Kiprah PRA Sutorejo, Perkumpulan Perempuan Berkemajuan

Publish

12 January 2024
pra

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
150
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Kiprah PRA Sutorejo, Perkumpulan Perempuan Berkemajuan

Oleh: Lailatul Huda

Seiring berjalannya waktu, nilai-nilai Islam di Indonesia mengalami tantangan dan perubahan. Pada akhir abad ke-19, Muhammadiyah dan 'Aisyiyah muncul sebagai gerakan pembaruan Islam untuk mengembalikan kemurnian ajaran agama dari pengaruh adat istiadat yang menyimpang dari Al-Qur'an dan Hadis.

Dalam teks 'Suara Aisyiyah' tahun 1940 (halaman 35), tampak bahwa KH. Ahmad Dahlan memiliki perhatian khusus terhadap peran perempuan dalam memajukan masyarakat. Keyakinannya bahwa dunia tidak dapat maju secara sempurna jika perempuan hanya tinggal di belakang layaknya sahadja (hanya sekadar).

Pada akhir abad ke-19, Umat Islam dan agama Islam di Indonesia menghadapi perubahan dan tidak lagi utuh. Pengaruh adat istiadat, khususnya dalam upacara kematian, menciptakan keragaman yang menyimpang dari ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Contohnya, pada kematian Nyai Abu Bakar (1890), keluarga KH. Ahmad Dahlan mengadakan tahlil dan kenduri, yang mencerminkan adat pada masa itu.

Pembaharuan Keagamaan

Muhammadiyah muncul sebagai gerakan tajdid (pembaharuan) di bidang keagamaan. Gerakannya didasarkan pada Al-Qur'an dan Al-Hadis, dengan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam demi mewujudkan masyarakat Islam yang sesungguhnya.

KH. Ahmad Dahlan, sebagai tokoh Muhammadiyah, berdedikasi untuk meluruskan ajaran Islam, memerangi bid'ah, churofat, tahayul, kemusyrikan, dan takabbur. Pendekatan pertamanya melibatkan keluarganya sendiri, dengan mendatangi sanak saudara, mengundang mereka dalam pertemuan, dan melibatkan mereka dalam kegiatan bertabligh.

Bertabligh, atau penyiaran Islam, menjadi alat ampuh dalam menyebarkan cita-cita Muhammadiyah. KH. Ahmad Dahlan melakukan perjalanan ke berbagai kota dan desa, termasuk Banyuwangi, Jakarta, Purbalingga, dan lainnya. Siti Walidah, yang turut serta dalam tabligh, membawa ajaran Islam ke berbagai pelosok, dari Kerangkemasan hingga Belitar pada tahun 1920.

Kembali ke Suara Aisyiyah, majalah ini menjadi penjelasan kontekstual, menggambarkan peristiwa dan kehidupan pada masa itu. Artikel-artikel dalam majalah ini memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang kegiatan dan semangat 'Aisyiyah.

Dalam konteks ini, keluarga 'Aisyiyah Ranting Sutorejo Mulyorejo Surabaya Jawa Timur memegang peranan penting dalam menyebarkan dakwah Islam, mengingatkan akan bahaya bid'ah, churofat, tahayul, kemusyrikan, dan takabbur. Upaya ini dimulai dengan mengumpulkan anggota, baik dari keluarga sendiri maupun dari kalangan lain.

Peran PRA Sutorejo

Dengan pendekatan bertabligh, keluarga 'Aisyiyah Ranting Sutorejo menyebarkan ajaran Islam ke berbagai kota dan desa, merangkul keluarga dan masyarakat tani hingga ke pelosok negeri. Pengajaran dan ceramah agama diadakan secara rutin, mencakup peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan peristiwa Isra' Mi'raj misalnya.

‘Aisyiyah Ranting Sutorejo tak hanya terfokus pada aspek keagamaan. Melalui Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS), mereka menggelar program bakti sosial dan pemeriksaan kesehatan gratis. Ini bukan hanya wujud kepedulian sosial, tetapi juga upaya konkret dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.

Sebagai bagian dari Muhammadiyah, 'Aisyiyah memiliki peran vital dalam pendidikan. Mereka mendirikan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang membantu memberdayakan perempuan untuk menciptakan masyarakat Islam yang maju. Menyebarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan adalah cara 'Aisyiyah berkontribusi pada peradaban.

'Aisyiyah bukan hanya sebuah gerakan teologi; ini adalah peradaban. Dengan menjalankan nilai-nilai Islam secara aplikatif, mereka berkontribusi pada pembentukan masyarakat Indonesia yang maju dan berbudaya. A.A.A. Fyzee mengartikan peradaban sebagai keberkembangan warga negara yang ahli dan maju. Dalam hal ini, 'Aisyiyah berperan dalam membentuk peradaban Indonesia.

Sejarah keluarga 'Aisyiyah Ranting Sutorejo menjadi jendela bagi kita untuk melihat masa depan. Dengan berbagai program, pengajaran, dan kegiatan sosial, 'Aisyiyah berkomitmen untuk meregenerasi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah. 

Melangkah ke Masa Depan

Dengan merunut sejarah keluarga 'Aisyiyah Ranting Sutorejo, kita tidak hanya melihat masa lalu, tetapi membuka pintu menuju masa depan. Pendekatan holistik keluarga ini, yang mencakup tabligh, pendidikan, dan kegiatan sosial, menjadi inspirasi untuk melangkah lebih jauh, mengokohkan nilai-nilai Islam, dan membimbing masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik. Sejarah ini adalah fondasi yang kuat untuk memahami peran 'Aisyiyah dalam membentuk peradaban Indonesia.

Kelompok-kelompok keluarga 'Aisyiyah/Muhammadiyah, terutama yang melibatkan para istri, menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Ajaran mereka bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadis, yang dianggap sebagai petunjuk hidup kompleks yang mencakup berbagai aspek seperti agama, sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, dan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pandangan H.A.R. Gibb, seorang sarjana Barat, yang menyatakan bahwa Islam bukan hanya sistem teologi semata, melainkan suatu peradaban lengkap.

'Aisyiyah dapat dianggap sebagai komunitas perempuan Indonesia yang berperadaban dan berkemajuan. Dengan berpegang pada nilai-nilai Islam, mereka menciptakan warga negara yang memiliki keahlian dan berperadaban. Peran perempuan dalam keluarga 'Aisyiyah/Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada peran domestik, tetapi juga sebagai pilar dalam pembangunan peradaban. Dengan fokus pada pendidikan dan nilai-nilai Islam, mereka memiliki potensi untuk menjadi kekuatan yang membentuk masyarakat yang maju dan berperadaban di seluruh Indonesia.

Dra. Lailatul Huda, M.Hum, Ketua Ranting ‘Aisyiyah  Dukuh Sutorejo periode 2010 – 2010, Mahasiswa Program S3 Ilmu-Ilmu Humaniora konsenterasi Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya  Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Dosen Sejarah pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya. 

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Membantah Argumentasi Iblis: Belajar dari kisah Nabi Adam  Oleh: Miqdam Awwali Hashri, M.Si, A....

Suara Muhammadiyah

23 March 2024

Wawasan

IMM Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat Oleh: Asman Budiman, Kabid Riset dan Pengembangan Keilmuan, ....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Wawasan

Seperti biasa memasuki fase pesta demokrasi, akan banyak hal yang tidak terduga terjadi. Pro dan kon....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Wawasan

Negeri Amplop: Mesin Hasrat Bekerja Tanpa Batas Oleh: Agusliadi Massere*  Kehidupan hari ini ....

Suara Muhammadiyah

9 February 2024

Wawasan

Oleh: Bahrus Surur-Iyunk Mantan politisi, pernah merasakan menjadi anggota dewan, mantan Ketua IMM ....

Suara Muhammadiyah

14 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah