Pentingnya Menjaga Warisan Peradaban: Kraton Surakarta Hadiningrat

Publish

24 April 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
80
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Pentingnya Menjaga Warisan Peradaban: Kraton Surakarta Hadiningrat

Oleh: Rumini Zulfikar/Penasehat Troketon PRM Troketon

 

"Rum kuncaraning Bangsa Dumunung ono Luhure Budaya" (Sri Susuhunan PB IX).

Ketika penulis menyelusuri Komplek Kraton Surakarta diawali memasuki Gapura Gading, lantas melintasi Alun-alun Kidul terus sampai Kori Kamandungan, lanjut Masjid Agung serta Alun-Alun Lor, Sangga Bawana, menyaksikan keagungan bangunan kokoh serta mempunyai filosofi masing-masing, penulis begitu takjub bangunan kraton. Bagi penulis ini merupakan sebuah pengalaman yang berharga dan sekaligus membukakan mata kita akan pentingnya menjaga, merawat akan sebuah warisan dari peradaban pada masa itu yang mengandung beberapa nilai-nilai utama, secara historis maupun yang lainnya. Karena kraton tidak hanya meninggalkan jejak fisik saja tetapi meninggalkan kultur, budaya, peradaban, yang mana itu semuanya membentuk jati diri seorang yang menjunjung tinggi peninggalan warisan dari para pendahulu kita.

Sejarah dan Peran Kraton

Suatu hari penulis berbincang-bincang dengan seorang Pengageng kraton yang juga merupakan salah satu keturunan PB XII yaitu GPH Surya Wicaksono (Gusti Ninuk). Dari obrolan tersebut bagaimana masyarakat dalam rangka menjaga, merawat peninggalan yang sangat berharga, baik berbentuk bangunan, sastra, budaya, dan lain sebagainya adanya kebersamaan semua komponen yang ada. Ungkap GPH Surya Wicaksono.

Setelah runtuhnya Kesultanan Demak Bintara sebagai penerus Kerajaan Mataram Islam adalah Kerajaan Pajang. Serta dalam perjalanannya Kerajaan Pajang juga mengalami keruntuhan dengan peristiwa Geger Pecinan yang mana memaksa penguasa harus memindahkan kerajaannya dari Kraton Pajang Kartasura ke Desa Sala. Dan pembangunan Keraton kerajaan penerus Mataram Islam dilakukan masa pemerintahan SISKS PB II. Dalam pembangunan dimulai tahun 1743–1744, dan pada tahun 1745 merupakan jumeneng atau tanda berdirinya Kraton Surakarta Hadiningrat.

Setelah itu dilanjutkan oleh para penguasa selanjutnya. Dan dalam catatan sejarah kerajaan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengalami kejayaan pada masa PB X. Kita bisa melihat banyak sekali bangunan-bangunan peninggalan dari masa ke masa. Antara lain: Bangunan Inti Kraton, Masjid Agung, Siti Hinggil, Tugu Pamen, Pasar Gedhe, Gapura Gading, Kereta Jenasah, Pasar Klewer, bahkan Pesanggrahan Langen Harjo, Pesanggrahan Pengging, Pesanggrahan Deles, Pesanggrahan Alas (Pedan), Sumur Paku Buwono (Pedan).

Dalam perjalanannya, kraton mempunyai andil yang sangat besar dalam rangka membangun sebuah peradaban bagi perjalanan sebuah bangsa dan negara ini. Selain itu juga bahwa pada masanya kraton juga mewarisi sebuah peninggalan yang berupa seni budaya, sastra, adat istiadat, kultur dari sebuah bangsa timur yang menjunjung nilai-nilai luhur dari para leluhur kita. Yang mana itu semuanya untuk memberikan pelajaran bagi kita semuanya.

Selain itu peran keraton dalam perjalanan bangsa ini tidak bisa dipandang sebelah mata, karena para Sultan, Raja, Sunan memberikan suport para pejuang-pejuang kita. Hal ini terlihat bagaimana peran PB IV yang diam-diam menyokong perjuangan Pangeran Diponegoro, yang mana sejarahnya masih mempunyai hubungan keluarga. Walaupun itu dilakukan Kanjeng Sunan PB IV dengan diam-diam alias sideman. Dan ketika bangsa Indonesia menyatakan Proklamasi Kemerdekaannya, maka tidak lama setelah itu Sri Susuhunan Paku Buwono XII menyatakan bahwa Nagari Kraton Surakarta Hadiningrat mendukung dan menyatakan bergabung dengan pemerintahan Indonesia dan itu semuanya dituangkan dalam Piagam Penggabungan Kraton Surakarta Hadiningrat, ditandatangani PB XII.

Seiring berjalannya waktu, Kraton Surakarta secara kewenangan dalam mengatur urusan pemerintahan mengalami perubahan dan otomatis maka kewenangan-kewenangan serta pengaruh dalam secara ketatanegaraan mengalami sebuah penurunan juga. Serta sekarang kraton hanya sebatas untuk menggelar acara bersifat upacara adat saja, seni serta peringatan hari-hari besar Islam. Secara power dalam urusan lebih jauh tidak ada lagi.

Walaupun dulu ada Daerah Istimewa Surakarta (DIS), tapi hanya berjalan sebentar karena ada konflik baik di internal kraton maupun aktivis yang tidak suka dengan gaya-gaya monarki.

Pentingnya Handarbeni (Memiliki)

Kita sebagai generasi harus mempunyai rasa memiliki akan warisan budaya sebuah peradaban yang ada di kraton maupun kerajaan. Karena banyak sekali peninggalan kerajaan atau kraton yang saat ini harus menjadi perhatian khusus, bersama-sama baik pemerintah, masyarakat maupun raja, kerabat kraton, pengageng kraton, abdi dalem.

Maka dengan demikian bahwa peninggalan sebuah peradaban tetap terjaga dan generasi penerus tahu, paham, dan akan tahu asal-usul sebuah sejarah itu sendiri.

Jika kita tidak peduli, tidak punya rasa memiliki, maka lambat laun generasi kita tidak akan punya rasa unggah-ungguh dan kehilangan jati diri ketimurannya yang mengandung nilai seni budaya, adab, dan lain sebagainya.

Oleh karena itulah pentingnya mendidik sejak dini pentingnya merawat, menjaga sebuah warisan yang telah ditinggalkan pendahulu kita, baik itu bangunan, budaya, seni, sastra, dan lainnya.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Abdur Rauf. Anggota MPK-SDI PDM Kota Yogyakarta Periode 2022-2027 Warga Muhammadiyah semestin....

Suara Muhammadiyah

24 December 2024

Wawasan

Gugurnya Pejuang dan Solidaritas Palestina Oleh: Teguh Pamungkas, Warga Muhammadiyah Kalsel Tepat ....

Suara Muhammadiyah

10 August 2024

Wawasan

Pro-kontra Tambang dan Komitmen Bermuhammadiyah Oleh : Haidir Fitra Siagian Sebagai organisasi sos....

Suara Muhammadiyah

28 July 2024

Wawasan

Dua Tahun Kepergian Sang Guru Bangsa Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon "Kemerdekaan it....

Suara Muhammadiyah

27 May 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dalam perjalanan memahami kehidupan Nabi Muhammad SAW, kita telah menjelajahi l....

Suara Muhammadiyah

18 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah