Menjaga NKRI Melalui Pendidikan yang Mencerahkan

Publish

28 November 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
252
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Menjaga NKRI Melalui Pendidikan yang Mencerahkan 

Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, Dosen IAIN Pontianak/Sekretaris LPP PWM Kalbar

Mengulas bagaimana suatu bangsa bermartabat dan  dihormati oleh bangsa lain salah satunya melalui  pendidikan yang baik. Bangsa terdidik tidak akan mudah untuk diakali, tidak akan mau selalu menjadi follower. 

Untuk mewujudkan hal tersebut tentu dibutuhkan pendidik yang memiliki integritas optimal, dimana nilai kejujuran, tanggungjawab, disiplin menyatu dan menjadi identitas. Guru yang tidak hanya sekedar menjadikan transfer ilmu dikelas sebagai aktifitas dan tanggungjawab, tetapi wadah atau media memberikan motivasi serta hikmah termasuk didalamnya pengajaran tentang ibadah, adab terhadap orang tua dan sesama. Terlebih di new media, dengan murah dan mudahnya mengakses informasi, peserta didik harus terus diingatkan untuk cerdas dan bijak berselancar didunia maya. Dunia yang dulu abstrak tanpa penghuni, kini menjadi padat dengan banyak pilihan. 

Fakta tersebut secara langsung mengharuskan guru mampu mengendalikan kelas, tanpa menghilangkan esensi belajar sesuai zaman. Kita bisa lihat pasca covid 19 beberapa tahun silam, aktifitas apapun termasuk dunia pendidikan tidak dapat dilepaskan dari penggunaan gawai dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Semakin banyak pula fitur atau platform pilihan untuk mengasah kemampuan berpikir, yang lebih "wah" lagi pilihan membantu  mengerjakan tugas sekolah/kuliah bergeser menjadi alat untuk menyelesaikan tugas. Ketergantungan berlebihan pada AI, tidak hanya sekedar mengurangi kemampuan belajar yang secara perlahan menurunkan kecerdasan berpikir melalui logika. AI juga membuat hilangnya kreatifitas bahkan penghargaan terhadap nilai kejujuran yang seharusnya lekat, dekat didunia pendidikan. 

Kemuliaan Guru 

Guru adalah pahlawan bangsa, pejuang kemanusiaan lintas zaman yang tidak berdarah-darah namun berjuang menjadikan calon penerus bangsa dengan keringat, air mata bahkan kucuran doa dalam tiap sujud kepada TuhanNya. 

Fakta tersebut dapat kita lihat salah satunya di banyak daerah terpencil, dengan jarak tempuh relatif jauh dan sangat melelahkan serta keterbatasan sarana prasarana, para pendekar bangsa ini, tiada jemu mengabdikan diri walaupun dengan gaji yang jauh dari nilai pantas. Ada kebahagiaan, kepuasan batin tak terukur berubah menjadi tanggungjawab sosial (dakwah). Rasa lelah  berubah kebahagiaan saat menyaksikan anak didik sukses dan memiliki tekad merubah nasib untuk terus maju.  

Begitu tinggi peringkat guru,  dijelaskan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Rasulullah SAW pun pernah bersabda oleh pesan Rasulullah SAW, kepada Abu Darda, “Jadilah engkau sebagai orang berilmu, atau pembelajar, atau penyimak ilmu, atau pecinta ilmu. Namun jangan jadi yang kelima, niscaya engkau celaka,” (HR Al-Baihaqi).

Dari ayat dan hadist diatas tergambar  bagaimana peran pendidik dan pendidikan yang akan membawa manusia pada kebaikan dan kemuliaan. Guru adalah komunikator yang digugu dan ditiru oleh muridnya. Maka wajib hukumnya terus update perkembangan  ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru pun harus terus melakukan banyak treatment inovasi, kreatifitas agar  pembelajaran tersampaikan dan tidak monoton. Hal yang mudah didengungkan tetapi terlampau sulit dilakukan jika tidak ada support sistem dari berbagai pihak.

Guru Cemerlang 

Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi yang juga baik. Kita bisa merasakan hal tersebut saat telah melewati fase sekolah mulai tingkat dasar, menengah hingga (mungkin) perguruan tinggi. Para guru yang memberikan kita ilmu dan kasih sayangnya secara tidak langsung mengajarkan makna hidup untuk terus mengembangkan diri. 

Kiai Ahmad Dahlan sang Pencerah, pendiri organisasi dengan mainstream Berkemajuan pernah bertutur "Setiap manusia rusak, kecuali mereka yang berilmu. Setiap yang berilmu akan mengalami kebingungan, kecuali yang mengamalkan ilmunya. Setiap yang beramal akan mengalami kebimbangan, kecuali yang ikhlash”. 

Ini semuanya bermuara,  hanya lewat pendidikan, generasi bangsa tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga emosional, sehingga nantinya dapat melanjutkan estafet kepemimpinan menuju  Indonesia emas 2045 nan gemilang. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

"Mencari Simpati Hati dan Suara Pemilih" Oleh: Rumini Zulfikar Pemilu Tahun 2024 saat ini memasuk....

Suara Muhammadiyah

1 December 2023

Wawasan

Hikmah Syawalan: Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Ibadah Oleh: Tito Yuwono, Ph.D, Dosen....

Suara Muhammadiyah

24 April 2024

Wawasan

Etika Politik Islam Oleh: Suko Wahyudi Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah SwT me....

Suara Muhammadiyah

6 March 2024

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (11) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Di da....

Suara Muhammadiyah

16 November 2023

Wawasan

Meraih Gelar Kehormatan  Oleh : Dr. Amalia Irfani, M.Si., Dosen IAIN Pontianak/Sekretaris LPP ....

Suara Muhammadiyah

5 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah