Peran Ibu dalam Menjaga Kesehatan Keluarga

Publish

13 January 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

2
106
Istimewa

Istimewa

Peran Ibu dalam Menjaga Kesehatan Keluarga

Oleh: Ns. Tri Wahyuni, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D, Ketua Majelis Kesehatan PW. Aisyiyah Kaltim, Dosen Universitas Muhammadiyah Kaltim

Kesehatan adalah suatu keadaan dimana tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan, tetapi juga adanya keseimbangan antara fungsi fisik, mental, dan sosial (WHO, 2007). Kesehatan merupakan tanggung jawab semua orang, bukan hanya peran pemerintah, namun juga swasta, bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, namun juga tanggung jawab seluruh anggota masyarakat termasuk keluarga.

Keluarga merupakan sekelompok individu yang terhubung karena ikatan pernikahan, kelahiran atau adopsi, yang bertujuan untuk mememlihara budaya serta mendukung pertumbuhan fisik, mental, emosional, dan sosial bagi seluruh anggotanya (Silbert-Flagg & Pillitteri, 2018).

Menurut Kaakinen et al., (2015) Keluarga merupakan unit terkecil dengan berbagai jenisnya, seperti keluarga inti, keluarga besar, keluarga kohabisi dan berbagai jenis lainnya. Dalam keluarga, setiap anggota memiliki fungsi masing-masing. Dalam perspektif lama tentang keluarga, suami berperan sebagai pencari nafkah dan peran istri sebagai pengasuh keluarga, dan pemenuhan kebutuhan domestic.  Namun demikian, dengan kondisi saat ini, Perempuan yang bekerja saat ini juga masih harus mengurus masalah domestic, salah satunya adalah tentang kesehatan keluarga. 

Peran ibu dalam keluarga sangatlah beragam, mulai dari menjadi manajer keluarga, pendidik, psikolog bagi anak dan keluarga, perawat, koki, pelindung, panutan, akuntan keluarga, motivator keluarga, dokter keluarga, fashiondesigner, interiordesigner, sekretaris, ahli perbaikan, sahabat, event organizer, pegawai tauladan, penjaga kebersihan, partner, hingga superhero (Kusaini et al., 2024).

Menjadi seorang Ibu, disebagaian besar pandangan masyarakat Indonesia adalah seorang Perempuan yang ahli meramu bahan pangan biasa menjadi menu menarik di meja makan yang yummyi sekaligus sehat, dengan budget yang pas-pasan. Peran akuntan diperlukan agar kebutuhan keluarga terpenuhi tanpa membuat kasbon di warung tetangga. Karena jika makanan tidak enak, maka anak-anak akan menolak makan, dan memilih makanan diluaran yang tidak sehat namun enak. Peran Ibu dalam menjadi guru sangatlah vital dalam keluarga. Ibu harus menjadi role model untuk anak, tidak saja pinter mengajarkan anak cara berhitung secara manual dengan mengalahkan metode canggih yang belum sesuai dengan usia anak, tapi juga dalam bersikap dan berperilaku. 

Dalam hal kesehatan, peran ibu dimulai sejak sebelum kehamilan. Ibu harus menyiapkan diri agar dalam proses kehamilannya berjalan lancar. Tercukupi kebutuhan mineral esensial untuk terjadinya konsepsi. Dalam proses kehamilan, tidak sedikit ibu mengalami masalah kesehatan selama kehamilan seperti mengalami hyperemesis gravidarum atau mual dan muntah yang berlebihan (Silbert-Flagg & Pillitteri, 2018), sehingga kadang harus terpaksa dirawat di rumah sakit. 

Dalam kondisi ini peran pasangan dan keluarga (dalam hal ini ibu) sebagai support family sangat diperlukan ibu untuk menjalani kehamilan yang terasa berat. Peran ibu berlanjut dalam menjaga kehamilan, dengan rutin melakukan antenatal care (ANC) selama kehamilan sebanyak 6 kali, yang dilakukan secara bertahap, yakni 1 kali pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2 dan 3 kali pada trimester ke 3. Pada periode ini, ibu hamil juga harus berjibaku dengan berbagai tantangan seperti mendapatkan vaksin TT untuk membangun antibody ibu agar terhindar komplikasi pada saat persalinan dan mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayinya. 

Ibu juga harus rajin mengkonsumsi pil penambah darah selama kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia. Anemia dalam kehamilan dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang janin seperti tumbuh kembang janin terhambat, kelahiran premature, berat badan lahir rendah dan perdarahan saat persalinan (Wahyuni & Rungreangkulkij, 2023). Konsumsi pil penambah darah menjadi tantangan tersendiri bagi ibu hamil karena rasa dan baunya membuat mual, juga menyebabkan urin menjadi keruh dan keringat cenderung berwarna, yang bisa menyebabkan ibu hamil merasa khawatir dengan mengkonsumsi pil penambah darah. Hal ini juga diperberat adanya informasi yang salah tentang pil penambah darah yang menyebabkan bayi besar, sehingga akan mempersulit persalinan.

Saat bayi lahir, ibu dihadapkan dengan tugas baru untuk mengasihi bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Tantangan pemberian ASI Eksklusif memerlukan dukungan sepenuhnya oleh suami dan kakek nenek bayi akan keyakinan mereka dahulu tentang makanan bayi. Tantangan seperti ASI yang keluar sedikit (menurut orangtua), kondisi payudara ibu yang bermasalah seperti putting tenggelam, putting datar atau putting belah. Informasi yang tepat pada calon ibu dan ayah saat ANC dan dukungan orang terdekat dan tenaga kesehatan sangat menentukan keberhasilan ibu dalam mengASIhi bayi mereka. Dalam periode satu tahun pertama anak juga merupakan periode pemberian imunisasi dasar anak. Ibu menjadi pengatur waktu untuk bisa membawa anaknya mendapatkan imunisasi dasar secara sempurna. Peran ibu menyiapkan kesehatan anak dalam pemberian imunisasi merupakan salah satu strategi untuk memberikan perlindungan kesehatan anak di masa depan.

Saat anak telah berusia enam bulan, ibu harus mulai menyiapkan diri untuk makanan pendamping ASI yang sesuai dengan kematangan system pencernaan bayi dan menjadi sumber energi untuk tumbuh kembang anak. Ibu harus menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang lain serta kemampuan finansial keluarga. Keputusan ibu dalam pemberian nutrisi bagi anggota keluarga merupakan keputusan besar dalam menentukan kesehatan keluarga. Ibu dituntut cerdas dalam menentukan Keputusan ini, karena kemampuan ibu akan menjadi contoh bagi anak-anak mereka (Goodwin et al., 2005). Ibu juga harus memberikan contoh bagi anak-anak mereka dengan menyediakan makanan sehat agar anak tidak menjadi picky eater. Dalam kondisi jaman yang serba mudah, anak memiliki kesempatan untuk memilih makanan “enak” daripada makanan sehat. Ketrampilan ibu sebagai seorang negosiator akan membantu anak untuk bisa memilih makanan sehat.

Saat anak menjelang akil baliq atau puber, ibu memiliki peranan penting untuk mendaampingi anak, terutama anak perempuan untuk menghadapi menarche (haid pertama kali). Hal ini disebabkan pengetahuan remaja tentang menstruasi kurang, dikarenakan Sebagian remaja mengatakan jika pembicaraan tentang menstruasi dianggap tabu. Bagi mereka yang memiliki kakak Perempuan memiliki pengetahuan tentang menarche dan menstruasi yang lebih baik karena terpapar oleh sibling (Wahyuni & Ritanti, 2024). Ibu tetap menduduki guru terbaik dalam memberikan pengertian tentang menstruasi, kebersihan saat menstruasi, strategi agar tetap merasa nyaman saat haid serta nutrisi yang tepat. Saat ini, usia anak menarche lebih cepat dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya. Status nutrisi anak, jenis makanan yang dikonsumsi dan tontonan anak berpengaruh dalam onset menarche (Angraini et al., 2019). Ibu berperan penting dalam menjaga kebersihan area genital bagi remaja untuk menghindari penyakit seperti keputihan yang berlebihan pada mereka (Ritanti & Wahyuni, 2022).

Ibu juga menjadi pawang untuk kesehatan mental keluarga. Pada saat anak menjelang remaja atau saat remaja, friksi semakin tidak terhindarkan, baik diantara sibling atau dengan orang tua. Ibu seringkali dianggap sebagai pusat keluarga, yang memberikan dasar yang kokoh untuk hubungan antar anggota keluarga, karena kemampuannya untuk membentuk ikatan emosional yang kuat, memberikan perhatian tanpa batas, dan menjadi sumber dukungan yang stabil (Kusaini et al., 2024). Ibu merupakan pengasuh utama yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter anak dengan memberikan kasih sayang dan dukungan emosional tanpa batas. Ibu juga menjadi penengah konflik terbaik dalam keluarga, baik antar sibling maupun antar anggota keluarga yang lain.

Pentingnya peran ibu dalam kehidupan keluarga, menjadikan ibu harus memiliki pengetahuan dan ilmu yang banyak, yang tidak saja didapatkan dari pendidikan formal, namun dari universitas kehidupan, dimana terkadang antara teori dan praktik tidak sejalan. Setiap keluarga mimiliki nilai-nilai kehidupan yang tidak sama, namun ibu akan mewarnai keluarga dengan keindahan yang tidak ternilai karena kemampuannya yang terkadang melampaui nalar. Sehingga agama Islam menyebutkan kasih sayang kepada ibu 3 kali dibandingkan ayah. Ibu, perempuan hebat yang mampu merubah dunia.

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Gunawan Trihantoro. Sekretaris Forum Kreator Era AI (FKEAI) Provinsi Jawa Tengah dan AMM ....

Suara Muhammadiyah

11 November 2024

Wawasan

Usia Aisyah & Bani Quraizhah: Sebuah Kajian Ulang Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Buda....

Suara Muhammadiyah

8 January 2025

Wawasan

Oleh: Izza RohmanKetua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales Australia Alhamdulill....

Suara Muhammadiyah

4 January 2024

Wawasan

Ramadhan dan Serangan Israel Oleh: Teguh Pamungkas, Warga Muhammadiyah Kalsel Kebiadaban tentara I....

Suara Muhammadiyah

8 April 2024

Wawasan

Trilogi Bagian Kedua: Suami istri Saling Menutupi Ketidaksempurnaan Pasangannya Oleh: M. Rifqi Ros....

Suara Muhammadiyah

24 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah