Kuliah Umum Prodi Farmasi UM Bandung Kupas Inovasi Pelarut Halal dan Kolaborasi Riset

Publish

28 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
125
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Head of Research INHART (IIUM) Malaysia Assoc Prof Ts Dr Amal Elgharbawy menjelaskan bahwa pelarut konvensional yang sering digunakan cenderung beracun, mudah menguap, dan tidak dapat terurai dengan baik.

”Pelarut konvensional yang sering digunakan pun tentunya memiliki karakteristik yang bertentangan dengan nilai-nilai halal,” ungkapnya dalam acara Public Lecture yang diselenggarakan oleh Prodi Farmasi UM Bandung pada Kamis (24/07/2025).

Dalam menanggapi hal itu, dirinya memperkenalkan dua inovasi utama dalam pengembangan sains farmasi halal: Ionic Liquids (ILs) dan Deep Eutectic Solvents (DESs). ”Kedua jenis pelarut ini dipandang sebagai solusi masa depan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga selaras dengan prinsip halal dan tayyib,” ucap Amal.

Berbeda dengan pelarut konvensional, ILs memiliki keunggulan seperti kestabilan termal tinggi, non-flammable, dan dapat disesuaikan untuk berbagai aplikasi industri farmasi. ”Ionic liquids memungkinkan produksi ester dan polimer pada kondisi yang lebih ringan dan aman,” jelas Amal.

Sementara itu, DESs khususnya Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) merupakan pelarut alami dengan kemampuan tinggi dalam mengekstraksi senyawa aktif dari tanaman. ”NADES itu murah, biodegradable, dan berasal dari sumber yang dapat diperbarui. Sangat cocok untuk digunakan dalam produk halal,” tegasnya.

Dirinya juga menjelaskan beberapa aplikasi dari ILs dan DESs, seperti pada pembuatan obat, penyerapan CO₂ untuk lingkungan yang lebih bersih, dan bahkan pada sistem laundry tanpa air. ”Teknologi ini tentu sudah diuji dalam menstabilkan enzim dan meningkatkan efektivitas proses ekstraksi protein serta lipid untuk tujuan farmasi dan bioteknologi,” terang Amal.

Amal menekankan bahwa aspek halal bukan hanya terkait bahan, melainkan metode produksinya. ”Maka dari itu, konsep halal by design harus menjadi acuan dalam pengembangan produk farmasi, dengan mempertimbangkan keselamatan ilmiah dan kepatuhan syariah,” ungkapnya.

Lebih jauh, dirinya mendorong kolaborasi riset lanjutan kepada para mahasiswa UM Bandung untuk mengembangkan nanokarier berbasis ILs/DESs dalam pengiriman obat yang lebih efisien. ”Tujuan akhirnya bagaimana mewujudkan produk farmasi yang tidak hanya aman dan efektif, tetapi juga sesuai dengan maqasid al-shariah,” tutup Amal.*(FK)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – IMM Bulaksumur-Karangmalang (BSKM) bersama LP3ES dan HMI Bula....

Suara Muhammadiyah

19 September 2023

Berita

KULON PROGO, Suara Muhammadiyah - "Saya kagum sejak mendengar lagi Sang Surya, yang lebih hebat lagi....

Suara Muhammadiyah

19 May 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tepat hari ini, Kamis (13/3), Provinsi Daerah Istimewa Yogyak....

Suara Muhammadiyah

13 March 2025

Berita

Pengajian di Lembah Hopo, Jejak Dakwah di Tengah Hutan Sawit Oleh: Furqan Mawardi, Ketua Lembaga Pe....

Suara Muhammadiyah

11 August 2025

Berita

LAMPUNGUTARA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Lampung Utara mengada....

Suara Muhammadiyah

7 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah