PALEMBANG, Suara Muhammadiyah - Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah baru-baru ini menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LAZISMU 2024 di Kota Palembang, Sumatera Selatan pada 24-26 November 2023. Rakernas ini menjadi ajang evaluasi kinerja LAZISMU pasca Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta November 2022 lalu, sekaligus penetapan target dan program prioritas lima tahun ke depan.
Rakernas dihadiri oleh peserta yang berasal dari seluruh pengurus LAZISMU tingkat wilayah di Palembang. Acara dibuka secara resmi oleh Bendahara Umum PP Muhammadiyah di Asrama Haji Palembang. Adapun struktur organisasi LAZISMU terdiri dari tingkat pusat, wilayah, daerah, dan kantor pelayanan. Namun peserta Rakernas kali ini berasal dari jajaran wilayah, bukan keseluruhan tingkatan tersebut.
Tujuan penyelenggaraan Rakernas antara lain untuk melakukan konsolidasi internal LAZISMU guna mengejawantahkan hasil Muktamar ke-48 Muhammadiyah terkait pengelolaan zakat, infak, dan sedekah. Rakernas juga menjadi wadah evaluasi kinerja LAZISMU lima tahun terakhir, serta penetapan program prioritas dan target capaian lima tahun mendatang. Tema yang diangkat dalam Rakernas LAZISMU 2024 adalah “Penguatan Inovasi Sosial untuk Pencapaian SDGs”.
Rakernas Lazismu 2024 telah menetapkan sejumlah target strategis yang ingin dicapai dalam rangka meningkatkan peran dan kinerja Lazismu ke depannya. Salah satu agenda yang terlaksana dalam Rakernas adalah penandatanganan kerja sama Lazismu Wilayah Sumatera Selatan dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) setempat. Penandatanganan ini bukan merupakan capaian pasca
Rakernas, namun sudah menjadi bagian dari acara Rakernas yang diselenggarakan oleh tuan rumah sebagai agenda tambahan.
Kerja sama dengan KADIN ini diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi dan edukasi kewajiban zakat serta menggalang partisipasi pelaku usaha untuk menunaikan zakat secara rutin ke depannya. Dengan demikian, target peningkatan penghimpunan dana zakat melalui sektor usaha juga dapat terwujud.
Ketua Lazismu Wilayah Sumatera Selatan, Haris Jumadi, mengatakan, "Makanya kami membuka pintu terlebih dahulu di KADIN, selanjutnya di asosiasi-asosiasi."
Selain itu, pada saat pembukaan Rakernas, Lazismu Pusat juga menyerahkan 4 unit mobil operasional "Zakat Quick Response" kepada kantor wilayah yang berprestasi dalam Audit Laporan Keuangan. Mobil tersebut merupakan bantuan yang bersumber dari dana konsumen Alfamidi yang disalurkan melalui Baznas kepada Lazismu.
Penyerahan dilakukan kepada Lazismu wilayah Lampung, Riau, Sulawesi Selatan, dan Lazismu Pusat yang dinilai berprestasi dalam audit laporan keuangannya. Bantuan mobil operasional ini diharapkan dapat menunjang pelayanan dan operasional Lazismu, sehingga target peningkatan mustahik dan penyaluran dana zakat juga dapat tercapai.
Terkait rekomendasi dan target jangka panjang, Rakernas Lazismu 2024 juga telah menetapkan 6 poin output strategis yang akan menjadi acuan seluruh jajaran Lazismu dalam meningkatkan kinerja hingga 5 tahun ke depan.
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujadid Rais, menegaskan, "Kita rencanakan ada program pendampingan atau kawasan sehingga harapannya wilayah-wilayah yang maju secara kapasitas, penghimpunan, dan seterusnya bisa saling berbagi dengan teman-teman di wilayah lain."
Rekomendasi dan output strategis yang telah dirilis tersebut meliputi rumusan definisi dan lokasi percontohan inovasi sosial Lazismu dalam mendukung pencapaian SDGs, target kenaikan penghimpunan dana zakat sebesar 20%, target peningkatan jumlah amil bersertifikat dan cakupan audit laporan keuangan kantor cabang, serta target kenaikan jumlah mustahik. Dengan penetapan target-target ambisius ini, diharapkan kinerja dan kontribusi Lazismu untuk pemberdayaan masyarakat dapat terwujud lebih optimal.
Meski beberapa target sudah mulai terlaksana, tentunya masih diperlukan kerja keras dan komitmen penuh seluruh jajaran Lazismu untuk memastikan seluruh target Rakernas 2024 bisa tercapai bahkan terlampaui. Evaluasi berkala dan strategi yang tepat sangat diperlukan guna mengidentifikasi kemajuan, tantangan dan langkah perbaikan ke depannya agar mampu memberikan dampak nyata dan berkelanjutan dari upaya pemberdayaan berbasis zakat ini. *
