BANTUL, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tirtonirmolo Barat Cabang Kasihan mengadakan pengajian, Minggu (15/12). Pengajian ini dipusatkan di Masjid Muhtadin Kampung Jeblog, Bantul.
Ketua PRM Tirtonirmolo Barat Sofriyanto, mengajak kepada jamaah untuk belajar Sejarah kaum Saba yang di kisahkan dalam Al Qur’an. Hal ini juga pernah di nukil oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam pidato Milad ke-112 di Kupang.
Dalam pidato itu disebutkan dalam Al-Qur’an (Surat Saba’ ayat 15–19) bahwa kaum saba’ menetap di sebelah selatan negeri Yaman yang menempati suatu daerah yang amat subur. Hidup mereka makmur dan telah mencapai kemajuan yang tinggi. Mereka berhasil membangun "Bendungan Ma'rib" atau "Bendungan Al-Arim", yang bekas arkeologinya ditemukan oleh peneliti Perancis tahun 1843.
“Fakta sejarah itu membuktikan, dahulu kala di sebelah Selatan Yaman telah berdiri sebuah kerajaan yang maju, makmur, serta tinggi kebudayaannya,” ujar Sofriyanto.
Sofriyanto menambahkan kisah kaum saba’ ini hendaknya diambil ibrah bagi kaum muslim.
Kisah ini tentu harus menjadi pelajaran bagi kita agar bersyukur atas nikmat Allah, menjaga lingkungan, dan mematuhi perintah-Nya,” tambahnya.
Sementara itu Lurah Tirtonirmolo Subagya, menyampaikan apresiasi atas Pengajian yang dilaksanakan oleh PRM Tirtonirmolo Barat. Ia menilai acara ini adalah momen yang baik untuk mempererat tali silaturahmi.
“Kegiatan Pengajian Ahad Pagi ini merupakan forum yang sangat bagus untuk ajang silaturahmi selain untuk membina keimanan dan ketaqwaan para jamaah,” ucapnya.
Subagya juga menyampaikan harapannya kepada para jamaah supaya ilmu yang di dapat dalam pengajian hendaknya di sampaikan dan di ajarkan kepada orang lain supaya menuai manfaat.
Selanjutnya Pengajian diisi oleh Agus Budiantoro, Ketua Lembaga Dakwah Khusus PDM Bantul DIY. Ia mengajak kepada jamaah untuk senantiasa berusaha menggapai Rahmat dari Allah SwT.
“Rahmat Allah adalah kasih sayang, kebaikan, dan anugerah yang Allah berikan kepada makhluk-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Rahmat ini mencakup segala bentuk kebaikan yang datang dari Allah, seperti kehidupan, rezeki, hidayah, perlindungan, dan ampunan.”
Agus menegaskan bahwa manusia tidak akan mampu menjalani kehidupan dunia maupun mencapai keselamatan di akhirat tanpa Rahmat Allah.
“Karena Rahmat Allah merupakan sumber kehidupan, nikmat dunia dan petunjuk untuk memempuh jalan yang benar, serta pengampunan dan keselamatan akhirat, serta penyemangat untuk tidak berputus asa,” kata Agus.
Agus menambahkan, mengenai empat cara yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mendapat Rahmat Allah SwT yakni, silaturrahmi, menghadiri majelis ilmu (taklim), memakmurkan masjid, dan mengasihi orang lain.
“Ada empat cara yang dapat dilakukan oleh manusia untuk selalu mendapat rahmat dari Allah, yaitu: silaturahmi, menghadiri majelis ilmu (taklim), memakmurkan masjid, cinta kasih sayang kepada orang lain tanpa memandang latar belakang sosial dan agama (dalam istilah Jawa: welas asih tumraping sepodho-podho).”
Hal senada disampaikan juga oleh Ketua Takmir Masjid Muhtadin Januri.
“forum pengajian ini sangat strategis sebagai ihtiar kita selaku orang tua untuk membawa keluarga dan anak-anak kita menjadi generasi yang kuat iman dan taqwanya," ujar Januri. (Fri/Pand)
