YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Prestasi kembali diraih mahasiswa dari perguruan tinggi Muhammadiyah. Kali ini film Dusner merambah ke dunia internasional. Sebelumnya film Dusner dinobatkan sebagai film terbaik pada pagelaran Festival Film Pendek Berbahasa Daerah yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada 2022 lalu, dan juga diputar di banyak festival film tanah air.
Kini film Dusner karya MM Kine Klub Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjelajah lebih jauh ke banyak festival-festival film mancanegara. Film Dusner yang disutradarai oleh Yusuf Hayy ini terseleksi di empat festival international di tiga negara pada waktu yang berdekatan.
Film ini melakukan world premiere-nya pada 18 September 2023 di Lift-Off Filmmaker Season yang diselenggarakan oleh Lift-Off Global Network United Kingdom. Lift-Off Filmmaker Season merupakan festival film yang sudah berjalan selama 13 tahun dan menjadi wadah bagi filmmaker-filmmaker pemula. Film Dusner terkurasi sebagai salah satu film yang diputar pada perhelatan festival film di negara Inggris.
“Cerita yang diangkat dalam film ini adalah sebuah realita yang seringkali diabaikan masyarakat terkait punahnya bahasa daerah, dalam hal ini yang kami angkat adalah bahasa daerah di Papua. Film ini dimaksudkan sebagai penyadaran untuk masyarakat millennial yang seringkali abai terhadap bahasa daerahnya sendiri,” ujar Umar Al Jufri.
Penghargaan international pertama didapatkan film Dusner pada pegelaran Bandung International Student Film Festival yang diselenggarakan pada tanggal 15-22 September 2023 lalu. Festival film ini diikuti oleh 8 negara dengan total 153 film dari empat kategori dan Dusner didapuk sebagai film terbaik pada kategori fiksi. Yusuf Hayy selaku sutradara dari film Dusner menghadiri dan menerima langsung penghargaan tersebut.
Tak berhenti disitu, hanya berselang 3 hari, film ini kembali diputar di kota Naryn, Kyrgyztan pada tanggal 24 September 2023. Umar Al Jufri dan Abdul Alim Musyafa selaku Produser dan Penulis naskah film Dusner hadir di Nomad 2023: Living Land Film Festival yang dilaksanakan di negara bekas baguan Uni Soviet itu. Umar dan Alim mendapatkan fasilitasi interaksi budaya international oleh Kementrian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang membiayai seluruh biaya perjalanan mereka selama di negara tujuan. Film Dusner mendapatkan respon yang sangat positif dari audiens, bahkan Umar selaku Produser diminta untuk memberikan sesi sharing kepada mahasiswa di University of Central Asia setelah festival berakhir. Isu tentang pelestarian bahasa yang ada di dalam film berhubungan dengan salah satu lokakarya yang diselenggarakan oleh pelenggara.
Satu bulan setelah pemutarannya di Kyrgyztan, Dusner kembali ditayangkan di festival film international yaitu di Festival Film Bahari. Film Dusner akan ditayangkan pada tanggal 25 Oktober bersamaan dengan 7 film lain dari 4 negara yaitu: Indonesia, India, Brazil dan juga Peru.
Menariknya film Bauxite karya Thamara Pereira asal Brazil juga berkompetisi dengan Dusner pada pagelaran Nomad Film Festival 2023 di Naryn, Kyrgyztan dan mendapatkan film terbaik kategori Fiksi International. Hingga saat ini Dusner masih didistribusikan ke banyak film festival baik nasional maupun internasional. Umar Al Jufri selaku produser film Dusner optimis bahwa film Dusner akan menemukan jalan-jalan yang lain untuk bertemu dengan lebih banyak penonton secara global. (fj)