Meluruskan Niat dan Tujuan Beribadah Haji

Publish

7 May 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
726
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Meluruskan Niat dan Tujuan Beribadah Haji

Oleh: Mohammad Fakhrudin

Setelah menunggu sepuluh tahun atau lebih, di antara kita, keluarga, guru, pemimpin, teman, atau tetangga kita, ada yang telah siap berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, tetapi ada yang masih harus menunggu entah berapa tahun lagi. Ada pula yang belum dapat berangkat tahun ini karena terkendala kesehatan atau yang lain.

Percayalah Allah Maha Tahu yang terbaik buat hamba-Nya. Oleh karena itu,  serahkan sepenuhnya kepada-Nya. Namun, yang terpenting, tetaplah berdoa dan berikhtiar agar memperoleh yang terbaik.

Beribadah haji merupakan satu di antara lima rukun Islam. Ibadah ini berpahala surga jika dilaksanakan sesuai dengan tuntunan  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal itu dijelaskan di dalam hadis berikut ini.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

"Dari sahabat Abu Hurairah radiyallahu 'anhu dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Umrah ke umrah merupakan kafarah (dosa) di antara keduanya, sedangkan haji mabrur tiada balasan baginya kecuali surga." (HR Malik, al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Asbihani).

Dengan demikian, melaksanakannya berarti harus diniati beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan dengan tujuan memperoleh rida-Nya, bukan karena ingin memperoleh kedudukan, jabatan, gengsi; atau agar memperoleh dukungan suara dalam pemilihan anggota DPR, dalam pemilihan bupati, walikota, gubernur, atau presiden. 

Bergantung pada Niat

Perolehan pahala bergantung pada niat. Rasulullah shalallahu ’alaihi  wasallam bersabda,

إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى

"Sesungguhnya amalan itu bergantung pada niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan," (HR al-Bukhari dan Muslim).

Sesuai dengan Contoh

Ibadah haji merupakan salah satu ibadah mahdhah Oleh karena itu, segala sesuatu yang dilakukan sejak persiapan hingga pelaksanaan ibadah haji, wajib sesuai dengan tuntunan Rasulullah  shalallahu ’alaihi  wasallam sebagaimana dijelaskan di dalam hadis berikut ini.

خُذُوا عَنِّى مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّى لاَ أَدْرِى لَعَلِّى أَنْ لاَ أَحُجَّ بَعْدَ حَجَّتِى هَذِهِ

"Ambillah dariku manasik-manasik kalian karena sesungguhnya aku tidak mengetahui, mungkin saja aku tidak berhaji setelah hajiku ini." (HR Muslim).

Bekal Berhaji

Takwa

Berhaji memerlukan bekal dan sebaik-baik bekal adalah takwa. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur'an surat al-Baqarah (2): 197,

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَا لَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِ نَّ خَيْرَ الزَّا دِ التَّقْوٰى ۖ وَا تَّقُوْنِ يٰۤاُ ولِى الْاَ لْبَا بِ

"(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barang siapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!"

Dengan berbekal takwa, para calon haji taat pada tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka tidak  terpengaruh oleh individu ataupun kelompok yang melakukan amalan yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam. Mereka dengan ikhlas melakukan rukun, wajib, dan sunah. Mereka dengan ikhlas juga meninggalkan larangan, baik ketika mempersiapkan diri, melaksanakan ibadah haji di tanah suci, maupun setelah selesai melaksanakannya. Memang demikianlah, semua ibadah harus dilakukan dengan ikhlas. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur'an surat al-Bayyinah (98): 5,

وَمَاۤ اُمِرُوْۤا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ ۙ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ 

"Padahal, mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)."

Rezeki yang Halal

Dengan bekal takwa pula, ibadah haji dilaksanakan dengan rezeki yang halal termasuk untuk bekal bagi keluarga yang ditinggalkan. Di samping rezeki yang halal, dalam rangka persiapan, semua dilakukan sesuai dengan ketentuan ibadah haji. 

Identitas diri, misalnya, nama, alamat, usia, dan kesehatan. adalah identitas yang sebenarnya; tidak melakukan pemalsuan atau penipuan dokumen. 

Jangan sampai karena merasa nikmat beribadah haji dan mempunyai uang berlimpah, meskipun pernah beribadah haji, dia beribadah haji lagi dengan mengubah dokumen. Nah, apakah tindakan yang demikian tidak merusak ibadahnya? 

Pada saat beribadah haji ada kesempatan yang sangat banyak untuk beribadah sosial. Namun, dianggap enteng. Bekerja sama dan saling membantu dalam regu, rombongan, atau lintas rombongan, bahkan, lintas bangsa untuk kelancaran ibadah haji adalah ibadah juga. Kadang-kadang terjadi ketika melaksanakan thawaf, misalnya, ada jamaah yang demi dirinya atau kelompoknya, dilakukanlah kerja sama atau saling membantu, tetapi menghalangi jamaah lain yang juga akan melaksanakan amalan ibadah haji. Demi dapat mencium hajar aswad; demi dapat salat di Roudhah mau menempuh berbagai cara, termasuk cara tidak terpuji. 

Hal lain yang wajib dihindari juga adalah sifat egois, apalagi, berbicara “saru” atau jorok, bertengkar dan berdebat. Hindari juga kegiatan yang bersifat pamer dokumentasi berupa foto atau video. 

Jika jamaah haji melaksanakan semua perintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya secara benar, niscaya mereka memperoleh predikat haji mabrur, yang ditandai dengan meningkatnya kualitas iman dan takwanya. Haji yang demikian doanya dikabulkan!

Hal ini pasti berpengaruh baik terhadap masyarakat luas. Mereka dapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi tidak hanya oleh umat Islam Indonesia, tetapi juga umat Islam umumnya. Juga ikut menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia  dan manusia pada umumnya; bukan pembuat masalah atau bagian dari masalah.

Doa Kita

Kita doakan keluarga, saudara, teman, tetangga, guru, pemimpin kita yang berangkat tahun ini dengan doa sebagaimana dijelaskan di dalam HR Tirmidzi
   
زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

“Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan di mana pun kau berada” Aamiin!

Kita doakan semoga yang belum menunaikan ibadah haji karena belum mampu dalam hal biaya, tetapi telah mempunyai tekad kuat, diberi rezeki yang cukup sehingga dapat mewujudkan niat dan tekadnya itu. Kita doakan semoga yang telah mempunyai harta melimpah, tetapi belum mempunyai niat dan tekad kuat, diberi hidayah sehingga merasa bahwa harta yang melimpah dan ibadah haji sebenarnya merupakan kewajiban, dan karena itu, merasa harus segera memenuhinya. Sementara itu, yang terkendala usia, kita doakan agar bersabar dan beriman bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’ala pasti mempunyai rencana Maha Baik bagi dirinya.  

Allahu a'lam


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

"Mencari Simpati Hati dan Suara Pemilih" Oleh: Rumini Zulfikar Pemilu Tahun 2024 saat ini memasuk....

Suara Muhammadiyah

1 December 2023

Wawasan

Edukasi Mengelola Finansial Sejak Dini Oleh: Dr Amalia Irfani, Dosen IAIN Pontianak/LPPA PWA Kalbar....

Suara Muhammadiyah

18 July 2024

Wawasan

Meneladani Empat Sifat Utama Dr. Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)....

Suara Muhammadiyah

29 May 2024

Wawasan

Kemudahan dan Kesempurnaan Agama Islam Oleh: Drs. Seneng Waluyo, M.H.I.,MM., Warga Muhammadiyah tin....

Suara Muhammadiyah

19 December 2024

Wawasan

Homo Muhammadiyahicus Oleh: Hilma Fanniar Rohman, Dosen Perbankan Syariah, Universitas Ahmad Dahlan....

Suara Muhammadiyah

26 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah