Kembali Ke Masa Depan IMM: Menjembatani Internalisasi dan Internasionalisasi
Oleh: Dwi Kurniadi (Kader IMM Pondok Shabran UMS)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah organisasi gerakan mahasiswa yang bernaung di bawah Persyarikatan Muhammadiyah. IMM memiliki arah gerak dalam bidang kemanusiaan, kemahasiswaan, dan keagamaan. Dengan ideologi yang kuat, IMM telah berkembang dan dikenal luas di berbagai belahan dunia.
Konsep "Kembali ke Masa Depan IMM" bukan sekadar frasa, melainkan ajakan untuk menilik kembali nilai-nilai fundamental IMM di masa lalu, menguatkannya di masa kini, dan melesat dengan keyakinan menuju masa depan. Namun, sejauh mana gagasan IMM masa depan dapat terwujud? Dapatkah internalisasi dan internasionalisasi berjalan beriringan tanpa saling meniadakan? Tulisan ini mencoba mengupas gagasan yang kini menjadi perhatian utama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM.
Pemahaman mendalam terhadap ideologi Muhammadiyah dan peran IMM dalam kaderisasi merupakan fondasi utama yang harus ditanamkan dalam tubuh organisasi. Hal ini menjadi dasar yang kuat bagi IMM dalam setiap langkahnya, terutama dalam menghadapi tantangan global. Pola perkaderan IMM harus terus diperkuat agar mampu menciptakan kader-kader yang tidak hanya kompeten tetapi juga memiliki identitas yang kokoh.
Internasionalisasi tidak akan bermakna tanpa ada internalisasi yang kuat. Trilogi IMM, yaitu keislaman, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan, harus menjadi nilai yang melekat dalam setiap kader. Dengan internalisasi yang kokoh, IMM akan mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri.
Tantangan dalam mempertahankan idealisme di tengah perubahan zaman semakin kompleks. Era disrupsi, post-truth, dan VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) menjadi tantangan yang tidak bisa dihindari. IMM harus mampu menjaga relevansi perkaderannya agar tetap sejalan dengan perkembangan zaman. Konsistensi dalam menjaga idealisme menjadi pekerjaan besar yang harus terus diperjuangkan oleh IMM dalam membangun kader-kader masa depan.
Selain itu, penguatan internal tidak hanya sebatas pada pemahaman nilai, tetapi juga harus diterapkan dalam praktik nyata. IMM perlu membangun sistem kaderisasi yang berorientasi pada peningkatan kapasitas individu dan kolektif. Diskusi intelektual, kajian keislaman, serta keterlibatan dalam aksi sosial menjadi hal yang harus terus digalakkan. Dengan demikian, kader IMM tidak hanya memiliki pemahaman konseptual, tetapi juga memiliki pengalaman praktis yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi.
Internasionalisasi: IMM dalam Dinamika Global
Internasionalisasi merupakan peluang besar bagi IMM untuk membangun jaringan dan pengaruh di tingkat global. Namun, tanpa perencanaan yang matang dan tanpa berakar pada identitas IMM, internasionalisasi hanya akan menjadi angan-angan belaka. IMM harus memastikan bahwa setiap kader yang melangkah ke ranah internasional tetap membawa nilai dan semangat IMM, bukan sekadar menjadikan IMM sebagai batu loncatan untuk kepentingan pribadi.
Peran IMM dalam diskursus global harus lebih menonjol, terutama dalam isu-isu kemanusiaan dan perubahan sosial. IMM tidak boleh hanya menjadi pengamat, tetapi harus turut aktif dalam berbagai inisiatif global. Untuk itu, strategi yang matang diperlukan dalam membekali kader-kader IMM dengan keterampilan yang relevan, seperti kemampuan berbahasa asing, pemahaman mendalam terhadap isu global, serta pengalaman dalam kerja-kerja sosial dan advokasi internasional.
Dalam era globalisasi, IMM perlu membuka akses lebih luas terhadap jaringan internasional. Program pertukaran pelajar, seminar internasional, dan kerja sama dengan organisasi mahasiswa global harus menjadi bagian dari agenda strategis IMM. Selain itu, penggunaan teknologi digital dapat menjadi alat efektif untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak di luar negeri. Dengan memanfaatkan teknologi, IMM dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan memperluas pengaruhnya di tingkat global.
IMM juga harus mempersiapkan kadernya agar mampu bersaing di tingkat internasional. Selain keterampilan teknis, sikap mental yang kuat dan adaptasi terhadap budaya yang berbeda juga menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi dinamika global. Oleh karena itu, penguatan soft skill, seperti kepemimpinan, negosiasi, dan kemampuan analisis kritis, harus menjadi bagian dari kurikulum perkaderan IMM.
Menyeimbangkan Internal dan Eksternal: Membangun IMM Masa Depan
Keseimbangan antara internalisasi dan internasionalisasi adalah kunci dalam membangun IMM masa depan. Kedua aspek ini harus berjalan beriringan tanpa saling meniadakan. Dengan sinergi yang tepat, IMM dapat memperkuat identitas internalnya sekaligus memperluas pengaruhnya di kancah global.
Peran teknologi dan inovasi menjadi penting dalam memperluas jangkauan gerakan IMM. Pengembangan kader yang kompetitif di tingkat global harus menjadi prioritas, dimulai dari pembenahan sistem perkaderan hingga strategi implementasi yang efektif. IMM harus membekali kadernya dengan keterampilan yang relevan agar siap bersaing di panggung internasional tanpa kehilangan jati diri.
Sebagai contoh, IMM dapat mengembangkan platform pembelajaran digital yang memungkinkan kader untuk mengakses berbagai materi keilmuan, baik dari dalam maupun luar negeri. Kolaborasi dengan universitas dan lembaga riset internasional juga dapat membuka peluang bagi kader IMM untuk terlibat dalam proyek-proyek penelitian dan pengabdian masyarakat berskala global.
Selain itu, IMM harus mampu menjadi agen perubahan yang berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan sosial di tingkat nasional dan internasional. Gerakan sosial yang berbasis pada nilai-nilai IMM harus lebih diperkuat dan dikemas dengan pendekatan yang lebih modern dan inklusif. Dengan demikian, IMM tidak hanya dikenal sebagai organisasi mahasiswa, tetapi juga sebagai gerakan yang memiliki dampak nyata bagi masyarakat luas.
IMM harus mampu menjaga keseimbangan antara internalisasi nilai dan internasionalisasi peran. Dengan keseimbangan ini, IMM dapat menjembatani masa lalu yang penuh nilai dan masa depan yang lebih gemilang. "Kembali ke Masa Depan" bukan hanya tentang refleksi sejarah, tetapi juga strategi untuk membangun IMM yang lebih progresif, inklusif, dan berdaya saing di era globalisasi.
Sebagai langkah konkret, IMM harus terus melakukan evaluasi terhadap sistem perkaderannya, membuka ruang bagi inovasi, serta memperluas jejaring kerja sama internasional. Dengan demikian, IMM tidak hanya mempertahankan eksistensinya, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan di tingkat nasional dan global.
IMM masa depan haruslah menjadi organisasi yang adaptif, inovatif, dan memiliki daya saing tinggi. Dengan penguatan internal yang kokoh serta strategi internasionalisasi yang terencana, IMM dapat melahirkan kader-kader unggul yang siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan dunia. Inilah visi besar yang harus terus diperjuangkan oleh seluruh kader IMM dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah.