LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – MPKU PP Muhammadiyah melalui program USAID MENTARI-PHC kembali melaksanakan kegiatan penting yang berfokus pada kesehatan jiwa remaja di Kabupaten Lamongan. Dengan mengadakan seminar bertajuk "Strawberry, I Feel You" serta pelatihan konselor sebaya, kegiatan ini berlangsung di Puskesmas Mantup, salah satu puskesmas yang didampingi USAID MENTARI-PHC dalam penerapan program Integrasi Layanan Primer (ILP).
Kegiatan yang dilaksanakan pada Juli 2024 yang dibuka oleh Prof Dr dr Fachmi Idris, MKes Wakil Ketua MPKU PP Muhammadiyah ini, melibatkan siswa dan guru bimbingan konseling dari berbagai Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah, serta anggota Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Lamongan. Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental dan memperkuat peran sekolah dalam mendukung kesehatan jiwa remaja melalui pendekatan konseling sebaya.
Para peserta pelatihan terdiri dari siswa dan guru bimbingan konseling Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah, serta perwakilan dari PDA dan PDNA Kabupaten Lamongan. Mereka dilatih dalam teknik dasar konseling, seperti mendengarkan aktif, empati, serta cara mengarahkan rekan sebaya yang membutuhkan bantuan profesional.
Kegiatan ini berlangsung di Puskesmas Mantup, salah satu puskesmas yang didampingi oleh USAID MENTARI-PHC dalam penerapan program Integrasi Layanan Primer (ILP), serta didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. Sebagai pusat kesehatan masyarakat yang berfokus pada layanan primer, Puskesmas Mantup memainkan peran penting dalam mendukung kesehatan mental masyarakat, termasuk remaja. Melalui program ini, USAID MENTARI-PHC berupaya memperkuat layanan kesehatan mental di tingkat sekolah dan komunitas dengan melibatkan puskesmas dan lembaga pendidikan.
Fokus pada Kesehatan Jiwa Remaja Kesehatan mental di kalangan remaja seringkali terabaikan, meskipun banyak tekanan yang mereka alami dari berbagai aspek kehidupan, seperti tuntutan akademis, sosial, dan pengaruh media sosial. Program ini dirancang untuk memberikan dukungan kepada para remaja agar lebih sadar dan mampu mengatasi masalah mental yang mereka hadapi.
Dalam sambutannya, Catur, dokter spesialis jiwa dari RS Muhammadiyah Lamongan sekaligus fasilitator dalam kegiatan ini, menekankan pentingnya mendukung kesehatan mental remaja sejak dini.
"Remaja adalah aset bangsa, dan kesehatan jiwa mereka sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Melalui program ini, kami berharap dapat membantu mereka lebih peka terhadap kesehatan mental dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan," ujarnya.
Pelatihan konselor sebaya yang menjadi bagian utama dari program ini bertujuan membekali siswa dengan keterampilan dasar konseling untuk membantu teman-teman sebaya mereka yang mengalami masalah kesehatan mental. Peserta diajarkan bagaimana menjadi pendengar yang baik, memberikan empati, serta mengenali tanda-tanda awal masalah kesehatan mental. Dengan keterampilan ini, para konselor sebaya diharapkan dapat menjadi pendukung pertama bagi teman mereka.
"Siswa sering merasa lebih nyaman berbicara dengan teman sebaya mereka dari pada dengan orang dewasa ketika menghadapi masalah. Oleh karena itu, pelatihan konselor sebaya ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental di sekolah," kata Asri.
Sementara itu, Ekorini Listiowati Program Director USAID MENTARI-PHC, menjelaskan bahwa program ini adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk mendukung kesehatan mental remaja di Indonesia. "Kesehatan mental adalah bagian penting dari keseluruhan kesehatan remaja. Melalui pendekatan kolaboratif antara puskesmas, sekolah, dan organisasi masyarakat, kami berharap dapat menciptakan ekosistem yang mendukung kesehatan mental di Lamongan," ujar Ekorini.
Ia juga berharap bahwa dengan adanya program ini dapat membuat sekolah-sekolah menjadi unggul dan berkemajuan. "Dengan adanya program ini, kami berharap dapat membangun sekolah-sekolah yang ramah terhadap kesehatan mental remaja, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik maupun mental," tambahnya.
Kolaborasi Berbagai Pihak di Lamongan USAID MENTARI-PHC dan MPKU PP Muhammadiyah bekerja sama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan program ini. Selain sekolah dan Puskesmas Mantup, program ini melibatkan Universitas Muhammadiyah Lamongan, RS Muhammadiyah Lamongan, Tim Psikososial MDMC Lamongan, serta organisasi masyarakat seperti PDA dan PDNA. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat dukungan terhadap kesehatan mental remaja di Lamongan.
Catur menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor ini sangat penting dalam memastikan keberlanjutan program. "Dukungan kesehatan mental harus datang dari berbagai arah – sekolah, puskesmas, keluarga, dan komunitas. Dengan adanya kolaborasi ini, kami berharap program ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi kesehatan mental remaja di Lamongan," katanya.
Masa Depan Kesehatan Jiwa Remaja di Indonesia Monitoring, evaluasi, dan pembelajaran akan dilakukan pada awal tahun 2025 untuk mengukur dampak dan efektivitas program ini. Hasil evaluasi diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang kesehatan jiwa remaja dan bagaimana dukungan yang diberikan oleh konselor sebaya dapat meningkatkan kesejahteraan mental mereka.
Dengan adanya program ini, MPKU PP Muhammadiyah melalui USAID MENTARI-PHC berharap dapat menciptakan model sekolah yang ramah terhadap kesehatan jiwa remaja yang tidak hanya diterapkan di Lamongan, tetapi juga dapat direplikasi di kabupaten-kabupaten lain di Indonesia. (Ekorini/Alle)