YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam dunia kesehatan, mental menjadi kunci utama dan fundamental yang tidak boleh diabaikan. Karena hal tersebut memiliki keterpautan antarkeduanya. Artinya, ketika mental seseorang baik, maka sudah dapat dipastikan fisiknya pun juga akan baik.
Demikian disampaikan Hypnotherapist RS AMC Muhammadiyah Gathut Satrio Winahyu, MCH., CHt., MNLP dalam Talk Show Jus Tahu Kuat Talk With us dengan tema "Kesehatan Mental di Kalangan Remaja". Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (18/5) ini diproduksi oleh siswa kelas XI Broadcasting SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan menjadi bagian projek semester genap.
"Menurut penelitian, 80 persen penyakit itu disebabkan oleh pikiran. Jadi sebenarnya, mental itu menjadi kunci. Kalau mental baik, maka fisik juga akan baik. Semakin mental banyak toxicnya (racun, penyakit), maka ini berpengaruh kepada fisik," jelasnya.
Gathut mengatakan hal tersebut berkelindan dengan kesehatan mental. Menurutnya, kesehatan mental menjadi sangat penting bagi manusia. Dengan mental yang sehat, maka manusia bisa aktif dan produktif dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Sebaliknya, bilamana mental buruk, dipastikan terjadi kelesuan menjalani kehidupan.
"Kesehatan mental ini penting sekali. Bahwa kita memulai segala sesuatu berkomunikasi, berinteraksi, dan beraktivitas, kalau dengan mental yang sehat, jauh lebih produktif dan menebarkan (energi) positif kepada banyak orang," tuturnya.
Gathut tidak menafikan belakangan ini kesehatan mental menjadi problematik. Ditengarainya dengan terjadinya kasus-kasus yang mendera kalangan remaja, seperti depresi dan kecemasan. Bagi Gathut, akar tunjang permasalahan itu karena remaja terlalu ringkih mentalnya. Maka, Ia mendorong agar remaja perlu menguatkan mentalnya agar terbiasa menghadapi sengkarut permasalahan kehidupan yang datang silih berganti.
"Usia keemasan (0-7 tahun) itu penting sekali anak-anak kita dibuat memiliki kekuatan mental. Artinya, dia benar-benar dilatih untuk kuat secara mental, memiliki rasa percaya diri, punya keamanan kenyamanan, dan tidak selalu insecure (perasaan tidak percaya diri). Banyak pasien saya setelah ditelusuri, memang usia ini sangat rentan terjadi gangguan kesehatan mental," terangnya.
Gathut mengungkapkan beberapa gangguan kesehatan mental pada kalangan remaja antara lain traumatik dan banyak perlakuan yang cenderung membuat toxic. Selain itu, bisa juga diri mudah iri dengan orang lain. Di sinilah relevansinya mental pada manusia, yang semestinya perlu dijaga sedemikian rupa agar tidak sampai meluruhkan perilaku manusia nan mulia.
"Itu penyebab utama (gangguan kesehatan mental). Ketika pertumbuhan (anak) tidak disertai dengan kesehatan atau pendekatan positif terhadap mental, maka akan berubah perilaku. Kalau awalnya saja tidak didasari dengan sesuatu yang positif, maka apa yang dialami tanggapannya jadi negatif. Karena sejak awal fondasinya kurang kuat (mentalnya)," tegasnya. (Cris)