lingkungan melalui peningakatan kualitas sanitasi lingkungan di daerah dengan tingkat prevalensi stunting tinggi. 

6. Infrastruktur air minum Pemerintah juga telah melakukan pembangunan infrastruktur air minum untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, sebagai bagian dari upaya penurunan angka stunting.

Dr. dr. H. Andi Sofyan Hasdam, Sp.N, Dewan Pendidikan Muhammadiyah Kaltim, Calon Anggota DPD RI Dapil Kalimantan Timur


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Kelompok Salafi  dan Pudarnya Kesalehan Sosial Oleh: Muhammad Utama Al Faruqi, Demisioner Sekr....

Suara Muhammadiyah

26 April 2024

Wawasan

 Solusi Islami dalam Pengelolaan Emosi: Antara Umar dan Abu Bakar  Oleh: Mohammad Fakhrud....

Suara Muhammadiyah

18 March 2024

Wawasan

Salah Kaprah tentang Nasikh dan Mansukh (1) Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Univers....

Suara Muhammadiyah

15 April 2024

Wawasan

Oleh: Bahren Nurdin Bayangkan saat Jumatan di masjid lokal Anda: Khotib berdiri di mimbar, mengucap....

Suara Muhammadiyah

28 November 2023

Wawasan

Memperingati Milad Muhammadiyah  ke-111 dan Milad UHAMKA ke-66 Oleh: Harinaredi, M.Pd Kesadar....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah