YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Training of Trainers (ToT) yang diselenggarakan oleh LPCRPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerjasama dengan 1000 Cahaya menjadi pertemuan ketiga dalam upaya menghadirkan alternatif dalam pemanfaatan energi terbarukan. Bertempat di SM Tower Malioboro, acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dahlan Rais, Sekretaris LPCRPM Isngadi Marwah Atmadja, dan Direktur 1000 Cahaya Hening Parlan (19/8).
Hening Parlan dalam sambutannya mengatakan bahwa transisi energi menjadi sebuah keniscayaan bagi Muhammadiyah untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Selain itu, transisi energi juga dapat mendorong adanya penghemat terhadap konsumsi energi berlebihan. Sehingga memungkinkan setiap orang untuk mengurangi pengeluaran terhadap kebutuhan energi yang kian mahal.
"Kita harus mulai belajar untuk mulai memikirkan energi alternatif yang bisa kita ambil dari matahari. Karena jika listrik mati, seluruh sektor kehidupan kita juga akan mati," tegasnya.
Menurut Gatot Supakat, Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah, acara bertemakan Audit Energi dan Penguatan Dakwah Ramah Lingkungan ini bukan gerakan perlawanan atau penolakan terhadap sumber energi konvensional. Melainkan sebuah langkah strategis Muhammadiyah dalam upaya membantu pemerintah menyediakan kebutuhan energi yang lebih ramah lingkungan.
"Muhammadiyah itu mengadakan acara ini untuk membantu PLN," tegasnya.
Isngadi Marah Atmadja, Sekretaris LPCRPM PP Muhammadiyah mengucapkan bahwa transisi energi sudah menjadi sebuah kebutuhan. Bukan sekedar untuk melakukan penghematan, tapi juga bagaimana menjadi lingkungan tetap terjaga dari kerusakan.
Ia pun membandingkan situasi saat pandemi Covid-19 udara terasa sangat bersih karena mobilisasi masyarakat amat sangat minim, dengan situasi saat ini yang secara kualitas udara lebih kotor. (diko)