Kultum di Mushola PP

Publish

27 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
272
Istimewa

Istimewa

Kultum di Mushola PP

Oleh: Khafid Sirotudin

Hijrah dapat bermakna fisik (makaniyah) dan non fisik (maknawiyah), yakni perubahan dari kondisi yang tidak baik menjadi lebih baik. Hijrah secara fisik bermakna perpindahan seseorang dari satu tempat ke tempat lain, berpindah domisili dari suatu daerah ke daerah lain. Sebagaimana Rasulullah saw melakukan hijrah dari Makkah ke Yatsrib (Madinah).

Hijrah non fisik dapat bermakna transformasi personal. Dimana seseorang berjihad dengan harta dan jiwa mereka untuk mendapatkan rahmat dari Allah Swt. Sebagaimana tersampaikan di dalam Al-Quran surat Al-Baqarah 218, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang”.

Pesan Tuhan tersebut sejalan dengan apa yang tersurat di dalam Qs. At-Taubah ayat 20: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”. Iman, Hijrah dan Jihad menjadi tiga kata yang saling berkaitan. 

Demikian materi Kultum seusai jamaah salat Zuhur di musala PP Muhammadiyah jalan Ahmad Dahlan 103 Yogyakarta, Kamis 23 Juli 2025. Sebuah pengingat bagi segenap jamaah tentang makna hijrah selagi masih di ujung akhir bulan Muharam. Mubalighnya, Ghifari Yuristiadhi, MA. anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah. Ghifari adalah putra suwargi Masyhari Makhasi, Ketua Umum PP IPM periode 1983-1986. 

Bertindak sebagai imam salat Zuhur kali ini, IPMawan Fauzan Sandiah, anggota MPKSDI PP Muhammadiyah. Musala PP Muhammadiyah memiliki 7 shaft dan mampu memuat 40 jamaah ini juga biasa digunakan untuk melakukan salat Jumat berjamaah. Jika shaft sudah penuh biasanya jamaah salat Jumat menggelar sajadah di luar musala.

Saya pernah mendengarkan Kultum seusai jamaah salat Zuhur di musala PPM Jalan A. Dahlan 103 dari beberapa tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, baik yang telah wafat maupun masih hidup saat ini. Diantaranya: suwargi Pak AR Fachrudin, Ahmad Azhar Basyir, Buya Syafii Maarif, Yunahar Ilyas dan Amien Rais. Saya pernah beberapa kali mengikuti jamaah salat Zuhur dan Kultum di musala PP Muhammadiyah jalan Cik Ditiro 23 Terban Yogyakarta.

Kultum akronim dari Kuliah Tujuh Menit. Kultum merupakan pengajian singkat yang diadakan rutin “auto pilot” di musala pada lingkungan kantor persyarikatan atau AUM (Amal Usaha Muhammadiyah). Biasanya selepas jamaah salat Zuhur yang diikuti Pimpinan Persyarikatan, UPP (Unsur Pembantu Pimpinan), Kepala Kantor, staf dan karyawan kantor sekretariat, serta tamu yang berkunjung. Mubaligh penyampai Kultum bisa dari Pimpinan, Ortom, staf bahkan tamu yang dikenal dan pada saat itu ikut berjamaah.

Meski tidak persis berlangsung Tujuh Menit –paling lama 10 menit– tetapi Kultum telah menjadi “trademark” bagi Muhammadiyah. Menjadi budaya keagamaan yang bertahan hingga sekarang di lingkungan PP/PW/PD/PC Muhammadiyah dan AUM se dunia. Mubaligh Kultum biasanya menukil Satu-Dua ayat Al-Quran berisi pesan moral keagamaan yang ringan, membumi dan kontekstual dengan hidup keseharian.

Berbeda dengan kebiasaan atau tradisi keagamaan seusai salat berjamaah di kalangan muslim tradisional yang diisi zikir dengan lafadz jahr dan ditutup doa yang dipimpin imam shalat. Juga berbeda dengan kebiasaan para ustadz di masjid dan mushola di luar lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah. Ustadz model ini biasanya hanya membacakan satu hingga dua hadits beserta terjemahan dari kitab sahih Bukhari Muslim tanpa menyampaikan ayat Al-Quran yang related.

Kultum juga biasa disampaikan dalam forum Rapat Pimpinan Muhammadiyah di semua level dan pengelola AUM sebelum membahas materi pokok. Sebuah tradisi keagamaan yang terjaga di lingkungan persyarikatan. Saya yakin para kader, pimpinan dan pengelola AUM semua level pernah “ketiban sampur” (ditunjuk, mendadak) untuk menyampaikan Kultum di berbagai forum rapat atau musyawarah. 

Di Weleri Kendal, Kultum disematkan menjadi kultumsinema dan kultumedia. Sebuah wadah Angkatan Muda Muhammadiyah (PCPM) untuk berdakwah melalui produksi film, konten kreatif dan literasi digital. Sekedar menjalankan titah ilahi sebagai kader dan warga persyarikatan untuk saling mengingatkan diri dalam kebaikan dan keadilan, menjaga niat dan tujuan berorganisasi, meraih rahmat dan ketakwaan, menjaga marwah harakah dengan senantiasa bersemangat untuk tetap beramal saleh di segala situasi dan kondisi yang dihadapi.

Sungguh…bermuhammadiyah itu menggembirakan, mencerahkan dan membahagiakan.

Wallahu’alam


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Aksi Radikal, Pertarungan Rakyat atau Manufactured Chaos  Oleh: Angga T. Sanjaya, Akademisi Fa....

Suara Muhammadiyah

3 September 2025

Wawasan

Budaya versus Agama Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Saya ingin....

Suara Muhammadiyah

9 August 2024

Wawasan

IMM: Kedekatan dengan Penguasa dan Makna Diaspora Kader Oleh: Mansurni Abadi, Mantan Pengurus RPK I....

Suara Muhammadiyah

28 June 2024

Wawasan

 Kaum Alit Terjepit Kaum Elit Oleh: Rumini Zulfikar Pada hari senin, 11 September 2023 kita ....

Suara Muhammadiyah

14 September 2023

Wawasan

Trilogi Bagian Pertama: Suami Istri adalah Perhiasan bagi Pasangannya dengan Akhlak dan Perilakunya ....

Suara Muhammadiyah

14 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah