Memahami Al-Qur`an dan Kitab Suci Lainnya

Publish

3 April 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
959
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Memahami Al-Qur`an dan Kitab Suci Lainnya

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Tulisan ini hendak berbicara secara khusus tentang kitab suci agama-agama yang berada di tengah-tengah masyarakat yang pertama kali menjadi penerima wahyu Al-Qur`an. Dua kitab suci sangat menonjol, yaitu Taurat dan Injil. Al-Qur`an juga menyebutkan Zabur.

Sekarang ada sebuah kitab yang disebut Taurat yang masih ada di tangan orang-orang sezaman kita saat ini. Kitab ini pada dasarnya adalah lima kitab pertama dalam kumpulan yang lebih besar yang disebut Alkitab. Alkitab itu sendiri terbagi menjadi dua bagian. Ada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, setidaknya dalam Alkitab umat Nahsrani.

Perjanjian Lama memiliki sekitar 39 kitab atau 46 kitab dalam tradisi Katolik. Lima kitab pertama ini disebut Taurat, dan konon itu adalah Taurat Musa. Apakah ini Taurat yang dimaksud Al-Qur`an? Adakalnya Al-Qur`an berbicara tentang kitab yang ada di tangan orang-orang saat itu dan itu disebut Taurat. Al-Qur`an juga berbicara tentang kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa. Apakah keduanya sama? Belum tentu.

Salah satu salinan Taurat tertua yang kita miliki adalah Kodeks Aleppo, yang berasal dari sekitar 1000 tahun yang lalu, yang berarti sekitar 2000 tahun setelah Musa. Namun demikian, Gulungan Laut Mati yang ditemukan di Gua Qumran, di tepi Laut Mati, yang sekarang berada di wilayah Tepi Barat yang diduduki di Palestina, menunjukkan tingkat kesesuaian yang tinggi dengan salinan kitab suci Ibrani saat ini.

Artinya sampai pada masa Gulungan Laut Mati, yaitu sekitar 2000 tahun yang lalu, Alkitab hampir sama, dari masa itu sampai sekarang, setidaknya ketika kita berbicara dengan Taurat dan Zabur. Tapi itu pun sekitar 1200 tahun lebih lambat dari Musa. Jadi kita masih perlu bertanya bagaimana gulungan itu bisa sampai, dari kitab Musa sampai ke Gulungan Laut Mati?

Apakah ada perubahan, atau apakah semuanya tetap utuh? Kita tidak bisa sepenuhnya yakin, tetapi kita dapat melihat bahwa Taurat yang ada sekarang menggambarkan kematian Musa dalam kitab terakhir Taurat yang disebut "Kitab Ulangan." Kematian Musa disebutkan, dan fakta bahwa dia dimakamkan tapi tidak ada yang mengetahui siapa yang menguburnya. Sejak saat itu tidak ada nabi yang muncul seperti Musa. Ini menunjukkan bahwa bagian ini setidaknya ditulis setelahnya, bahkan mungkin lama setelah Musa meninggal oleh orang lain. Karena itu ia tidak ditulis oleh Musa.

Dari sudut pandang Muslim, kita perlu membuat perbedaan. Terkadang Al-Qur`an berbicara mengagungkan atau memuji kitab suci sebelumnya, terutama Taurat. Yang paling sering dan paling mudah adalah Taurat, seperti yang diwahyukan kepada Musa. Di lain waktu, Al-Qur`an berbicara tentang Taurat, yang ada di tangan orang-orang dan mungkin terkait dengan beberapa perubahan yang terjadi karena ‘tambahan’ oleh pemimpin agama kitab suci tersebut.

Lalu bagaimana dengan Zabur? Dikatakan bahwa Zabur diberikan kepada Daud yang kita kenal sekarang sebagai Mazmur, yakni Mazmur 150 atau 151 di antaranya dalam berbagai edisi Alkitab. Mazmur juga ada dalam Perjanjian Lama dan sebagian besar adalah nyanyian pujian kepada Tuhan. Dalam bahasa Arab disebut qasidah. Muslim hampir tidak menemukan keberatan dalam Zabur. Setidaknya hal-hal yang muncul untuk diskusi, biasanya antara Muslim dan pengikut Alkitab yang pada umumnya tidak berfokus atau berpusat pada hal-hal yang dikatakan dalam Zabur.

Sekarang kita beralih ke Perjanjian Baru, yaitu bagian dari Alkitab Nashrani yang membahas tentang Yesus dan para pengikut awal beliau. Ada empat Injil di antara kitab-kitab ini dan totalnya ada 27 kitab selain dari keempat Injil tersebut. Ada satu kitab yang disebut Kisah Para Rasul yang menginformasikan tentang para murid Yesus, ke mana mereka pergi, di mana mereka berdakwah, dan sebagainya. Kita bisa mendapatkan gambaran tentang Kekristenan awal dengan melihat dokumen itu.

Kemudian ada beberapa surat yang ditulis oleh berbagai individu. Paulus pernah dianggap menulis 14 dari surat-surat ini. Sekarang beberapa di antaranya dipertanyakan tentang siapa yang sebenarnya menulisnya. Ada satu yang diyakini ditulis oleh Yakobus, beberapa oleh Petrus, satu oleh Yudas, dan sebagainya. Lalu terakhir Kitab Wahyu di akhir, yang dikatakan sebagai penglihatan yang dilihat oleh Yohanes tua di pulau Patmos. Jadi totalnya ada 27 kitab.

Bagi umat Islam, sangat menarik bahwa empat dari kitab itu disebut Injil karena Al-Quran berbicara tentang Injil Isa (Jesus), yang merupakan kata Arab yang secara kasar dapat diterjemahkan dari kata euangélion, padanan kata Yunani untuk gospel dalam Bahasa Inggris. Yang mengejutkan umat Islam, ternyata ada empat Injil sebab hanya satu yang disebutkan dalam Al-Quran, karena Al-Quran menggunakan istilah tunggal, Injil Isa (Jesus).

Yang mungkin bisa kita katakan adalah bahwa Isa (Jesus) memberitakan Injil seperti yang disebutkan dalam Injil itu sendiri, pesan yang Isa (Jesus) khotbahkan, yang bagi umat Islam pastilah Injil. Sekarang ada empat Injil, yang masing-masing dengan caranya sendiri mengaku melaporkan tentang Injil yang Isa (Jesus) khotbahkan mengenai kehidupan Isa (Jesus), di mana beliau dilahirkan, ke mana beliau pergi, di mana beliau berdakwah, apa yang beliau khotbahkan, dan akhirnya bagaimana karier beliau berakhir dengan diangkat ke surga.

Jadi, umat Islam dan Kristen sama-sama menegaskan bahwa Isa (Jesus) diangkat ke surga dan bahwa beliau dilahirkan dari seorang perawan. Beliau melakukan banyak mukjizat, termasuk membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang kusta, menyembuhkan orang buta, bahkan membangkitkan orang mati. Umat Islam menolak beberapa doktrin yang muncul dalam Kristen, seperti doktrin bahwa Isa (Jesus) mati untuk dosa dunia. Dari sudut pandang Al-Qur`an, tidak ada seorang pun yang menanggung hukuman atas dosa orang lain. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang, Maha Pemurah, dan jika kita bertaubat, kembali kepada Allah, Dia akan mengampuni kita atas pelanggaran kita.

Umat Islam juga tidak menganut kepercayaan bahwa Isa (Jesus) secara harfiah adalah Anak Allah atau bahwa beliau adalah Allah. Bagi umat Islam, Isa (Jesus) adalah seorang nabi, seorang utusan Allah, seorang utusan yang perkasa, dan beliau adalah mesias Allah. Namun demikian, sebagai seorang nabi, beliau adalah manusia, juru bicara Allah, tetapi hamba dan utusan dari Allah yang Esa.

Mengetahui latar belakang agama ini dan kitab suci yang ada sebelum Islam dan sebelum Al-Qur`an diturunkan adalah kunci untuk membuka makna Al-Qur`an. Ketika kita sekarang beralih ke Al-Qur`an, kita menemukan seringnya penyebutan Isa (Jesus) dan kita menemukan penekanan yang sering pada gagasan bahwa Isa (Jesus) adalah seorang hamba, seorang utusan Allah. Beliau hanyalah manusia biasa, maka kita akan lebih mudah memahaminya dengan mengetahui latar belakang kitab suci tersebut, kita memiliki kunci untuk membuka makna dan memahami Al-Quran dengan lebih baik.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

(Menulis 109 Tahun Suara Muhammadiyah 2) Oleh Mu’arif Siapakah pembaca Suara Muhammadiyah se....

Suara Muhammadiyah

19 August 2024

Wawasan

Merekat Kerukunan Melalui Simbol Keagamaan Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, Dosen IAIN Pontianak/Sekr....

Suara Muhammadiyah

14 November 2024

Wawasan

Oleh : Amalia Irfani Mengikuti dialog dan bincang ilmu tentang berbagai fenomena sosial dari multi ....

Suara Muhammadiyah

26 September 2024

Wawasan

Membangun Ekosistem Wirausaha Berkeadilan Oleh: Wahyudi Nasution, Ketua LP-UMKM PDM Klaten Ekosist....

Suara Muhammadiyah

12 October 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas   Sekitar 1400 tahun sila....

Suara Muhammadiyah

16 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah