Islam dan Tujuan Hidup

Publish

13 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
4222
sumber gambar: pixabay.com

sumber gambar: pixabay.com

Oleh: Donny Syofyan

Islam menyuguhkan apa dan bagaimana makna dan tujuan keberadaan kita. Seringkali seorang anak berkata kasar kepada orang tuanya, "Aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan." Ucapan seperti ini kerapkali menjadi balasan seorang anak ketika orang tua mengingatkan anaknya akan kebaikan mereka. Namun, pertanyaan seputar ‘mengapa saya dilahirkan’ sejatinya tidak hanya menjangkiti kaum muda, tetapi semua kalangan.

Kita ingin tahu mengapa kita ada di dunia ini? Apakah kita mempunyai tujuan atas keberadaan kita? Apakah dunia itu sendiri mempunyai tujuan keberadaannya? Sampai sekarang sains tidak mampu menjawab pertanyaan ini. Para ilmuwan dapat mempelajari bagaimana segala sesuatu terjadi dan bagaimana hal-hal tersebut terjadi saat ini, namun mereka sulit mengetahui mengapa hal-hal tersebut ada di sini untuk dipelajari.

Pertanyaan tentang nalar dan tujuan berasal dari filsafat dan teologi, dan ke sanalah kita perlu mengarahkannya. Namun, ketika kita beralih ke filsafat dan teologi, kita menemukan bahwa ada begitu banyak gagasan. Ini sangat membingungkan. Ketika kita melihat berbagai jawaban yang datang dari pelbagai sumber tentang mengapa kita ada di dunia ini, kita mendapatkan begitu banyak jawaban yang jauh dari kejelasan dan kesederhanaan seperti yang ditanamkan oleh Islam mengenai masalah ini. Kita akan mudah tersesat.

Mari kita melihat apa yang Islam tegaskan tentang alasan keberadaan kita. Setidaknya, ada tiga ayat Al-Quran mengenai hal ini. Pertama, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS 51: 56). Ini adalah pernyataan tujuan (statement of purpose) bahwa kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah atau untuk mengabdi kepada-Nya.

Kedua, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi” (QS 2: 30). Khalifah artinya wakil atau bisa juga berarti penerus. Biasanya istilah khalifah mengacu pada seseorang yang mengurus berbagai hal saat orang lain tidak ada. Tapi Allah tidak pernah absen, tapi Dia menempatkan Adam, dan lebih jauh lagi, manusia di dunia ini untuk menjaga ciptaan-Nya. Jadi ini adalah tujuan lain keberadaan manusia di bumi. Ketiga, “kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka” (QS 8: 119). Lewat ayat ini, Allah menciptakan kita karena rahmat-Nya.

Mari kita gabungkan ketiga pesan dari ayat-ayat di atas ini. Pertama, Allah menciptakan kita untuk menyembah atau mengabdi kepada-Nya. Kedua, Tuhan menciptakan kita untuk menjaga ciptaannya. Ketiga, Tuhan menciptakan kita karena rahmat-Nya. Bagi kaum Muslimin, ini bermakna bahwa ketika kita mengabdi kepada Tuhan dan menjaga ciptaan-Nya, maka kita bakal menarik kemurahan Tuhan kepada diri kita sendiri. Kita menerima rahmat Allah. Itulah alasan mengapa Tuhan menciptakan kita, untuk mencurahkan rahmat-Nya kepada kita. Allah menguji kita untuk melihat apakah kita akan mematuhi-Nya? Akankah kita menjaga pada ciptaan-Nya? Dengan memahami tujuan ini, kita pada hakikatnya siap membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dan ini adalah alasan yang sangat bagus untuk menjadi Muslim.

Lalu bagaimana pemahaman akan tujuan hidup membuat kita menjadi orang yang lebih baik?

Pertama-tama, dengan adanya tujuan ini, kita mempunyai kesadaraan dan keyakinan bahwa kita bisa melakukan banyak hal di dunia ini. Jika kita mengikuti doktrin nihilistik, kita akan berpikir tidak ada gunanya. Kita berada di alam semesta yang muncul sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Ia pada akhirnya akan runtuh dan menjadi krisis besar dan itu akan menjadi akhir dari alam semesta.

Kita hanya berada di tengah-tengah tahap antara ledakan besar dan krisis besar yang akan terjadi di akhir zaman. Jadi antara ekspansi dan keruntuhan, kita berada di tengah-tengah. Sama seperti alam semesta yang tidak memiliki tujuan apa pun, kita sendiri pun tidak memiliki tujuan apa pun.

Namun ketika kita berpikir sebagaimana Islam mengajarkan bahwa kita mempunyai tujuan hidup, maka tentu saja kita akan berbuat baik terhadap ciptaan Tuhan. Hal ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Kita akan beralih menjadi depresi, mencoba berpikir bahwa kita berada di sini tanpa alasan. Lalu orang-orang mencoba mengarang alasan bahwa hidup sekadar makan, minum, dan bersenang-senang.

Lalu, apa yang membedakan kita dengan hewan yang juga berusaha mempertahankan diri dan berkembang biak? Yaitu dengan memiliki rasa kebermaknaan dan keterarahan yang Tuhan ciptakan buat kita. Kita tahu bahwa kita adalah makhluk istimewa dalam rencana besar Allah. Dengan memiliki keopercayaan diri seperti ini, kita tidak hanya menjaga ciptaan Tuhan, tapi kita juga merasa nyaman jauh di dalam diri. Kita menjadi orang yang lebih baik secara keseluruhan.

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (4) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Pada I....

Suara Muhammadiyah

29 September 2023

Wawasan

Bahaya ‘Crab Mentality’ dalam Tubuh IMM Oleh: Naufal Abdul Afif S.Sos Crab mentality ....

Suara Muhammadiyah

25 September 2023

Wawasan

Oleh: Saidun Derani, Dosen Pascasarjana UM-Surby dan UIN Syahid Jakarta, aktivis PWM Banten Kata ul....

Suara Muhammadiyah

18 January 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Saat ini kita menyaksikan berkurangnya kesopanan, meningkatnya sikap diskrimina....

Suara Muhammadiyah

4 October 2023

Wawasan

 KPI Digital Microfinance Muhammadiyah  Oleh : Putro Prihatmanto, S.H Dalam mengelo....

Suara Muhammadiyah

22 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah