YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - "Muhammadiyah dengan 'Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua' mengandung pemahaman bahwa kemakmuran itu berdimensi lahiriah sekaligus ruhaniah untuk semua tanpa deskriminasi," terang Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Senin (18/11).
Dalam pidato Milad Muhammadiyah ke-112 ini, Haedar menegaskan kembali komitmen Muhammadiyah untuk membangun Indonesia sebagai negeri berkemakmuran, Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
Cita-cita teologis ini ditegaskan posisinya seperti yang termuat dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah tahun 1946 dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah tahun 1969.
"Karenanya usaha 'Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua' bagi Muhammadiyah ialah terus berusaha mewujudkan kemakmuean secara utuh menyeluruh agar terwujud dalam kehidupan bangsa secara nyata," ujar Haedar.
Dijelaskannya, Muhammadiyah terus berikhtiar menghadirkan kemakmuran sebagai salah satu penanda dari jalan dan strategi kebudayaan yang berkemajuan menuju puncak peradaban bangsa Indonesia yang dicita-citakan para pendiri dan konstitusi negara.
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Menurut Haedar, tujuan ini sesuai dengan cita-cita Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
"Karenanya, jadikan Milad ke-112 tahun ini sebagai momentum reeksi dalam wujud muhasabah sekaligus maudhu'ah atas gerakan Muhammadiyah yang selama ini terus berkiprah tidak kenal lelah dalam usaha memakmurkan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan semesta," tutur Haedar.
Muhammadiyah melalui gerakan pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan seluruh praksis usahanya, kata Haedar, "Selama ini sejatinya memiliki orientasi pada usaha memakmurkan kehidupan bangsa. Kemakmuran salam dimensi kesejahteraan dan kemajuan yang bersifat utuh dan menyeluruh, yakni lahir dan batin, material dan spiritual, serta duniawi dan ukhrawi," jelasnya. (Hafidz/Cris)