Oleh: Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Sebagai Muslim, kita tentu mengetahui pandangan Islam mengenai Ya`juj dan Ma`juj dari perspektif Al-Qur'an. Namun, ada sejumlah pihak yang belum menemukan penjelasan logis mengenai tembok besar yang membatasi Ya`juj dan Ma`juj dalam konteks dunia saat ini. Menjadi pertanyaan, apa pandangan logis para sarjana Muslim mengenai persoalan Ya`juj dan Ma`juj ini? Di mana letak tembok tersebut? Bangsa mana yang merupakan Ya`juj dan Ma`juj? Apakah semua ini di luar pemahaman kita?
Bagi kalangan non-Muslim, kisah Ya`juj dan Ma`juj disebut Gog dan Magog. Dalam bahasa Ibrani, huruf jim diucapkan dengan huruf g yang keras, sehingga menjadi Gog dan Magog. Namun begitu, Ya`juj dan Ma`juj atau Gog dan Magog pada dasarnya membahas entitas yang sama, tetapi dengan detail yang berbeda dalam tradisi Yahudi klasik dan tradisi Kristen.
Merujuk kepada Al-Qur'an, hanya ada sedikit pembahasan tentang ini. Detail tentang Ya`juj dan Ma`juj lebih banyak dalam hadits. Sejumlah pertanyaan, seperti terlihat pada awal tulisan ini, sebenarnya banyak berkaitan dengan detail yang disebutkan dalam hadits. Tak jarang deskripsi yang hadir bersifat mitos.
Sebagai contoh, kita memiliki deskripsi tentang apa dan siapa yang disebut Ya`juj dan Ma`juj. Menurut satu riwayat, telinga mereka begitu besar. Ketika hendak tidur, mereka tidur dengan satu telinga sebagai bantal dan menggunakan telinga yang lain untuk menutupi diri layaknya selimut. Orang menjadi bertanya-tanya, apakah mereka ini benar-benar manusia? Dalam tradisi Syiah, ada pemahaman bahwa mereka bukan dari Bani Adam. Mereka adalah spesies yang berbeda.
Jadi siapa mereka sebenarnya? Jawaban atas pertanyaan ini menimbulkan banyak spekulasi. Hadits menggambarkan mereka sebagai kelompok dengan jumlah yang sangat besar. Dikisahkan ketika pasukan Ya`juj dan Ma`juj ini bersiap menyerang, bagian depan pasukannya di Suriah dan ujung pasukan paling belakang berada di Khurasan, sebuah gambaran jarak yang sangat jauh. Ketika Ya`juj dan Ma`juj ini mendekati sebuah danau, mereka akan minum dari air danau tersebut. Sehingga pada saat pasukan terakhir sampai di danau, danau itu sudah keburu kering. Semua air telah habis diminum oleh pasukan Ya`juj dan Ma`juj ini.
Tetapi jika kita merujuk kepada penjelasan Al-Qur'an, kita menemukan, “Mereka tidak bisa kembali sampai terjadinya hari kiamat dan munculnya tanda-tanda kiamat di antaranya yaitu terbukanya penghalang bagi Ya`juj dan Ma`juj yaitu suku yang kejam. Dari setiap tempat tinggi di bumi mereka keluar dengan cepat” (QS 21: 96).
Apa yang terbuka? Yakni Ya`juj dan Ma`juj yang akan dibebaskan, tetapi dibebaskan dari mana tidak secara tepat dinyatakan. Dalam surah lain disebutkan, “Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Ya`juj dan Ma`juj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?” (QS 18: 94).
Zulkarnain membangun sebuah tembok untuk menahan mereka. Namun, detail tentang tembok tersebut sangat sedikit dalam Al-Qur'an tersebut. Dalam hadits disebutkan bahwa mereka terus-menerus mencoba untuk melubangi tembok tersebut, tetapi mereka menyerah di penghujung hari sebelum menyelesaikan proyek tersebut. Kemudian secara ajaib dalam semalam, tembok tersebut menutup diri kembali dengan izin Allah. Pada hari berikutnya mereka harus memulai lagi dari awal. Ini berlangsung selama ribuan tahun dan mereka tidak mendapatkan petunjuk bahwa mereka harus menyelesaikan pekerjaan sebelum tidur.
Ada perbedaan antara hadits dan narasi Alkitab. Dalam Alkitab, narasi tentang ini juga sangat sedikit dan minim. Ada beberapa referensi dalam Taurat di mana dengan aneh dikatakan Gog adalah orang dan Magog adalah nama tempat. Kemudian, hal itu dianggap sebagai Gog dan Magog. Dalam Kitab Yehezkiel ada beberapa detail lebih lanjut, termasuk hal-hal yang bersifat mistis. Begitu juga ihwal ini ditemukan dalam Kitab Wahyu dalam Perjanjian Baru, yang menyatakan bahwa Gog dan Magog sebagai musuh-musuh Kristus. Dalam beberapa hal itu juga ditampilkan dalam penggambaran Islam. Ketika Nabi Isa turun, dia akan membunuh musuh-musuhnya, termasuk Ya`juj dan Ma`juj.
Namun demikian, semua rincian tersebut tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Yang kita ketahui dari Al-Qur'an hanyalah bahwa ada sekelompok orang yang disebut Ya`juj dan Ma`juj. Zulkarnain membangun sebuah tembok untuk menahan serangan mereka atas orang-orang lain. Tetapi berapa banyak orang itu dan berapa banyak yang selamat, di mana mereka berada, dan di mana tembok itu Al-Qur'an tidak menjelaskannya. Kita banyak menemukannya di pelbagai hadits.
Kita hanya mengambil pelajaran dari cerita-cerita ini. Kita bisa membaca bahwa ada orang-orang yang menyebar kejahatan. Mereka harus dihentikan. Lalu ada orang-orang baik seperti Zulkarnain yang beriman kepada Allah. Dia melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi orang-orang yang tidak beroleh perlindungan saat itu.