Membedah Rahasia Strategi Dakwah Kelompok Salafi

Publish

10 May 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
722
Foto Uloom/Istimewa

Foto Uloom/Istimewa

Membedah Rahasia Strategi Dakwah Kelompok Salafi

Oleh : M.U. Al Faruqi, Demisioner Sekretaris Umum PCIM Arab Saudi 2017-2018

Sebuah pepatah Arab berkata, “jika orang-orang bodoh diam, maka perseturuan akan berkurang”. Pepatah itu tentu benar, karena kegaduhan berkembang dari hal kecil disebabkan karena sekelompok orang-orang yang enggan berpikir bijak menyikapi fenomena umum yang terjadi. 

Keinginan setiap elemen masyarakat untuk mencapai kemajuan yang mencakup seluruh bidang kehidupan juga akan tertunda bahkan terancam batal dengan perselisihan yang dikembangkan dengan sengaja atau tidak oleh sekelompok orang yang jumlahnya kecil di dunia nyata. 

Kelompok Salafi, sebagaimana masyarakat luas mudah menyebut dan mengenalinya, pada hakikatnya hanyalah sekelompok orang kecil yang jumlahnya sendiri juga belum diketahui secara pasti. Tetapi seperti halnya virus, cara berpikir khas kelompok ini merebak dan mempengaruhi banyak orang dimanapun, sehingga seolah kelompok ini jumlahnya sangat banyak.

Kelompok ini bukanlah organisasi dengan berbagai sistem yang tertata. Walaupun begitu, mereka punya struktur kepemimpinan yang berbasis pada pengakuan keguruan dan keilmuan dengan standar mereka sendiri. Selain juga “program kerja” yang tampak pada banyaknya akun-akun media sosial dan keributan rutin yang seolah direncanakan setiap tahun.

Keributan yang rutin ada sebenarnya menjadi momentum yang tepat untuk menegaskan identitas Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern, dan menunjukkan perbedaan dengan kelompok ini sekaligus memberi respon untuk “bersih-bersih” di berbagai sektor.  

Maka perlu membedah rahasia atau menganalisis strategi dakwah kelompok ini. Meskipun mereka tidak memiliki dokumen tertulis, akan tetapi berdasar realita yang ditemukan, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. Pembahasan ini tentu belum menyingkap secara utuh, karena membutuhkan pembahasan yang lebih detail dan banyak.

Analisis Strategi 

Kelompok Salafi, secara khusus dalam interaksinya dengan Muhammadiyah memiliki banyak strategi, selain dengan mudah membawa-bawa identitas Muhammadiyah seperti klaim keluarga Muhammadiyah, almamater Muhammadiyah, dan jejaknya di persyarikatan yang lain salah satunya sebagai upaya berlindung dari serangan kelompok lain. 

Sedangkan strategi yang sifatnya umum ditemukan dan mendasar setidaknya ada dua, yaitu (1) Doktrin tekstual, dan (2) Dakwah video. 

Doktrin Tekstual

Informasi berkaitan dengan wawasan keagamaan yang disampaikan dengan sepotong-potong, tanpa adanya perenungan dan pemikiran yang lebih dalam dengan menambah perspektif lain. Mudahnya, doktrin-doktrin yang disampaikan secara tekstual, lalu diterima tanpa adanya upaya kritik atau perenungan lebih lanjut, apalagi sampai dipaksakan untuk diterima adalah strategi terkuat.

Media Video 

Setiap orang kini mudah membuat dan mengunggah video di media sosial, dan mudah pula video tersebut viral dan tersebar kemanapun. Terlebih khusus video yang memuat kajian atau monolog, disadari atau tidak merupakan metode yang cukup efektif dengan mengandalkan komunikasi satu arah ditambah lagi dengan atribut-atribut tertentu seperti pakaian dan latar belakang yang meyakinkan. 

Dalam metode pendidikan, dikenal pula metode hypnoteaching dengan memanfaatkan kejelasan suara, intonansi, dengan mengkondisikan pikiran konsumen atau pengakses video dalam gelombang alfa (8-12 Hz) yang memungkinkan sebagai akses kepada alam pikiran bawah sadar, apalagi dengan tiadanya area kritis sebagai filter informasi yang masuk dalam alam pikiran. Itu tersaji dalam sebuah video berdurasi satu menit yang menampilkan seorang “ustadz” sedang menyampaikan informasi-informasi tertentu dan diakses oleh orang awam dalam kondisi sadar. 

Salah satu yang menguntungkan kelompok ini dengan metode sederhana ini dalam menyebarkan pengaruhnya di Indonesia adalah kondisi mayoritas yang beragama Islam sekaligus rendahnya tingkat literasi, sebagaimana yang ditunjukkan pada hasil PISA 2022 dimana Indonesia menduduki peringkat ke-69 dari 81 negara.

Analisa strategi yang cukup singkat ini perlu diketahui oleh banyak pimpinan persyarikatan, baik dalam pengembangan dakwah persyarikatan agar siap berkompetisi dengan kelompok lain, maupun sebagai pertimbangan mengambil kebijakan yang sekiranya perlu dengan kelompok ini di berbagai sektor. 

Kegaduhan yang seringkali muncul dan bahkan menimbulkan konflik dengan Muhammadiyah dimanapun sebenarnya sudah menjadi cukup bukti butuhnya persyarikatan akan tindakan bijak sekaligus tegas. Meskipun kebijakan itu diambil oleh pimpinan Muhammadiyah di tingkat wilayah atau daerah yang lebih paham dengan kondisi dan kebutuhan dakwah persyarikatan di daerah masing-masing.

Selain dakwah digital persyarikatan yang perlu ditingkatkan dengan melibatkan semua unsur, terkhusus kaum mudanya untuk menyiarkan dakwah Islam berkemajuan di berbagai platform, menjadi sangat diperlukan oleh kader persyarikatan dimanapun berada.

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Refleksi 95 Tahun Sumpah Pemuda Rekonstruksi Kembali (Revisi) dalam Membangun Bangsa dan Negara Ha....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Wawasan

Indonesia, Madura, dan Ritelmart Oleh: Saidun Derani, Dosen Pascasarjana UM-Surabaya dan UIN Syahid....

Suara Muhammadiyah

28 October 2024

Wawasan

Vonis Ringan Koruptor Bukan Sekadar Tidak Adil Karena Membahayakan Eksistensi Bangsa Oleh: Immawan....

Suara Muhammadiyah

10 December 2024

Wawasan

Oleh: Teguh Pamungkas Indonesia merayakan HUT ke-78 kemerdekaan RI pada bulan lalu. Kemerdekaan yan....

Suara Muhammadiyah

20 September 2023

Wawasan

Pengasuhan Generasi Strawberry Oleh: Eko Priyo Agus Nugroho, M.Pd, Majelis Pembinaan Kader DIY Di ....

Suara Muhammadiyah

17 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah