Muhammadiyah Siap Awasi DANANTARA
Oleh: Hilma Fanniar Rohman, Dosen Perbankan Syariah, Universitas Ahmad Dahlan
Presiden Prabowo Subianto berencana meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara pada 24 Februari 2025, menurut sumber resmi dari Kementerian Keuangan. Lembaga ini digadang-gadang sebagai embrio super holding yang akan mengelola aset-aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan tiga fungsi utama: Sovereign Wealth Fund (SWF) seperti Indonesia Investment Authority (INA), pengembangan investasi, dan manajemen aset.
Dengan proyeksi pengelolaan aset yang besar, Danantara diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, keberhasilan lembaga ini sangat bergantung pada tata kelola yang transparan, akuntabel, serta strategi investasi yang tepat. Oleh karena itu, peran pengawasan menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa pengelolaan aset Danantara selaras dengan kepentingan nasional.
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, siap mengambil peran dalam mengawasi Danantara. Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menegaskan bahwa kehadiran ormas-ormas keagamaan dalam pengawasan Danantara dapat menjaga nilai-nilai dalam konstitusi serta budaya bangsa, terutama terkait keadilan, kebersamaan, dan nilai-nilai keagamaan. Langkah ini sejalan dengan prinsip Muhammadiyah yang selalu berusaha memastikan bahwa kebijakan ekonomi nasional berpihak pada kepentingan rakyat dan tidak terjebak dalam kapitalisme yang hanya menguntungkan segelintir pihak.
Sebagai acuan, pemerintah mencontoh model Temasek dari Singapura, yang sejak 1974 telah berhasil mengelola aset hingga mencapai USD 287 miliar pada 2023. Jika dikelola dengan profesional, Danantara berpotensi menjadi entitas serupa. Namun, untuk mencapai hal tersebut, pengawasan ketat dari berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah, menjadi keharusan.
Rekam Jejak Muhammadiyah dalam Pengelolaan Amal Usaha
Muhammadiyah memiliki pengalaman panjang dalam pengelolaan amal usaha, mencakup bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial. Hingga saat ini, Muhammadiyah telah mengelola lebih dari 170 perguruan tinggi, 400 rumah sakit dan klinik, ribuan sekolah, serta berbagai lembaga sosial dan keuangan berbasis syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam sektor ekonomi, Muhammadiyah mengembangkan jaringan koperasi dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang berorientasi pada kesejahteraan umat. BMT Muhammadiyah telah terbukti mampu memberikan akses permodalan kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi berbasis syariah. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah memiliki kapasitas manajerial yang kuat dan prinsip tata kelola yang transparan serta akuntabel.
Keberhasilan Muhammadiyah dalam mengelola berbagai amal usaha ini menjadi bukti bahwa organisasi ini memiliki kompetensi untuk mengawasi Danantara. Dengan sistem tata kelola yang baik, Muhammadiyah dapat memastikan bahwa Danantara beroperasi sesuai dengan prinsip keadilan sosial dan kepentingan nasional.
Dengan rekam jejak yang panjang dalam pengelolaan amal usaha, Muhammadiyah siap menjalankan peran pengawasan terhadap Danantara. Keterlibatan Muhammadiyah dalam pengawasan ini diharapkan dapat mencegah potensi penyimpangan serta memastikan bahwa Danantara benar-benar berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak, terutama organisasi masyarakat yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan aset dan investasi, akan menjadi kunci keberhasilan Danantara dalam menjalankan misinya sebagai motor penggerak ekonomi nasional.