MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rumah gedek yang nyaris rubuh itu memang sudah tak layak huni. Bu Hasnah yang mendiami rumah yang tak sehat karena bocor itu tinggal bersama empat orang anaknya. Satu perempuan dan tiga laki-laki. Rumah berlokasi di Gang Sosial 4 Dusun 3 Tanjung. Bagi bu Hasnah, rumah yang tak layak itu harus tetap dihuninya karena ia tak mampu untuk merenovasinya disebabkan kondisi ekonominya yang sulit. Bertahun-tahun bu Hasnah mendiami rumah di atas tapak tanah warisan dari orangtuanya itu.
Bagi Pimpinan Muhammadiyah Tanjung Selamat Perjuangan, persoalan rumah tinggal bu Hasnah bukan menjadi persoalan bu Hasnah sendiri, tapi juga persoalan persyarikatan yang sangat kuat dengan paham Teologi Al-Maun. Ketua PC Muhammadiyah Tanjung Selamat Perjuangan, Nuraidi mengatakan, PCM tidak boleh membiarkan rumah dihuni dengan kondisi yang tidak layak. Selanjutnya PCM Tanjung Selamat Perjuangan bersama Pimpinan Cabang Aisiyiyah dan LazisMu Tanjung Sari melakukan koordinasi untuk melakukan bedah rumah agar bu Hasnah dan keluarga menjadi rumah yang layak huni.
Nuriadi mengatakan program bedah yang dilakukan PCM Tanjung Selamat Perjuangan mendapat dukungan dari banyak pihak termasuk pemerintah dan LazisMu Kantor Layanan Tanjung Sari. Pemerintah sangat memberi apresiasi atas inisiasi bedah rumah yang dilakukan PCM Tanjung Selamat Perjuangan. Karena bagi pemerintah daerah masih sulit untuk melakukan program bedah rumah disebabkan berbagai aturan.
Kata Nuriadi, persoalan bedah rumah bukan hanya membantu bu Hasnah untuk mendapatkan rumah yang layak huni tapi lebih dari itu yakni dakwah bil-hal, yakni mendidik masyarakat untuk membangun empati dan kepedulian. ” Masyarakat juga harus kita didik untuk peduli kepada masyarakat lainnya,” jelas Nuriadi.
PC Muhammadiyah Tanjung Selamat Perjuangan selain melakukan bedah rumah juga berharap agar proses kepemilikan tanah dapat dibantu menjadi milik bu Hasnah.
Hal yang sama disampaikan Ketua PC Aisyiyah Tanjung Selamat Perjuangan Lasita SPd yang menjelaskan proses awal berlangsungnya bedah rumah bu Hasnah. Lasita berharap spirit Al-maun bagi warga persyarikatan dapat terus diperlihara dan dikembangkan. Muhammadiyah dan Aisyiyah harus lebih fokus dalam memberikan perhatian kepada anak yatim dan kaum miskin, kata Lasita.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PCM Tanjung Sari Taufik Pasaribu, menyampaikan apresiasi atas dilakukannya bedah rumah warga yang tidak layak ini. Tentu saja, program ini akan menjadi pengalaman berharga bagi PCM Tanjung Selamat Perjuangan. Pengalaman ini diharapkan dapat menjadi model bagi program yang sama karena kemungkinan untuk melakukan bedah rumah masih dapat dilakukan di lokasi yang lain.
Atas nama Cabang Muhammadiyah Tanjung Sari sebagai cabang tetangga terdekat, Taufik Pasaribu berharap program bedah rumah ini sukses dilaksanakan.
Bedah rumah pun dilakukan pada Ahad (17/12) kemarin dengan merubuhkan rumah bu Hasnah dan kemudian melakukan renovasi. Hadir pada acara perubuhan dan renovasi itu, Ketua PCM Tanjung Selamat Perjuangan Nuriadi, Ketua PCM Tanjung Sari Taufik Pasaribu, Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Tanjung Selamat Perjuangan Lasita SPd, Perwakilan Pemerintah desa dan LazisMu Perwakilan Tanjung Sari.
Taufik Pasaribu pada kesempatan itu menyerahkan bantuan sebesar Rp 10 Juta dari LazisMu Kantor Layanan Tanjung Sari untuk membantu program bedah rumah di Tanjung Selamat Perjuangan.
Perubuhan rumah bu Hasnah sudah berlangsung disaksikan banyak pandangan mata yang haru. Kata Nuriadi, untuk melakukan bedah rumah bu Hasnah panitia merencanakan anggaran sebesar Rp 30 Juta, sementara panitia baru memiliki dana sebesar Rp 20 juta lebih. ” Diharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan bedah rumah ini secepat mungkin,” kata Nuriadi. (Syaifulh/Riz)
