MADIUN, Suara Muhammadiyah - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Madiun melaksanakan acara KPU Goes To Kampus dengan menggelar nonton bareng (nobar) film “Kejarlah Janji” di aula Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) Sabtu, 28 Oktober 2023.
Tujuan KPU Goes to Kampus adalah untuk peningkatan pemahaman, partisipasi dan keterlibatan Mahasiswa dalam Pemilu 2024.
Acara nonton bareng (nobar) dimulai dengan menyanyikan lagu indonesia raya dan jingle pemilu.
Acara KPU Goes To Kampus ini dibuka Ketua KPU Kota Madiun, Wisnu Wardhana, S H. Dalam sambutannya Wisnu Wardhana menerangkan mengenai sistem dalam pemilu yang terdiri dari Pemilu DPR, DPD dan DPRD, hingga Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Ketua KPU Kota Madiun juga menjelaskan tentang pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam pemilu 2024, karena mahasiswa merupakan agen perubahan.
Dalam Pemilu 2024 pemuda tidak boleh acuh atau mementingkan dirinya sendiri. Mereka memiliki peran strategis melalui bekerja sama dengan penyelenggara pemilu dan ikut melakukan pengawasan.
"Dan menjadi bagian partai/peserta pemilu untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas” ujar wisnu.
Setelah sambutan dari Ketua KPU Kota Madiun, para tamu disuguhi penampilan tari Wonderland Indonesia yang dibawakan oleh mahasiswa Ummad.
Adanya persembahan tari ini membuat hadirin semakin bersemangat mengikuti acara hingga selesai.
Sebagai akhir acara dilakukan sesi foto bersama dan penyerahan cindera mata oleh Ketua KPU Kota Madiun kepada perwakilan UMMAD.
Acara ditutup dengan nobar (nonton bareng) film “Kejarlah Janji”.
Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kota Madiun, Rohani Hidayat menerangkan, acara nonton bareng ini dilakukan secara serentak di Indonesia.
Dengan pemutaran film ini diharapkan dapat memotivasi dan mengedukasi mahasiswa untuk datang ke tempat pemilihan.
Menurut Rokhani Hidayat, film Kejarlah Janji menghadirkan setting Pilkades yang hampir mirip dengan perhelatan nanti tahun 2024.
"Dalam era demokrasi kita tidak bisa menghindar dari yang namanya perbedaan. Dari perbedaan-perbedaan yang ada itu kita harus cermat, harus menggunakan akal sehat dalam menggunakan hak pilih," kata Rokhani. (Pujoko)