Memakmurkan Masjid Dimulai dari Penguatan Dakwah dan Mengoptimalisasi Peran Kaderisasi

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
401
Pengajian Ramadhan 1446 H PDM Kota Yogyakarta. Foto: Cris

Pengajian Ramadhan 1446 H PDM Kota Yogyakarta. Foto: Cris

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pengajian Ramadhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta di Grha Ibnu Sina SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Sabtu-Ahad (15-16/3) mengusung tema "Menguatkan Dakwah, Menyemai Perkaderan, dan Memakmurkan Masjid." 

Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PDM Kota Yogyakarta Dedi Rustandi mengatakan, pengusungan tema itu tidak sekadar kata-kata semata. Namun, ada misi khusus untuk mencandra dan melahirkan kader-kader Persyarikatan Muhammadiyah berkemajuan.

"Dalam rangka melanjutkan program di atas (MPKSDI PWM DIY) bahwa perlu lahir kader di DIY ada 100.000. Dan di setiap kabupaten kebagian 20.000. Kalau kota ada 14 cabang, maka 1 cabang kebagian 1.400 kader," katanya.

Dedi menyebut, pada periode ini, Muhammadiyah Kota Yogyakarta akan berkomitmen untuk melahirkan kader Persyarikatan yang baru. "Non-pelajar. Tapi kader yang memang memiliki kualitas dan kualifikasi untuk menjadi pelaku dakwah dan menanamkan nilai-nilai ideologi dan keterampilan dalam mengembangkan Muhammadiyah di Yogyakarta ini," terangnya.

Sementara, Ketua PDM Kota Yogyakarta Aris Madani menjelaskan, dakwah sebagai misi mengajak dan menyampaikan kegiatan ajaran Islam kepada umat dan masyarakat. "Meningkatkan kemampuan dan kesadaran dalam menyampaikan ajaran Islam," ucapnya.

Aris menyadari bahwa realitas kehidupan sekarang dihadapkan pada kehadiran generasi yang disebut Gen-Z (generasi kelahiran tahun 1997-2012). Menurutnya, karakteristik generasi ini jauh berbeda dengan generasi Baby Boomers (generasi kelahiran tahun 1946-1964).

"Gen-Z itu memiliki cara pandang, persepsi yang berbeda. Berarti memang membutuhkan pendekatan secara khusus dan membutuhkan metode-metode yang tepat untuk mereka. Masa depan Muhammadiyah ke depan saya kira juga salah satunya dari Gen-Z yang sekarang ada di sekolah-sekolah dan sebagian ada di mahasiswa," ujarnya.

Karena itu maka, dibutuhkan penguatan dakwah yang lebih membumi. Dakwah perlu menyentuh semua kalangan, tidak tersekat oleh apa pun, sehingga spektrum penyebarluasan dakwah dengan menyemai ajaran Islam autentik dan mencerahkan dapat tertransfer secara komprehensif.

"Cara menguatkan dakwah itu adalah dengan meningkatkan pengetahuan tentang Islam. Kemudian meningkatkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kesadaran akan pentingnya dakwah dan membuat program dakwah yang efektif," bebernya.

Sedangkan, menyemai perkaderan sebagai proses pembentukan kader yang memiliki kemampuan dan kesadaran dalam menyampaikan ajaran Islam. Artinya mempersiapkan kader yang akan menjadi pemimpin dan penggerak roda Persyarikatan di masyarakat.

"Karena itu cara yang dilakukan adalah membuat program pelatihan kader, meningkatkan pengetahuan tentang Islam dan dakwah, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berorganisasi sekaligus membuat kesempatan bagi kader untuk berlatih dan berkembang," urainya.

Sementara, sisi menguatkan dan memakmurkan masjid sangat diperlukan. Ini sebagai upaya mendorong kesadaran bersama betapa relevansinya masjid sebagai pusat dakwah.

"Yang perlu dilakukan dalam penguatan adalah meningkatkan pengetahuan tentang Islam dan dakwah, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berorganisasi, dan membuat program dakwah di masjid, dan perlu menguatkan enterpreneur masjid, sehingga masjidnya makmur," tegasnya.

Dengan menguatkan dakwah, menyemai perkaderan, dan memakmurkan masjid, Aris mengharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kesadaran dalam menyampaikan ajaran Islam. "Dan membangun masyarakat yang lebih baik," timpalnya.

Serupa dengan Aris, Wakil Ketua PWM DIY Nur Ahmad Ghozali menyebut, dakwah saat ini perlu melakukan aklimatisasi sekaligus habituasi dengan perkembangan zaman. "Itu sangat berbeda (dakwahnya). Muhammadiyah harus mengambil peran ini dan menekankan dakwah di generasi z (Gen-Z)," ulasnya.

Di situlah tantangan sekaligus peluang bagi Muhammadiyah untuk merumuskan strategi dakwah yang relevan dengan karakteristik Gen-Z. Dengan kemajuan teknologi dan pola komunikasi yang lebih interaktif, dakwah tidak lagi cukup hanya berbasis mimbar, tetapi juga harus merambah ruang-ruang digital, media sosial, serta mengakomodasi gaya hidup dan cara berpikir generasi ini.

Pengajian ini berlangsung dua hari. Pada hari ini sebagai pembicara menghadirkan Wakil Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Waluyo dengan membawa tema "Masjid sebagai Episentrum Perkaderan Cabang dan Ranting." Lalu ada Muhammad Chirzin, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Eko Prasetyo dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta membawa tema "Inklusifitas Gerakan Sosial Muhammadiyah untuk Kemakmuran Umat."

Sementara, pada Ahad (16/3), menghadirkan Ketua PWM DIY Muhammad Ikhwan Ahada membawakan tema "Implementasi RIB sebagai Penguatan Dakwah Cabang dan Ranting." Dan Muhammad Alfian Darmawan Dosen FAI UMY juga Tokoh Muhammadiyah dan Ridwan Furqoni, Wakil Ketua PWM DIY membawakan tema "Masa Depan Dakwah Muhammadiyah Kota Yogyakarta." (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menjadi penyelenggar....

Suara Muhammadiyah

14 January 2025

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Ranting 'Aisyiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto....

Suara Muhammadiyah

16 October 2023

Berita

KUNINGAN, Suara Muhammadiyah - Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kabupaten Kuningan secara resmi dikukuh....

Suara Muhammadiyah

26 November 2023

Berita

PAREPARE, Suara Muhammadiyah - Kontribusi Muhammadiyah untuk negeri tidak lagi diragukan. Seperti it....

Suara Muhammadiyah

15 October 2023

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Riau (BPH Umri) ....

Suara Muhammadiyah

14 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah