Mengukur Potensi Diri untuk Menggapai Kesuksesan
Oleh: Rumini Zulfikar (GusZul), Penasehat PRM Troketon
"You are the average of the five people you spend the most time with."
(Anda adalah rata-rata dari lima orang terdekat Anda)
- Jim Rohn
Kesuksesan seseorang, selain sudah menjadi takdir Allah, juga ditentukan oleh bagaimana seseorang berusaha dan berinteraksi dengan siapa, serta bagaimana perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Menanggapi tulisan sebelumnya tentang "Pangkon Kehidupan dan Dinamika Kehidupan Manusia", manusia sebenarnya memiliki keinginan atau cita-cita yang ingin dicapai, baik secara materi maupun secara rohani. Namun, seringkali orang lupa bahwa impian atau keinginan tersebut tidak datang dengan sendirinya. Meskipun setiap manusia telah ditakdirkan oleh Allah dalam hal rezeki, jodoh, dan kapan kembali kepada-Nya, kita tetap perlu berusaha dan berdoa untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Islam mengajarkan umatnya untuk menggapai kebahagiaan di dunia ini melalui doa, usaha (ikhtiar), dan tawakal kepada Allah. Dari situlah manusia akan mendapat hasil dari proses usahanya. Dalam pepatah Jawa dikatakan "Endek Wiwitan, Duwe Wekasan", yang berarti bahwa segala sesuatu harus dimulai dari bawah. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dengan membesarkan potensi sesuai dengan kemampuan kita, dan mengubah pola pikir dan tindakan yang merugikan diri sendiri.
Orang Jawa zaman dulu memberikan banyak peringatan terkait etika dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah 11 pesan penting yang bisa kita pelajari:
- Durung Pecus, Keselak Becus: Jangan memaksakan diri jika belum memiliki kemampuan. Kita harus mengetahui batas kemampuan diri.
- Kebak Kliwat, Gancang Pincang: Jangan tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan, karena bisa berakibat pada hasil yang tidak maksimal.
- Gampang Gumunan, Getunan, Kagetan, Aleman: Jangan mudah silau, kecewa, atau terkesima oleh hal-hal yang terlihat menarik.
- Kegedhen Empyak, Kurang Cagak: Jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pendapatan.
- Seneng Milik Barang Kang Melok: Jangan tergoda memiliki barang mewah jika belum mampu membelinya.
- Mburuh Uceng, Kelangan Dulek: Jangan terlalu fokus pada hal-hal kecil hingga melupakan yang besar.
- Wedi Ayang-Ayange Buto: Jangan takut mencoba hal baru.
- Ojo Cedak Kebo, Gupak: Hindari hal-hal yang buruk atau maksiat.
- Njagake Endok'e Si Blorok: Jangan berharap pada keberuntungan seperti lotre atau kuis.
- Pitik Trandol, Di Umbar Ing Pandaringan: Jika mendapat kepercayaan, jangan menghianatinya.
- Njaluk'an Ora Wewehan: Jangan hanya ingin dikasihani, tetapi juga harus mau memberi atau bersedekah.
- Pesan-pesan ini jika dipahami dengan seksama dapat membantu kita mengukur kemampuan dan apa yang harus dilakukan untuk menjadi manusia atau orang yang sukses tanpa menabrak norma-norma yang ada.
Selaras dengan Firman Allah dalam At-Talak, ayat 3:
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Yang artinya: "Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusannya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
Dari ayat tersebut, Allah dengan jelas menyampaikan bahwa manusia akan mendapatkan rezeki dari berbagai arah yang tidak disangka-sangka, jika mau berusaha dan bertawakal kepada Allah.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan menjadi manusia yang sukses dengan cara yang benar. Aamiin.