Pondasi Pendidikan Karakter

Publish

26 February 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
839
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Pondasi Pendidikan Karakter

Oleh: Dartim Ibnu Rushd, Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam UMS

Pertama kita sering mendengar istilah karakter manusia. Bahkan kita juga sering mendengar bahwa masalah utama pendidikan adalah lemahnya karakter siswa. Apa sebenarnya karakter itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki dua arti yaitu: pertama sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Kedua, karakter juga bisa bermakna “huruf”. 

Sedangkan menurut Ditjen Mandikdasmen-Kementerian Pendidikan Nasional, karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Definisi terakhir ini yang ada kaitan dengan pembahasan pada artikel ini.  

Menurut W.B. Saunders, bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Atau dengan menggunakan istilah lain karakter adalah sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. Dari beberapa pengertian di atas maka secara sederhana dapat dilihat perbedaan dari “karakter dan akhlak”. 

Di mana karakter sangat identik dengan nuansa intelektual-akademis sedangkan akhlak istilah yang lebih umum dengan nuansa keagamaan. Persamaan antara karakter dan akhlak, keduanya sama-sama berbicara tentang nilai baik buruk suatu perbuatan manusia serta ukuran apa yang digunakan sebagai batasan-batasan. 

Berbeda dengan karakter yang cenderung teoritis dan berdasarkan pemikiran-pemikiran manusia, akhlak didasari oleh adanya aqidah atau keyakinan yang kuat sebagai seorang muslim. Jadi dapat ditarik sebuah benang merah bahwa hubungan antara aqidah dengan akhlak adalah aqidah sebagai dasar atau pondasi akhlak. Atau dengan Istilah lain keyakinan yang tertanam kuat sebagai pondasi dari karakter (termasuk moral dan etika) individu yang baik. 

Oleh karena itu jika kita bawa pada persoalan pendidikan, apabila masalah utama pendidikan adalah masalah akhlak maka yang pertama kali harus diperbaiki atau menjadi fokus perbaikan dalam pendidikan adalah aqidah. Pentingnya penguatan atau penanaman aqidah pada siswa. Aqidah dari murid-murid kita yang harus dikuatkan. Aqidah harus dikuatkan dengan ilmu melalui praktek ibadah yang baik dan praktek amal sholih yang benar. 

Aqidah adalah dasar dari akhlak atau karakter. Akhlak akan menjadi esensi dari setiap perilaku yang muncul di dalam diri manusia. Bila mengutip ayatnya di dalam Al-Quran (Q.S. Ibrahim: 24), seorang muslim yang baik diumpamakan seperti kalimat yang baik, sebagaimana disebutkan “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit”.

Dari ayat di atas mari kita cermati, bahwa kalimat yang baik adalah seperti pohon yang baik. Ciri-ciri pohon yang baik minimal ada dua yakni akarnya teguh dan cabangnya menjulang sampai ke langit. Kalimat yang baik itu adalah perumpamaan dari muslimin yang sempurna. Bagi muslimin perumpamaan akar yang teguh adalah aqidah yang kokoh. Keduanya (aqidah dan akar) sama-sama tidak nampak tetapi keberadaan aqidah begitu penting bagi pertumbuhan individu. 

Ciri-ciri yang kedua pohon yang baik itu harus ada cabang yang menjulang ke langit. Itu artinya cabang sebagai tempat berseminya daun dan buah. Daun dan buah ibarat akhlak yang mulia bagi seorang muslim yang sempurna. Baik akhlak maupun cabang keberadaannya dapat dilihat dan dirasakan oleh alat indra (panca indra).  

Keduanya, yaitu akhlak dan buah dapat dirasakan maupun dilihat secara kasat mata. Ibarat akhlak manusia yang dapat dirasakan manis pahitnya oleh manusia atau orang lain di luar kita. Jadi antara aqidah dan akhlak tidak dapat dipisahkan. Kunci Pendidikan adalah melahirkan manusia dengan akhlak yang mulia (ahsanu ‘amala). Di mana semua itu dimulai dari penguatan aqidah di dalam diri manusia itu (ideologis-teologis) sebagai pondasinya. 

Sebagaimana dikuatkan pada ayat berikutnya yakni Q.S. Ibrahim ayat 26 artinya, “Dan perumpamaan kalimat yang buruk adalah seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun”.

Ayat di atas sangat jelas mengumpamakan kalimat yang buruk adalah kalimat yang tercerabut akarnya dari dalam bumi. Jika akar adalah aqidah atau keyakinan, maka manusia yang buruk itu adalah manusia yang kehilangan aqidahnya. Mereka hidup dalam kebimbangan atau kebingungan. 

Jika masalah pendidikan adalah rusaknya moral, etika dan akhlak, maka itu bisa didiagnosa karena disebabkan hilangnya aqidah. Mereka dalam kebingungan atau ketidakpastian. Keyakinannya lemah dan tidak ada motivasi dalam hidup. Maka solusinya adalah melalui penguatan pendidikan aqidah sembari diberikan teladan-teladan kebaikan dari berbagai tokoh inspiratif, baik itu kisah-kisah para nabi dan para ulama. Harapannya dapat memotivasi dan mendorong siswa untuk menampilkan sikap dan perilaku akhlak (karakter) yang baik. 

“Jika problem pendidikan adalah hilangnya akhlak, maka solusinya adalah penguatan aqidah mereka. Karena aqidah adalah pondasi yang kokoh bagi individu. Ibarat akar bagi sebuah pohon”.  


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Implementasi P5 di Sekolah Dasar Muhammadiyah Purworejo Oleh: Nur Ngazizah, S.Si.M.Pd, Dosen PGSD U....

Suara Muhammadiyah

30 July 2024

Wawasan

Pendidikan Nasional dan Kebangkitan Nasional Oleh: Mohammad Fakhrudin Ketika Perang Dunia II, pada....

Suara Muhammadiyah

18 May 2024

Wawasan

Oleh: Rivandy Azhari Ali Harahap Indonesia adalah negara yang unik dengan kekayaan budaya, agama, d....

Suara Muhammadiyah

20 September 2023

Wawasan

Muhammadiyah di Era Digital: Jembatan Dakwah atau Jurang Pemisah Hari Eko Purwanto, Dosen Ilmu Kom....

Suara Muhammadiyah

21 September 2024

Wawasan

  Oleh: Muhammad Iqbal Rahman (Sekertaris Majelis Tabligh PDM Kabupaten Mojokerto & Ketua....

Suara Muhammadiyah

9 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah