Kedewasaan Berpolitik dan Memilih

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
132
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Kedewasaan Berpolitik dan Memilih

Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si.

Muhammadiyah pada momentum Milad ke-111 tahun 2023 berada dalam suasana kehidupan kebangsaan yang sarat dinamika. Indonesia sedang menggelar kontestasi politik untuk Pemilu 14 Februari 2024, baik untuk pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres).

Pemilu merupakan peristiwa politik yang rutin tiap lima tahunan. Masyarakat dan warga Muhammadiyah sudah menjalani Pemilu lima kali setelah reformasi yaitu tahun 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019. Segala aspirasi politik dan dinamikanya telah dilalui, apakah menang atau kalah yang didukung serta semua prosesnya sungguh menjadi pengalaman berharga, semakin dewasakah elite dan warga atau sebaliknya tetap kekanak-kanakan dalam berpolitik dan berbangsa.

Di sinilah pentingnya reorientasi berpolitik. Bagaimana berpolitik dengan benar dan menjauhi salah, berbuat baik dan tidak bertindak buruk, serta menjunjung tinggi kepatutan dan tidak berbuat yang tidak pantas. Berpolitik yang menggambarkan akhlak mulia secara menyeluruh disertai uswah hasanah atau keteladanan yang baik. Jangan sampai menghadapi Pemilu maupun berpolitik mati-matian tanpa kesadaran iman, ilmu, dan amal atau perbuatan yang utama.

Pemilu Lebih Baik

Muhammadiyah berharap Pemilu 2024 berjalan sukses dengan pelaksanaan Luber Jurdil, bermartabat, aman, damai, dan tetap terjaga persatuan nasional. Pemilu tidak menimbulkan perpecahan, konflik, dan saling bermusuhan antar komponen bangsa. Pemilu mesti berdiri tegak di atas konstitusi dan peraturan yang berlaku, serta terhindar dari kecurangan dan penyalahgunaan yang dapat mencederai demokrasi. Pemilu tidak menimbulkan korban jiwa para petugas sebagaimana Pemilu yang lalu.

Para kontestan, termasuk capres-cawapres beserta tim dan seluruh pendukungnya dapat berkontestasi secara demokratis disertai kejujuran, keterpercayaan, lapang hati, serta siap menang dan kalah secara sportif. Tunjukkan kecerdasan, kebaikan, etika, tanggungjawab, dan jiwa kenegarawanan yang tinggi. Utamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri, kroni, dinasti, dan hasrat sesaat lainnya yang dapat merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kontestasi Pemilu senantiasa menjunjung tinggi nilai agama, Pancasila, dan budaya luhur bangsa di dunia nyata. Semua pihak baik elite maupun warga berintrospeksi diri agar tetap rendah hati dan tidak menjadikan Pemilu sebagai medan “pertempuran politik hidup mati”.

Kepada para pejabat dan aparat negara, TNI, Polri, dan seluruh pihak  dari pusat sampai daerah diharapkan jiwa patriotisme, profesionalitas, dan tanggungjawab konstitusionalnya dalam mengawal Pemilu. Jadilah abdi negara yang berdiri tegas di atas semua golongan secara adil tanpa diskriminasi. Penyelenggara Pemilu dan para pihak terkait tegap menjadi wasit yang adil, profesional, dan bertanggungjawab.

Muhammadiyah dalam menghadapi kondisi umum kebangsaan yang kompleks maupun Pemilu yang situasional, terus berkiprah dalam membangun kehidupan kebangsaan dan berkontestasi politik ke arah yang lebih berkualitas dan bermakna. Muhammadiyah mengembangkan sikap konstruktif dan korektif sebagai manifestasi dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid dalam menghadapi masalah-masalah bangsa. Muhammadiyah tidak pasif, apatis, dan tutup wajah atas masalah-masalah bangsa. Muhammadiyah terus membangun Indonesia secara positif disertai sikap cerdas dan korektif.

Karenanya Pemilu 2024 diharapkan menjadi momentum penting menjadi instrumen dan momentum politik ke depan dalam menyelesaikan masalah-masalah krusial bangsa sekaligus membawa kemajuan-kemajuan Indonesia secara signifikan untuk menjadi negara dan bangsa yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana cita-cita nasional dalam Konstitusi. Menjadi negara dan bangsa yang berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Bukan Pemilu asal Pemilu, lebih-lebih mengikuti arus pragmatis dan oportunistik.

Kematangan Berpolitik

Berpolitik sebagaimana hidup ada suka duka, menang kalah, berhasil atau gagal, dan segala dinamika yang tidak selalu hitam putih, linier, dan bervariabel tunggal. Hukum nasib pun berada di dalamnya, ibarat anugerah atau nikmat dan musibah. Karenanya diperlukan kematangan atau kedewasaan berpolitik, disertai sikap syukur, sabar, dan menerima nasib. Berpolitik adalah urusan muamalah duniawiyah yang harus disikapi dengan usaha serta sikap yang baik, cerdas, bertanggungjawab, dan dewasa.

Dalam menjalankan fungsi kritik berbasis amar makruf nahi munkar pun Muhammadiyah tetap dengan pendekatan dakwah. Dalam Kepribadian Muhammadiyah disebutkan, “Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.”. Publik akan menghisab sikap hidup dan khususnya berpolitik seseorang atau kelompok berdasarkan rekam jejak apakah baik atau tidak, yang terbuka dibaca dan tidak dapat ditutupi. Apakah berpolitik kata sejalan tindakan, menjunjung tinggi praktik baik dan sebaliknya tidak berbuat yang buruk, sehingga antara konsistensi dan inkonsistensi itu akan dihisab publik.

Kepada seluruh warga bangsa yang terlibat dalam dukung-mendukung dan sikap partisan lainnya hendaknya menjaga etika dan kedewasaan politik. Saling menghargai dan toleransi. Bersikaplah dewasa, cerdas, dan bertanggungjawab dalam menentukan pilihan politik. Jauhi hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian dan kemudaratan dalam berpolitik. Buktikan akhlak mulia di dunia nyata tanpa retorika, karena dunia politik pun memerlukan bukti “kata sejalan tindakan” serta bukan politik “jauh panggang dari api”.

Kepada seluruh warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah hendaklah menunjukkan uswah hasanah dalam berpartisipasi pada Pemilu 2024. Tegak lurus berpedoman pada Khittah, Kepribadian, dan ketentuan organisasi tanpa tafsir dan orientasi kepentingan sendiri-sendiri. Tunjukkan bahwa sebagai anggota dari organisasi keagamaan yang wasathiyah-berkemajuan seluruh anggota Muhammadiyah berkontestasi lima tahunan secara cerdas, rasional, dewasa, bermartabat, dan berkeadaban mulia. Dewasa dalam menghadapi perbedaan pilihan politik.

Berpolitik dan menghadapi Pemilu tentu meniscayakan jiwa besar atau lapang hati dan toleransi. Warga bangsa maupun warga Muhammadiyah senantiasa berbeda pilihan politiknya dan tidak dapat dipaksa untuk disamakan. Jangankan dengan sesama warga boleh jadi di satu keluarga pun senantiasa ada perbedaan aspirasi dan pilihan politik. Maka biasakan toleran dalam menghadapi perbedaan, jangan sampai intoleran. Jangan sampai bersikap buruk, tidak pantas, dan bermusuhan karena perbedaan pilihan politik. Buktikan bahwa warga Muhammadiyah berbeda dari yang lain, yakni berpolitik yang cerdas dan adiluhung!

Bersamaan dengan itu aktivitas bermuhammadiyah harus terus dilakukan dengan giat dan bersemangat. Menghadapi kontestasi Pemilu tidak mengurangi intensitas dalam menjalankan usaha, amal usaha, dan kegiatan Muhammadiyah. Jangan sampai perhatian 24 jam dihabiskan untuk menghadapi isu-isu Pemilu, sementara aktivitas bermuhammadiyah terabaikan dan kehilangan ghirah yang utama. Kata Kyai Dahlan, “…ojo kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah” , yakni “ jangan pernah lelah bekerja untuk Muhammadiyah”.

Sumber: Majalah SM Edisi 23 Tahun 2023


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

Harga Politik Sangat Mahal Sebagian elit politik nasional menggelindingkan isu “kembali ke UU....

Suara Muhammadiyah

28 March 2025

Editorial

PENGAKUAN DUNIA ATAS DEDIKASI KEMANUSIAAN Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, dua organisasi kemasyar....

Suara Muhammadiyah

28 March 2024

Editorial

Pedomani Prinsip, Kepribadian, dan Khittah Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Muhammadiyah itu &n....

Suara Muhammadiyah

24 February 2024

Editorial

Move On Politik Pemilu 2024 telah selesai dengan aman dan lancar. Hasilnya menunggu dan akan diumum....

Suara Muhammadiyah

8 March 2024

Editorial

DILEMA ROHINGYA ANTARA KEMANUSIAAN DAN KEAMANAN Kapal demi kapal yang membawa warga Rohingya telah ....

Suara Muhammadiyah

23 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah