YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Tim 1 Talkshow SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta mengadakan Talkshow dengan program SKENA “Show Kekinian Anak Muda”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jum’at (24/5) yang menghadirkan Concert Designer dan Show Manager Iwan Setianjaya, SSn., MA dan Conductor dan Music Director Habibi Rahman, SPd., MA.
Dalam sesi talkshow, Iwan mengungkapkan asal muasal berdirinya Rumah Orkestra Jogja. Ia menjelaskan bahwa ide ini berasal dari inisiasi Habibie yang awalnya ingin mendirikan sebuah sanggar. Dan pada awal tahun 2022, Rumah Orkestra Jogja resmi dirilis sebagai sebuah komunitas.
"Awal mula berdirinya Rumah Orkestra Yogyakarta adalah inisiasi dari Habibi. Awalnya, kami membuat sebuah sanggar dan seiring berjalannya waktu, sanggar ini semakin banyak peminatnya. Akhirnya, kami memutuskan untuk membuka sanggar ini untuk umum," ungkapnya.
Ia sangat bersyukur karena Rumah Orkestra Jogja berdiri lewat pergumulan sarat suka-duka. Di saat bersamaan, Iwan mengetengahkan bahwa selama tempo 2 tahun telah berkiprah begitu rupa. Pelbagai event telah dilaksanakan dengan dikemas sangat kreatif dan inovatif.
“Alhamdulillah kita dikasih jalan yang baik sama Allah. Selama 2 tahun berkiprah di Jogja sangat intens. Dan kita memiliki banyak program-program yang telah dilaksanakan, salah satunya pertunjukan-pertunjukan yang kita buat melalui program-program yang dibuat oleh Mas Habibie. Jadi saya lebih banyak merealisasikan idenya Mas Habibie,” ujarnya.
Di sisi lain, Habibie membongkar inisiasi pendirian Rumah Orkestra Jogja. Menurutnya, dunia orkestra bersifat kolektivitas. Artinya bahwa bermain orkestra tidak individualis, tetapi menggandeng semua orang tanpa diskriminatif.
“Di orkestra itu kita main bareng-bareng. Jadi, yang dituntut dari bermain orkestra itu adalah kekompakan dan harmonisasi. Jadi tantangannya lebih kepada kebersamaan. Saya dan Mas Iwan membuat Rumah Orkestra Jogja harapannya bisa menjadi wadah bagi teman-teman yang ingin belajar orkestra, bisa join bersama dengan kita. Karena komunitas kita terbuka luas,” jelasnya.
Menjadi orang yang berkecimpung di dunia musik orkestra, menurut Habibie adalah kesenangan tersendiri. Sebagai anak perantauan, Ia memandang musik orkestra salah satu hal yang unik dan menarik. Tertarikannya itu kemudian berlanjut meneruskan pendidikan di jurusan musik. Sampai pada akhirnya, mendirikan Rumah Orkestra Jogja berkolaborasi dengan Iwan Setianjaya.
“Saya tahun 2010 ke Jogja. Saya aslinya dari Bangka Belitung. Ceritanya liburan, lalu nonton konser di ISI Jogja. Saya belum pernah melihat konser itu di Bangka Belitung. Sejak itulah, saya mulai jatuh cinta pada musik orkestra. Lalu saya melanjutkan sekolah kuliah musiknya di Jogja,” katanya.
Tentu, semua itu, dengan segala dinamika yang dilewati selama berkecimpung di dunia orkestra, Iwan dan Habibe mengaku mendapat mutiara pengalaman luar baisa. Pengalaman tersebut mengantarkan keduanya mendirikan Rumah Orkestra Jogja. Oleh karena itu, keduanya berharap agar lahir tunas-tunas baru yang nantinya memiliki bakat spektakuler di dunia musik okrestra.
“Semoga setelah ini ada generasi generasi baru yang mampu menunjukkan bakatnya. Salah satu kunci nya adalah konsisten dan tekun,” tandasnya. (Allegra/Cris)